Wapres Dukung Sinergi Industri dan Pendidikan untuk Wujudkan Kemandirian Teknologi Nasional

 
bagikan berita ke :

Jumat, 07 November 2025
Di baca 466 kali

Usai mengunjungi Kampung Singkong Salatiga, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming melanjutkan kunjungannya ke DTECH Engineering (Arumi Motoparts) dan Akademi Inovasi Indonesia (AII) di Krajan Dua, Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (07/11/2025). 

Kunjungan ini menjadi wujud dukungan pemerintah terhadap kolaborasi antara dunia industri dan lembaga pendidikan yang berhasil mengembangkan model bisnis berbasis teknologi tinggi, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat kemandirian dan penguasaan teknologi nasional.

Dalam peninjauannya, Wapres melihat langsung bagaimana sinergi antara DTECH Engineering dan AII melahirkan ekosistem inovasi yang menggabungkan riset industri dengan pendidikan vokasi. Melalui pendekatan teaching factory dan pembelajaran berbasis proyek, siswa dilibatkan langsung dalam pengembangan produk teknologi, mulai dari desain hingga proses manufaktur. Wapres juga melihat produk-produk yang dihasilkan dan pemasarannya yang salah satunya dilakukan melalui penjualan live di platform digital e-commerce.

Wapres menilai bahwa kemitraan strategis antara dunia usaha dan dunia pendidikan seperti yang dilakukan di tempat ini dapat menjadi model pengembangan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri. Sinergi ini memperlihatkan bagaimana pendidikan vokasi mampu mencetak talenta muda yang menguasai teknologi.

Hal tersebut pun diakui oleh Anggi Vandika, seorang lulusan angkatan pertama AAI yang saat ini melanjutkan pekerjaannya di DTECH Engineering. Ia mengungkapkan, kolaborasi antara dunia usaha dan pendidikan memberi dampak baik bagi para siswa vokasi. Sebab, kedua unsur tersebut merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

“Jadi ini link and match, jadi sebenarnya kan perusahaan butuh. Butuh tim, butuh karyawan,“ tutur Vandi.

Ia juga mengungkapkan, bahwa selain dapat membuka lapangan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, kerja sama antara kedua unsur juga dapat membuka kesempatan yang lebih besar lagi untuk para siswa vokasi.

“Kalau lulusan SMK kan mungkin cuma jadi operator gitu,” imbuh Vandi.

“Kalau [untuk] diri sendiri benar, jadi punya kompetensi, terus bisa manage (mengatur). Kalau dulu kan kerja sendiri ya, sekarang aku itu harus manage sebanyak 350an orang. Yang harus di-manage gitu, dari hulu ke hilir, dari produksi, sampai awal dari riset mau bikin apa, sampai jualan, harus paham semua,” tutupnya. (BPMI Setwapres)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0