Para undangan yang sudah mulai berdatangan sejak pukul 19.00 itu
dihibur dengan pertunjukan seni tradisional seperti tari perang dari
suku dayak dan permainan musik sasando dari NTT, serta tidak lupa juga
berbagai makanan tradisional Indonesia seperti kue lapis dan sate Bali.
Ada pula pameran batik dan wayang di bagian depan Garden Hall yang
didominasi dekorasi berwarna merah. Cuaca malam di kota Davos yang
dingin seolah tidak terasa karena kehangatan yang terjalin diantara
semua undangan yang hadir.
Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani yang hadir belakangan pada pukul 20.30 waktu setempat, langsung berbaur dengan para tamu yang sudah lebih dulu hadir dan berbincang-bincang akrab dengan mereka.
Sebagai tuan rumah, Presiden SBY memberikan sambutan hangat kepada semua hadirin yang datang dengan menjelaskan bahwa istilah co-co sangatlah menggambarkan Indonesia yang tropis, mengundang, dan lezat. "Namun sayangnya co-co bukan makanan. Co-co adalah colaboration (kolaborasi) dan coopertion (kerjasama)" kata SBY, sambil diikuti tepuk tangan dan tawa undangan yang hadir.
Presiden SBY menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak budaya dan pulau, namun hanya memiliki satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. SBY juga bangga akan adanya hutan tropis, candi borobudur dan pulau komodo serta demokrasi yang berkembang dengan pesat hanya dalam hitungan tahun.
Tak lupa Presiden SBY pun mengucapkan terima kasih kepada negara-negara sahabat atas bantuan yang telah diberikan selama ini, khususnya pasca tsunami di Aceh dan berharap semoga persahabatan Swiss dan Indonesia berlangsung selamanya
Malam itu, beberapa makanan disajikan dalam porsi yang kecil, dan Presiden SBY menjelaskan bahwa itu memang sengaja dilakukan karena ingin masyarakat Swiss dan peserta WEF 2011 menyicipinya sendiri di Indonesia. "Kami ingin anda datang dan menyicipinya langsung di Indonesia. Dan bergabunglah bersama kami di WEF East Asia di Jakarta tanggal 12-13 Juni 2011," seru SBY.
Hadir pula pada Indonesian Co-Co Night kali ini antara lain, Menseneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, Mendag Marie Elka Pangestu, Menpora Andi Mallarangeng, Kepala BKPM Gita Wirjawan, serta Dubes Indonesia untuk Swiss Djoko Susilo. (dit/osa)
Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani yang hadir belakangan pada pukul 20.30 waktu setempat, langsung berbaur dengan para tamu yang sudah lebih dulu hadir dan berbincang-bincang akrab dengan mereka.
Sebagai tuan rumah, Presiden SBY memberikan sambutan hangat kepada semua hadirin yang datang dengan menjelaskan bahwa istilah co-co sangatlah menggambarkan Indonesia yang tropis, mengundang, dan lezat. "Namun sayangnya co-co bukan makanan. Co-co adalah colaboration (kolaborasi) dan coopertion (kerjasama)" kata SBY, sambil diikuti tepuk tangan dan tawa undangan yang hadir.
Presiden SBY menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak budaya dan pulau, namun hanya memiliki satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. SBY juga bangga akan adanya hutan tropis, candi borobudur dan pulau komodo serta demokrasi yang berkembang dengan pesat hanya dalam hitungan tahun.
Tak lupa Presiden SBY pun mengucapkan terima kasih kepada negara-negara sahabat atas bantuan yang telah diberikan selama ini, khususnya pasca tsunami di Aceh dan berharap semoga persahabatan Swiss dan Indonesia berlangsung selamanya
Malam itu, beberapa makanan disajikan dalam porsi yang kecil, dan Presiden SBY menjelaskan bahwa itu memang sengaja dilakukan karena ingin masyarakat Swiss dan peserta WEF 2011 menyicipinya sendiri di Indonesia. "Kami ingin anda datang dan menyicipinya langsung di Indonesia. Dan bergabunglah bersama kami di WEF East Asia di Jakarta tanggal 12-13 Juni 2011," seru SBY.
Hadir pula pada Indonesian Co-Co Night kali ini antara lain, Menseneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, Mendag Marie Elka Pangestu, Menpora Andi Mallarangeng, Kepala BKPM Gita Wirjawan, serta Dubes Indonesia untuk Swiss Djoko Susilo. (dit/osa)
Â
Â
Â
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2011/01/28/6414.html
Â
Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?