Sebelum sesi penjelasan keprotokalan, Asisten Deputi Hubungan Masyarakat, Masrokhan membuka acara dengan menjelaskan tugas Kemensetneg, yaitu menyelenggarakan dukungan teknis dan administrasi serta analisis urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara untuk membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. “Kalau dalam dunia penerbangan, Kementerian Sekretariat Negara itu diibaratkan sebagai air traffic control (ATC), yaitu mengatur segala sesuatu yang akan disampaikan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk menyelenggarakan pemerintahan,†jelas Masrokhan.
Â
Pada acara tersebut, Asdep Humas juga menjelaskan berbagai macam bentuk inovasi yang telah dilakukan oleh Kemensetneg. “Kementerian Sekretariat Negara bertekad menjadi Kementerian yang lebih progresif dan terus melakukan inovasi-inovasi dalam membangun institusi menuju Smart Government Institution atau institusi Pemerintah yang bekerja dengan cerdas,†jelas Masrokhan.
Berbagi informasi mengenai keprotokalan merupakan alasan utama dari Human Capital and Finance Executive Manager Bandara Soekarno-Hatta, Indah Suryandari, mengunjungi Kemensetneg. “Kami adalah salah satu fungsi di Angkasa Pura II khususnya Bandara Soekarno-Hatta yang terkait dengan kegiatan keprotokolan. Kami juga memberikan penanganan terhadap pejabat-pejabat negara, karena ada satu ruangan khusus di Bandara Soekarno-Hatta namanya VIP Room yang diperuntukkan untuk pejabat-pejabat Negara,†tegas Indah Suryandari.
Selain itu, ia juga menjelaskan tujuan Angkasa Pura II mengunjungi Kemensetneg adalah untuk benchmark keprotokolan yang ada di Kemensetneg. “Jadi tadi disampaikan bahwa ada SOP tentang VIP Room yang sudah lama belum ter-update, nah ini kami sudah memberikan masukan sekiranya bisa dilakukan update. Kemudian dengan kunjungan kami ke sini banyak hal yang pastinya kami dapatkan,†tambah Indah.
Â
Dalam penjelasan keprotokolan yang disampaikan oleh Kepala Bagian Acara, Biro Protokol Sekretariat Presiden, Yayat Hidayat, disampaikan apa itu protokol, landasan apa saja yang menjadi acuannya, tata tempat, tata upacara, tata penghormatan, dan protokol nusantara. Selain itu, ia juga menjelaskan 7 prinsip umum keprotokalan yang terdiri atas cepat responsif, tepat, aman, nyaman, sederhana, efisien, dan dinamis. “Secara keilmuaan sejauh ini belum ada kampus yang khusus mempunyai jurusan protokol, sebelumnya saya pun kurang menguasai tentang protokol. Sejauh ini belum ada kampus di Indonesia yang jurusannya protokol. Akhirnya keilmuan itu didapat dari ilmu yang berkesinambungan dan saling mendukung ilmu tersebut sehingga sangat koleratif dengan protokol,†ucap Yayat.
Delegasi dari PT Angkasa Pura II sangat antusias mengikuti materi keprotokolan yang diberikan oleh Kemensetneg. “Tadi banyak best practice yang kami dapatkan. Dari sharing season tadi, dan kemudian juga pastinya banyak mendapatkan masukan dari Bapak Asdep Humas,†ujar pemimpin delegasi PT Angkasa Pura II. (IAF,HAN-Humas Kemensetneg)
Delegasi dari PT Angkasa Pura II sangat antusias mengikuti materi keprotokolan yang diberikan oleh Kemensetneg. “Tadi banyak best practice yang kami dapatkan. Dari sharing season tadi, dan kemudian juga pastinya banyak mendapatkan masukan dari Bapak Asdep Humas,†ujar pemimpin delegasi PT Angkasa Pura II. (IAF,HAN-Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?