Video Conference Presiden RI pada Penas XIII Petani Nelayan 2011, Jakarta, 22 Juni 2011

 
bagikan berita ke :

Rabu, 22 Juni 2011
Di baca 760 kali

 

SAMBUTAN PENGANTAR

PRESIDEN RI PADA PEKAN NASIONAL XIII PETANI NELAYAN 2011

DI GOR AJI IMBUT, TENGGARONG, KUTAI KERTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR,

MELALUI VIDEO CONFERENCE DARI ISTANA NEGARA, JAKARTA,

RABU, 22 JUNI 2011

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati,

Saudara Menteri Pertanian, Saudara Menteri Kelautan dan Perikanan, Saudara Gubernur Kalimantan Timur, Saudara Gubernur Jawa Timur, dan para Pejabat pemerintahan yang hadir di Tenggarong, Kutai Kartanegara hari ini,

Saudara Ketua Umum KTNA, serta keluarga besar KTNA dan, para Petani dan Nelayan yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Alhamdulillah, pada hari ini, kita dapat kembali bertemu dan bertatap muka melalui sarana teknologi komunikasi, video conference, hari ini. Dari Jakarta, saya didampingi oleh para Menteri terkait, para pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara, dan para pejabat di tingkat pusat yang lain. Hajat kita hari ini adalah melaksanakan dialog, antara saya, didampingi oleh para pejabat pemerintahan tingkat nasional, dengan saudara semua, utamanya para petani dan para nelayan dalam arti yang luas, untuk bersama-sama, memikirkan masa depan petani, nelayan, serta pertanian dan perikanan kita, yang tentunya untuk peningkatan kesejahteraan rakyat di seluruh Indonesia. Saya tentu tidak akan memberikan sambutan pada cara Penas ini karena sambutan itu sudah disampaikan oleh Bapak Wakil Presiden. Memang protokoler yang kita anut, tidak mungkin Presiden dan Wakil Presiden memberikan sambutan pada acara yang sama. Tetapi mengingat pentingnya dunia pertanian dan perikanan dalam arti yang luas, melihat betapa semangat dan akbarnya perhelatan yang dilaksanakan di Kalimantan Timur ini, saya memandang perlu untuk melaksanakan dialog pada hari ini sebagai wujud dukungan dan kecintaan saya kepada saudara-saudara semua. Tentu saya harus mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Menteri Pertanian, serta Menteri Kelautan dan Perikanan, kepada Gubernur Kalimantan Timur, kepada Pimpinan DPR RI yang membidangi pertanian, kelautan dan perikanan serta, utamanya Saudara Winarno, Ketua Umum KTNA, yang dengan gigih terus memperjuangkan nasib para petani dan nelayan.

 

Saudara-saudara,

 

Sebagaimana saudara ketahui, biasanya saya selalu hadir dalam acara yang diselenggarakan oleh kelompok petani dan nelayan, tidak pernah absen. Tetapi sebagaimana saudara ketahui, ketika Penas ini dibuka, saya masih bertugas di luar negeri yang sudah satu tahun direncanakan, yaitu ke Jenewa, untuk membicarakan nasib para pekerja atau para buruh sedunia, termasuk di negeri kita, agar masa depan mereka juga makin baik. Bagi seorang Presiden, semua harus dimajukan, petani dan nelayan dimajukan, para buruh dimajukan, para guru dimajukan, semua. Warga negara kita yang selama ini menjadi penopang pembangunan harus mendapatkan kepedulian yang lebih, agar mereka juga memiliki masa depan yang lebih baik.

 

Sedangkan ke Jepang, saudara tahu, Jepang mengalami musibah, bencana yang sangat besar. Ketika Indonesia mengalami musibah, seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung berapi, Jepang adalah salah satu negara yang segera datang dan memberikan perhatian serta bantuan yang tidak sedikit. Sewajarnya dan secara moral saya berkewajiban, ketika negara itu mengalami musibah dan cobaan, atas nama rakyat Indonesia, saya datang ke negeri itu. Oleh karena itu, saya tidak bisa hadir pada saat pembukaan, meskipun dulu ingat pada saat Penas di Sumatera Selatan saya hadir. KTNA juga yang menyelanggarakan, pada saat KTNA melaksanakan temu petani dan nelayan menghadapi anomali musim beberapa bulan yang lalu di Sidoarjo, saya juga datang. Oleh karena itu, ketidakhadiran saya memang benar-benar dengan kesulitan waktu bagi saya untuk hadir menemui saudara-saudara semua. Besok pagi di tempat saya ini, saya juga akan melaksanakan pertemuan konsultasi antara Presdien, Wakil Presiden, para Menteri dengan para Pimpinan DPR RI yang juga sudah kita rencanakan dan kita jadwalkan. Oleh karena itu, saya berpendapat meskipun kita tidak bertemu langsung, saya tahu, saudara ingin saya datang, saya pun juga rindu, saya pun juga ingin datang, tetapi dengan teknologi komunikasi ini, insya Allah, kita tetap bisa berkomunikasi dengan baik.

 

Saudara-saudara,

 

Tadi saya katakan Pak Winarno, dari organisasi profesi, pertanian, kelautan, perikanan, memang saya lebih banyak hadir pada acara yang diselenggarakan oleh KTNA. Banyak yang sebenarnya diam-diam iri, mengapa yang selalu dihadiri oleh KTNA. Ada alasannya. Saya senang dengan KTNA. Mengapa saya senang dengan KTNA? Karena setelah sejak saya bersahabat dengan Pak Winarno, kurang lebih 9 tahun yang lalu, tidak saya dengar, atau saya rasakan KTNA ini masuk politik praktis. Jadi lebih banyak memang urusan petani dan nelayan. Bagi saya, senang. Kalau petani nelayan sudah dikotak-kotakkan, politik sana, politik sini, partai politik A, partai politik B, menurut saya kok justru menggangu. Biarkan KTNA menjadi wadah bagi perjuangan dan peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan dalam arti yang luas. Oleh karena itu saya cocok dan beberapa kali saya hadir dan datang datang sendiri.

 

Saudara-saudara,

 

Sebelum kita mulai dialog, saya ingin memberikan penjelasan singkat untuk kita ingat kembali, bagaimana pemerintah memandang dunia pertanian, kelautan dan perikanan serta kehutanan sebetulnya, utamanya, bagaimana pemerintah meletakkan petani dan nelayan dalam pembangunan yang kita laksanakan.

 

Saudara-saudara,

 

Sampai sekarang ini, dan saya yakin, presiden-presiden yang akan datang, pemerintahan-pemerintahan yang akan datang akan terus menjadikan pembangunan pertanian, kelautan dan perikanan, sebagai prioritas di negeri kita ini. Saudara mesti ingat, begitu saya mengemban amanah, menjalankan mandat rakyat, memimpin negeri dan pemerintahan ini, pada akhir tahun 2004, dua hal utama yang saya lakukan. Minggu-minggu pertama, saya sibuk dan aktif berkunjung ke lembaga-lembaga negara, yang menurut saya, selama ini menjadi sorotan publik. Saya datang ke Direktorat Jenderal Pajak, saya datang ke Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, saya datang ke Kejaksaan, saya datang ke Kepolisian, karena menurut saya, meskipun masalahnya berat dan kompleks, kalau lembaga-lembaga itu terus berbenah diri, terus melakukan reformasi, maka yang menjadi sorotan publik dalam arti yang tidak positif akan makin berkurang dan lembaga-lembaga itu akan makin meningkat kinerjanya, menjalankan amanah, kemudian membawa kebaikan. Itu yang pertama. Nah yang kedua, saudara masih ingat, yang segera saya lakukan adalah menetapkan kebijakan revitalisasi pembangunan pertanian, pembangunan perikanan dan kehutanan, yang kita pusatkan di Jatiluhur, Jawa Barat, waktu itu. Ini membuktikan bahwa dua wilayah itulah yang mesti menjadi perhatian dan prioritas pemerintah.

 

Saudara-saudara,

 

Nanti dalam dialog akan muncul. Anggaran pun juga terus kita lakukan. Anggaran pertanian juga terus kita tingkatkan. Angkanya ada. Ini membuktikan bukan hanya ditetapkan kebijakan itu, tetapi anggarannya juga terus kita tingkatkan. Kemudian, saudara saya kira mengikuti, dari pemberitaan media masa, sebagian saudara juga hadir,  tidak terhitung jumlahnya, sejak tahun 2004, kami, saya, pemerintah, mencurahkan perhatian dan hadir bersama-sama, bertemu dengan para petani di berbagai kesempatan, entah meninjau tempat peternakan lele, kampung nelayan, kemudian panen, kemudian mengenalkan pupuk baru, meninjau tempat penelitian dan pengembangan dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak akan pernah berubah untuk meningkatkan pertanian, kelautan, perikanan, dan kehutanan, sebagai sebuah prioritas.

 

Tentu pertanyaannya, apakah semuanya sudah cukup? Apakah tidak ada kekurangan lagi? Apakah berarti tidak perlu ditingkatkan lagi? Tentu tidak. Masih banyak kekurangannya. Masih perlu kita tingkatkan. Masih harus ada yang kita perbaiki. Itulah yang ingin saya sampaikan. Dan, saya lihat di layar tadi tidak kelihatan, begitu di close up kelihatan. Rupanya ada Ketua Komisi IV DPR RI di sini, kemudian ada Gubernur Sulawesi Selatan. Ya, tadi tidak kelihatan, begitu di close up, satu persatu mulai kelihatan. Ini adalah para pahlawan di bidang pertanian yang dapat penghargaan itu. Boleh tepuk tangan yang meriah! Baik, itulah yang ingin saya sampaikan. Sekarang mari kita berdialog. Silahkan disampaikan kepada saya, apa saja yang ingin disampaikan, karena tugas saya bersama para Menteri, bersama para Gubernur, Bupati, Walikota, BUMN, Lembaga Pemerintah Non-Departemen, membikin baiknya kesejahteraan rakyat seluruh Indonesia. Tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tentu tidak bisa selesai sehari dua hari, setahun dua tahun, tapi kami tetap gigih berjuang untuk semuanya itu. Demikian pengantar saya.  

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI