Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Rangkaian Kegiatan Indonesia MDGs, Bali, 26 Maret 2013

 
bagikan berita ke :

Selasa, 26 Maret 2013
Di baca 759 kali

SAMBUTAN

 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERESMIAN PEMBUKAAN RANGKAIAN KEGIATAN INDONESIA MDGs

AWARDS 2012

DI CONRAD HOTEL, TANJUNG BENOA, BALI

TANGGAL 26 MARET 2013

 

 

 

Bismillahirahmannirahim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Om Swastiastu,

Salam Sejahtera untuk kita semua.

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,

Pimpinan dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden,

Para Pimpinan Organisasi Internasional dan Perwakilan Negara-negara Sahabat,

Utusan Khusus Presiden untuk MDGs,

Gubernur Bali dan Bupati Badung, serta para Gubernur, Bupati, dan Walikota se-Indonesia yang hadir dalam acara ini,

Para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian,

Para Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Civil Society, khususnya para Penggiat, Pemerhati, dan Pelopor MDGs yang saya cintai dan yang saya banggakan,

 

Alhamdullillah, hari ini kita hadir di tempat ini, di samping untuk menghadiri rangkaian kegiatan Indonesia MDGs Award, sekaligus untuk membulatkan tekad dan langkah-langkah nyata kita untuk mencapai millennium development goals di negeri kita. Untuk itu, pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Profesor Nila Moeloek atas prakarsanya dan kegigihannya untuk menggerakkan kita semua agar Indonesia benar-benar bisa memiliki prestasi dalam pencapaian MDGs. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, termasuk pimpinan daerah yang juga telah berupaya sekuat tenaga, dan bahkan menjadi contoh, dan menerima penghargaan dalam misi besar untuk mencapai MDGs ini.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Di berbagai kesempatan saya selalu mengingatkan kita semua, bahwa tujuan kita membangun sejak era kemerdekaan hingga sekarang ini, tiada lain adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat kita. Itulah tujuan akhir dari pembangunan. Sementara kita tahu bahwa pembangunan itu berlaku untuk semua, development for all. Bukan hanya segmen atau elemen-elemen tertentu saja dalam masyarakat kita, untuk semua. Sehingga taraf hidup masyarakat akan bisa kita capai, manakala di antara warga masyarakat tidak ada lagi yang miskin.

 

Oleh karena itu, kalau boleh kita sederhanakan ideologi yang kita anut dalam pembangunan adalah untuk mengakhiri kemiskinan. Suatu saat harapan kita, perjuangan kita, tidak ada lagi kaum miskin di negeri ini dan bahkan di tingkat dunia. Mengapa kita harus masih berjuang sekuat tenaga untuk menanggulangi dan mengurangi kemiskinan? Karena saudara-saudara kita yang miskin itu adalah mereka yang tidak memiliki kecukupan pangan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-harinya. Mereka sering tidak memiliki pekerjaan yang layak, mereka juga tidak punya tempat tinggal yang layak, kalau sakit sering tidak bisa memiliki kemampuan untuk berobat, kadang-kadang tidak bisa pula mengikuti pendidikan bagi putra-putrinya, dan segala macam kehidupan yang berat, yang akhirnya kaum miskin itu sesungguhnya memiliki kecemasan dan ketakutan untuk menjalani kehidupan sehari-harinya. Saya mengetahui, karena saya terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang relatif miskin. Oleh karena itulah, secara moral semua pihak harus betul-betul berkontribusi untuk penanggulangan dan pengurangan kemiskinan itu.

 

Saudara-saudara,

 

Tahun 2000 bangsa-bangsa  se-dunia  sepakat  untuk mengadopsi  yang  disebut   dengan

Millennium Development Goals, MDGs. Yang menjadi kewajiban bangsa-bangsa seluruh dunia untuk mencapai 8 sasaran yang telah ditetapkan dalam MDGs itu, termasuk negara kita. Oleh karena itu, karena kita ingin betul kita bisa mencapai 8 tujuan dalam MDGs itu maka secara nasional, termasuk secara kedaerahan, kita juga mengembangkan berbagai kebijakan dan program aksi, serta kemudian menjalankannya agar MDGs bisa kita capai. Kalau Saudara ingat, sejak tahun 2004 telah kita tetapkan strategi pembangunan. Strategi pembangunan pertama 3 jalur, kemudian menjadi 4 jalur four-tracks strategy. Apa itu? Kita ingin pastikan bahwa pembangunan di negeri kita ini adalah pro pertumbuhan. Kalau ekonomi tidak tumbuh, sulit pula untuk melakukan banyak hal yang akhirnya bisa mengurangi kemiskinan kita. Jadi pertama-tama pro-pertumbuhan, yang kedua pro- lapangan pekerjaan, yang ketiga pro-pengurangan kemiskinan, dan yang keempat semua itu tidak boleh merusak lingkungan, sehingga pro-lingkungan.

 

Sementara itu, Saudara juga mendengar dan telah kita jalankan sekarang ini adalah yang disebut dengan program-program penanggulangan kemiskinan, program-program pro- rakyat, baik cluster 1, cluster 2, cluster 3, dan cluster 4. Di samping itu, dalam kerangka MDGs, baik secara nasional maupun secara kedaerahan juga dilakukan berbagai aksi untuk mempercepat dan memperluas pencapaian MDGs. Apa yang dilakukan oleh Utusan Khusus Presiden untuk MDGs sebenarnya juga dalam kerangka percepatan pencapaian MDGs di Indonesia. Saya sudah mengeluarkan Instruksi Presiden, Inpres Nomor 3 Tahun 2010, yang itu juga hakikatnya adalah untuk memastikan kita semua bisa mencapai MDGs ini.

 

Saudara-saudara,

 

Hari ini hingga besok di Bali ini, akan dilaksanakan pula pertemuan High-Level Panel of the Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Meskipun kami, kebetulan saya ada di situ, mengemban tugas untuk menyiapkan kerangka kerja sama pembangunan yang baru setelah tahun 2015, yang saya katakan tadi Post-2015 Development Agenda, tidak berarti MDGs ini lantas tidak perlu kita lakukan percepatan dan perluasan bagi pencapaiannya. Ingat, 2015 masih 2-3 tahun lagi. Di sinilah saya mengingatkan dan mengajak semua pihak, sisa waktu tiga tahun kurang ini, mari kita gunakan dengan sebaik-baiknya untuk benar-benar mempercepat, memperluas, dan mencapai sejauh mungkin yang bisa kita capai, MDGs ini. Jangan karena sudah ada pembicaraan menyangkut kerangka baru, kerja sama pembangunan pasca 2015, lantas upaya kita ini kendor, jangan.  Justru akan indah sekali bagi Indonesia ketika nanti ada new framework tentang kerja sama pembangunan yang baru, MDGs benar-benar kita sukseskan, kita capai dengan baik.

 

Panel mendiskusikan banyak hal, sejak pertemuan pertama kami di New York, kemudian di London, dan di Monrovia, dan hari ini dan esok di Bali ini. Sebenarnya sama dengan yang kita pikirkan, yaitu ending poverty in our time, sama saja. Bahkan beberapa pemimpin dunia, sahabat-sahabat saya, ketika bertemu di berbagai kesempatan mengingatkan, “tolong, janganlah MDGs itu dirombak total.” Kemudian tiba-tiba tahun 2015 muncul kerangka baru yang begitu berbeda dengan MDGs. Itu pikiran dan usulan banyak pihak di dunia. Saya pikir logis.

 

Oleh karena itulah, pada pertemuan London dan Monrovia dari panel ini, saya sebagai salah satu ketua bersama, saya sampaikan ada tiga opsi sebenarnya, seperti apa kerangka kerja sama pasca-2015 mendatang.

 

Opsi pertama adalah, biar saja MDGs yang memiliki delapan goals ini kita pertahankan. Kalau ada yang kurang-kurang, masing-masing goal bisa kita pertajam di dalamnya, atas hasil evaluasi dan pengamatan selama ini. Itu opsi pertama.

 

Opsi kedua, kalau memang diperlukan 1-2 tambahan, bisa saja yang delapan tetap, menjadi 8+, bisa 1, bisa 2 atau 8+ 2 goals atau 10 goals tetapi 8 goals yang dalam MDGs ini biarkan seperti apa adanya. Karena bangsa-bangsa sedunia sudah akrab dan sudah menjalankan semuanya itu. Itu opsi nomor dua.

 

Sedangkan opsi nomor tiga, totally different set up, memang ya baru sama sekali. Saya secara pribadi tidak setuju dengan opsi yang ketiga ini, lebih bagus opsi pertama atau opsi kedua. Tapi ini masih akan terus kita bahas, dan setelah pertemuan di Bali ini, pada bulan Mei akan kita serahkan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa.

Apa pun kerangka nanti dan mudah-mudahan sesuai dengan pemikiran kita, MDGs atau MDGs+, kita harus sungguh menyukseskan pencapaian MDGs dari sisa waktu yang masih ada. 2,5 tahun lebih itu berarti bagi kita, kalau kita sungguh bekerja sangat keras untuk mencapai sasaran MDGs ini.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah sebenarnya yang ingin saya sampaikan, karena yang hadir di tempat ini sesungguhnya adalah pahlawan-pahlawan MDGs. Oleh karena itu, saya bangga, saya berterima kasih tapi tugas belum rampung. Mari terus kita tingkatkan upaya kita, kerja keras kita, bangun koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi sebaik-baiknya. Saya mengajak organisasi internasional, dan negara-negara sahabat untuk bekerja sama dengan Indonesia agar tugas mulia tetapi penuh tantangan ini dapat kita laksanakan dengan baik.

 

Itulah Saudara-saudara, dan dengan pesan, ajakan, dan harapan seperti itu maka dengan terlebih dahulu memohon ridha Allah subhanahu wa taala dan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, rangkaian kegiatan Indonesia MDGs Award dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian.

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Om Shanti Shanti Shanti Om.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

KementerianSekretariat Negara RI