Sambutan Presiden RI pd Pembagian Sembako usai Shalat Idul Fitri 1436 H, di Aceh, tgl 17 Juli 2015

 
bagikan berita ke :

Selasa, 04 Agustus 2015
Di baca 1324 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PEMBAGIAN SEMBAKO USAI SHOLAT IDUL FITRI 1436 H

DI PLTD APUNG, KAMPUNG PUNGE, KEC. JAYA BARU, KOTA BANDA ACEH

NANGROE ACEH DARUSSALAM

TANGGAL 17 JULI 2015



Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillaahirobbil'aalamiin, wa sholaatu wa salaamu'alaa asrofil anbiyaai wal mursaliin, sayyidinaa wa habibina wa safi'ina wa maulana Muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa ashaabihi ajma'iin. Amma ba'du.

 

Yang saya hormati, yang saya banggakan seluruh masyarakat Aceh, khususnya Banda Aceh yang pada pagi hari ini hadir.

 

Saya sangat berbahagia sekali di hari kemenangan ini, di hari yang fitri ini bisa bersama-sama dengan masyarakat Aceh. Saya berlebaran di sini, kenapa saya pilih Aceh? Kenapa saya pilih Aceh? Karena Aceh itu Serambi Mekkah, dan berada di paling barat dari wilayah kita Republik Indonesia. Dan ini pertama kali, biasanya memang Presiden itu kalau pas hari raya Idul Fitri pasti di Jakarta.

Saya berfikir, Indonesia ini kan bukan hanya Jakarta. Saya pikir-pikir, waduh saya mau berlebaran di Aceh saja. Kenapa saya cinta Aceh? Karena saya dulu tahun '85, tahun'86, tahun '87 ke sini, pernah di Aceh lama. Di Aceh Tengah, di Takengon tapi sekarang ternyata sudah ganti, bukan di Takengonnya tapi sekarang udah ganti di Bener Meriah terus di Lhokseumawe juga. Jadi saya dulu kalau ke Banda ini udah hampir setiap hari ke Banda Aceh, tapi dulu.

 

Dan, kita semua tahu bahwa Banda Aceh ini kota yang sangat bersejarah, pusat peradaban Islam di Indonesia. Masyarakat Aceh harus sadar itu bahwa Banda Aceh, Aceh ini adalah pusat peradaban Islam di Indonesia. Dan, juga kota atau provinsi yang menjadi bagian pembentuk ke-Indonesia-an kita, membuat Republik ini tetap tegak berdiri. Dulu juga salah satunya karena Aceh, karena masyarakat Aceh, untuk mengingatkan, hingga kita berharap di Aceh menjadi pintu gerbang perdamaian, pintu gerbang persemaian nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai perdamaian.

 

Saya senang sekali saat ini di Aceh, di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dalam keadaan aman, dalam keadaan tenteram, sehingga kita hanya sekarang berfikir bagaimana ekonomi di Nangroe Aceh Darussalam ini bisa bergerak dengan baik. Saya udah berkali-kali bertemu dengan Bapak Gubernur untuk melihat peluang-peluang bagaimana meningkatkan ekonomi di sini. Dan, saya lihat juga di sini banyak sekali peluang-peluang itu dan kita berharap ke depan Aceh menjadi sebuah lokomotif ekonomi, karena dulu saya ingat tahun '85-an, '86 Lhokseumawe sudah menjadi sebuah lokomotif ekonomi tapi karena sesuatu hal sehingga berhenti darinya. Insya Allah nanti akan kita carikan solusi bersama agar bisa hidup dan menjadi lokomotif utama lagi.

 

Akhir kata, saya dan keluarga mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum, minal 'aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan bathin. Terima kasih.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet,

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia