Sambutan Presiden RI pd Acara Nuzulul Qur'an Th 1434 H, tgl. 26 Juli 2013, di Istana Negara, Jakarta

 
bagikan berita ke :

Jumat, 26 Juli 2013
Di baca 1131 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1434 H

DI ISTANA NEGARA, JAKARTA

TANGGAL 26 JULI 2013

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Hadirin dan Hadirat sekalian yang saya hormati,

Saudara-saudara Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air yang saya cintai.

 

Malam ini, dengan penuh rasa syukur ke hadirat Allah SWT, di bulan suci Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan ini, kita dapat kembali menyelenggarakan peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional.

 

Shalawat dan salam, semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikut beliau, dan insya Allah termasuk kita semua, hingga akhir zaman.

 

Lebih dari  empat belas abad yang lampau, Al-Qur'an diturunkan untuk pertama kalinya di tengah-tengah peradaban manusia yang penuh dengan kekacauan dan kegelapan. Turunnya Al-Qur'an bagaikan cahaya penerang dalam gelap, karena ayat-ayat Al-Qur'an sejatinya merupakan tuntunan illahi, yang ditujukan untuk memberikan jalan kebaikan bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

 

Kita semua berharap dan berdoa, semoga peringatan Nuzulul Qur'an pada malam ini, dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Melalui momentum peringatan Nuzulul Qur'an, kita juga diingatkan untuk lebih banyak membaca Al-Qur'an, memahami kandungan isinya, dan mengamalkannya dalam kehidupan kita di alam fana ini.

 

Saudara-saudara,

 

Setelah tadi kita mendengar dan menyimak  dengan seksama, uraian hikmah Nuzulul  Qur'an  dengan tema "Kontekstualisasi Al-Qur'an Dalam Hukum dan Kebebasan" yang disampaikan dengan jelas dan gamblang oleh  Prof. Dr. Achmad Gunaryo, Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Agama, kita semua sungguh mendapatkan pencerahan mengenai hukum dan kebebasan sebagaimana tertuang dalam kitab suci Al-Qur'an.

 

Terima kasih Prof. Achmad Gunaryo, apa yang Bapak sampaikan sangat relevan dan kontekstual dengan apa yang dihadapi oleh bangsa ini. Saya akan menggarisbawahi dan bahkan mengutip sejumlah kalimat Bapak, dan saya juga akan menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh Bapak Suryadharma Ali, Menteri Agama kita tadi. Sambutan saya Alhamdulillah segaris dengan apa yang disampaikan oleh kedua beliau itu.

 

Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan menjadi pegangan kita semua,  menjadi petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang bathil. Al-Qur'an juga berfungsi sebagai peringatan, sebagai rahmat, sebagai penjelas, sebagai berita gembira, dan bahkan sebagai petunjuk hukum dan kehidupan kita sehari-hari.  Al-Qur'an memberi tuntunan kepada kita untuk dapat hidup rukun dan damai. Al-Qur'an juga memberi pedoman bagi umat manusia untuk menjadi pribadi yang santun dan berakhlaq mulia.

 

Al-Qur'an menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering, yang  mengalirkan nilai-nilai ajaran Islam yang luhur, menebarkan keteduhan, memberi ketenteraman, dan menciptakan kedamaian. Dari Al-Qur'an, kita mendapatkan pencerahan sekaligus ketenangan jiwa untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta. Dari Al-Qur'an kita dapat  menggali sumber ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi umat manusia. Dari Al-Qur'an pula, kita mendapat banyak inspirasi untuk membangun tatanan dunia yang lebih aman, lebih damai, lebih adil, dan lebih harmonis.

 

Saudara-saudara,

 

Al-Qur'an juga memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap perlindungan hak asasi manusia. Al-Qur'an mengakui hak asasi manusia sebagai hak yang tidak dapat dikebiri. Saya kutip kalimat Prof. Achmad Gunaryo tadi. Jauh sebelum pengukuhan Universal Declaration of Human Rights oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948, sejak abad ketujuh Masehi, Al-Qur'an telah menempatkan manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Al-Qur'an memberikan  perlindungan dan perhormatan terhadap setiap manusia tanpa kecuali. Islam mengajarkan kita untuk mengasihi dan menyayangi sesama, bahkan kepada mereka yang berbeda keyakinan sekalipun.

 

Hak-hak asasi manusia yang merupakan hak kodrati yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap manusia, tidak dapat dicabut dan dikurangi oleh siapa pun. Hak asasi manusia dalam Islam mengandung prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan, dan penghormatan terhadap sesama. 

 

Islam juga mengakui dan menjamin hak dan kebebasan menyampaikan pendapat. Namun, kebebasan berpendapat dalam Islam bukanlah kebebasan yang absolut, tanpa batas, tetapi semuanya disertai etika dan tanggung jawab. Islam juga menganjurkan umatnya untuk senantiasa menyuarakan kebenaran dan keadilan. Dalam konteks kehidupan kebangsaan kita, masing-masing elemen bangsa harus benar-benar menyadari bahwa di atas kebebasan ada pranata hukum. Mari sungguh kita pahami dan kita jalankan hal ini.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Saat ini, bangsa kita dipandang oleh dunia  tidak sekedar sebagai negara dengan tingkat populasi muslim terbesar di muka bumi ini, tetapi juga diharapkan dapat menunjukkan eksistensi sebagai bangsa yang besar dan berkeadaban. Bangsa yang konsisten mengaktualisasikan nilai-nilai universal Al-Qur'an dalam hukum dan kebebasan. Kita harus dapat memberikan contoh kepada dunia, dan tentunya terlebih dahulu kepada diri kita sendiri, sebagai insan yang beradab.  

 

Pada saat yang sama, kita juga harus menampilkan Islam yang indah, Islam  yang damai, dan  Islam yang melarang tindak kekerasan. Kita harus senantiasa menunjukkan wajah Islam yang ramah dan toleran. Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Kita juga harus menjauhkan diri dari praktik-praktik yang justru melunturkan citra Islam. Janganlah kita mengatasnamakan Islam, tetapi pada praktiknya tidak menunjukkan nilai-nilai dan jati diri keislaman yang luhur.

 

Islam tidak menghalalkan tindak kekerasan secara semena-mena, apalagi berlaku dzalim terhadap sesama. Apa pun alasannya, Saudara-saudara, tindak kekerasan harus kita jauhi. Apalagi tindak kekerasan yang mengatasnamakan agama atau berdalih menegakkan agama. Tidak boleh ada sekelompok orang di negeri ini yang dengan sesuka hatinya melakukan tindakan main hakim sendiri. Perintah amar ma'ruf nahi munkar harus dijalankan dengan aturan yang benar, dengan cara-cara yang benar. Kita memiliki aturan dan pranata hukum yang harus kita taati bersama. Hukum, sekali lagi, harus ditegakkan. Keamanan dan ketertiban masyarakat, rasa tenteram masyarakat, juga harus dijamin dan dijaga.

 

Saudara-saudara,

 

Negara kita menjunjung tinggi hukum. Saya garis bawahi. Hukum harus kita letakkan  dengan semestinya. Apabila ada pihak-pihak atau kelompok tertentu yang merasa paling benar, merasa berhak untuk melakukan tindakan apa saja di luar ketentuan hukum dengan dalih apa pun, termasuk dalih agama, yang akan terjadi adalah kekacauan dan keonaran. Dan bukan itu yang dikehendaki oleh masyarakat kita yang ingin hidup tenang, tenteram, dan damai.

 

Negara kita juga menjunjung tinggi rasa keadilan. Tadi pagi di ruangan ini, saya membuka Rapat Kerja Nasional Bantuan Hukum yang diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, untuk menyamakan persepsi dan langkah bersama dalam memberikan bantuan hukum bagi kaum tidak mampu yang tengah mencari keadilan. Kita ingin dengan berlakunya Undang-undang Bantuan Hukum, berikut peraturan pemerintahnya, maka kita dapat menjamin  hak konstitusional  setiap  warga negara  untuk  mendapatkan  pengakuan,  jaminan, perlindungan, dan  kepastian  hukum  yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.    

 

Keadilan tidak lagi hanya untuk mereka yang memiliki uang dan kekuasaan. Rakyat  tidak mampu atau tergolong  kriteria orang miskin, saat ini,  harus juga  dapat menikmati keadilan. Sudah saatnya kita memberikan perhatian penuh dan rasa keadilan bagi  masyarakat yang tidak mampu dan awam hukum. Saya berharap undang-undang dan peraturan pemerintah yang sudah ada, serta anggaran yang telah kita siapkan dapat digunakan sebaik-baiknya untuk memberikan bantuan hukum kepada kaum miskin dan awam hukum tersebut.

 

Saudara-saudara,

 

Saya ingin mengingatkan sekali lagi, bahwa bangsa kita  adalah bangsa yang majemuk dengan masyarakat yang multi-budaya. Dalam masyarakat yang majemuk itu, keadilan dan sikap toleran menjadi sangat penting. Dapat dibayangkan, jika di negeri ini tidak ada toleransi kepada sesama, maka bangsa kita dapat hancur berkeping-keping. Marilah kita pedomani Al-Qur'an untuk menjaga kehidupan yang harmonis, yang rukun dan damai. Marilah kita berkaca dari pengalaman kita sendiri dan juga pengalaman negara-negara lain, bahwa egoisme yang berlebihan apalagi dalam bentuk radikalisme, hanya akan memundurkan dan merugikan kehidupan dan masa depan bangsa kita.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Mengakhiri sambutan ini, sekali lagi, saya mengajak Saudara-saudara Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air untuk merenungkan makna peringatan Nuzulul Qur'an  yang setiap tahun kita selenggarakan di berbagai tempat dengan khidmat.

 

Di bulan mulia yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah SWT ini, saya mengajak Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air, untuk meningkatkan iman, ilmu, dan kepedulian kita kepada sesama. Marilah kita tingkatkan solidaritas dan kesalehan sosial kita kepada kaum lemah, kaum fakir, kaum miskin, dan kaum dhuafa.

 

Ketika hari Rabu yang lalu, saya menerima Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas, kita patut bersyukur, pengumpulan zakat, infaq, dan shodaqoh melalui Baznas terus meningkat. Tahun lalu telah mencapai Rp. 2,2 trilyun. Namun, semestinya dengan peningkatan ekonomi dan makin banyaknya kelas menengah di Tanah Air kita, pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah akan jauh lebih besar dari yang kita terima sekarang ini. Karena itulah, pada kesempatan yang khidmat ini, sekali lagi, saya mengajak kaum muslimin dan muslimat untuk menyalurkan zakat, infaq, dan shadaqah melalui Baznas dan lembaga amil zakat di daerah-daerah sebagai bagian  dari amal saleh kita untuk memberikan hak-hak kaum miskin dan kaum dhuafa di negeri ini.

 

Akhirnya, melalui momentum peringatan Nuzulul Qur'an malam ini, marilah kita bangun kebersamaan, persatuan, dan kesetiakawanan kita dalam membangun bangsa dan negara kita menuju bangsa dan negara yang lebih maju, adil, terhormat, dan sejahtera.

 

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan, dan karunia-Nya kepada kita semua dalam mewujudkan bangsa dan negara kita yang baldatun thayyibatun wa robbun ghofur.

 

Terima kasih, Saudara-saudara,

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI