Setneg dan JICA Selenggarakan Workshop Indonesia International Capacity Development Program

 
bagikan berita ke :

Jumat, 03 Desember 2010
Di baca 734 kali

Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Ibnu Purna memaparkan bahwa Indonesia melalui Kementerian Sekretariat Negara telah mengkoordinasikan lebih dari 100 program pelatihan yang diikuti lebih dari 6900 partisipasi dari berbagai negara berkembang. Di tahun fiskal ini saja, Indonesia telah mengorganisasikan 10 program pelatihan. Sembilan di antaranya sukses diimplementasikan dengan dukungan dari Japan International Cooperation Agency (JICA). JICA sendiri merupakan salah satu kontributor utama dalam implementasi program-program pelatihan di Indonesia dalam bingkai kerja sama selatan-selatan.

Indonesia telah lama membangun dan mengorganisasikan berbagai program pelatihan namun sisi kualitas dari implementasi program-program tersebut belum pernah dievaluasi secara serius. Karenanya, sudah seharusnya perhatian mulai difokuskan pada evaluasi program-program pelatihan yang diselenggarakan di Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada awal tahun 2010, JICA telah mengundang institusi-institusi di Indonesia yang menangani penyelenggaraan program pelatihan untuk menghadiri workshop di Jepang. Workshop tersebut merupakan forum untuk membahas dan menganalisis isu yang berkaitan dengan peningkatan kualitas program pelatihan. Workshop tersebut kemudian dilanjuti dengan workshop yang kini diselenggarakan di Kementerian Sekretariat Negara. Diharapkan, workshop ini dapat membuahkan masukan yang nantinya dapat menghasilkan rancangan pedoman evaluasi nasional bagi program pelatihan di Indonesia. 

Direktur Kerja Sama Teknis Kementerian Luar Negeri, Siti Nugraha Mauludiah, menambahkan Indonesia belum memiliki national standard operating procedures berkaitan dengan program-program teknis maupun mekanisme evaluasi untuk memeriksa dampak dan efektivitas dari program-program yang telah dilaksanakan. Karenanya, workshop diharapkan dapat menghasilkan poin-poin kongkrit untuk memformulasikan mekanisme international capacity development program yang dilaksanakan di Indonesia.      

Workshop yang juga dihadiri peserta dari berbagai kota seperti Palangkaraya, Singaraja, Malang, Jogjakarta, Bandung, dan Bogor, menampilkan narasumber terkait dengan topik evaluasi program pelatihan, antara lain Country Representative InWEnt, Ralf Sanftenberg, dan, Project Formulation Advisor JICA Indonesia, Shigeki Nakazawa. Tidak hanya itu, sejumlah narasumber berkompeten di bidangnya turut mengisi workshop sehari ini, yaitu, Assistant Director Non-Aligned Movement-Center for South-South Technical Cooperation Achmad Rofi’ie dan Kepala Divisi Pelatihan Internasional BKKBN Sunarto, akan mengisi program “Sharing Indonesia Experiences on Evaluation”.

Program dilanjutkan dengan tema “Identifying the Key Issue on Indonesia International Capacity Development Evaluation” dengan menampilkan beberapa fasilitator yaitu Herliantin dari BBIB Malang, Sunarto dari BKKBN, Sudono dari MMTC Yogyakarta, Adi Sasongko dari Kusuma Buana Foundation, dan Achmad Rofi’ie dari NAM-CSSTC, serta moderator Meri Binsar Simorangkir dari Kementerian Luar Negeri. Lima kriteria yang diangkat menjadi key issue adalah relevance, effectiveness, eficiency, impact, dan sustainability.   

Saat menutup workshop, Plh Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara Rika Kusumawardani mengungkapkan bahwa workshop ini akan menampung seluruh ide dan masukan yang telah disampaikan oleh para partisipan. Kegiatan ini diharapkan tidak berhenti di sini, namun diharapkan dilanjutkan dengan workshop lain agar seluruh ide dan masukan yang telah ada dapat lebih dielaborasi lagi. (humas)       

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0