Wapres: Formalitas Menjebak dan Menipu

 
bagikan berita ke :

Jumat, 05 Oktober 2007
Di baca 1066 kali

Pengalaman panjang pada masa Orde Baru yang beberapa di antaranya masih terbawa hingga kini telah membuktikan hal tersebut.

"Dahulu, semua orang ditatar P4 (Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila) sampai tamat. Tetapi besoknya berkelahi juga, korupsi juga. Jadi, apa maknanya sertifikat itu kalau pemahaman tujuan yang ingin dicapai ke depan tidak dihayati," ujar Wapres saat menerima peserta Pendidikan dan Pelatihan Ketahanan Nasional Pemuda di Istana Wapres, Kamis (4/10).

Diklat yang diikuti 66 pemuda dari 33 provinsi dan meluluskan 56 pemuda itu merupakan program terbaru yang digarap bersama antara Lembaga Ketahanan Nasional, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Departemen Pendidikan Nasional, dan Departemen Pertahanan. Diklat dilakukan selama dua pekan dan ditutup dengan kunjungan kerja ke luar negeri layaknya pejabat negara.

Kepada puluhan pemuda yang sebagian di antaranya adalah kader muda partai politik, Kalla mengingatkan, jika sertifikat diklat yang dikejar untuk dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin atau calon pemimpin, sebaiknya berpikir ulang.

Menurut Kalla, ujian kepemimpinan terletak pada pelaksanaan dari apa yang dipidatokan.

"Tidak ada pemimpin hebat dari kursus ke kursus, dari pendidikan ke pendidikan. Tidak ada! Pendidikan yang terbaik adalah pengalaman. Pengalaman terbaik adalah kegagalan. Kalau ada kegagalan, ada kesempatan untuk memperbaikinya," ujarnya.

Wapres kemudian secara rinci memaparkan masalah yang sedang dihadapi Indonesia dan bagaimana mengatasinya. Menurut dia, Indonesia memiliki semua kriteria untuk menjadi negara maju dan besar, namun kenyataannya hingga 60 tahun merdeka belum maju dan besar, setidaknya setara dengan negara-negara tetangga.

"Apa yang kurang dari kita? Kita punya semuanya, termasuk ketidakpercayaan diri di mana semua digantungkan kepada orang asing. Padahal, kita mampu dan punya kemampuan, tetapi selalu ada perasaan tidak mampu," ujarnya.

Satu hal mencolok yang membedakan Indonesia dengan negara tetangga Singapura, misalnya, adalah soal disiplin dan penegakan hukum.

 

Sumber: http://www.kompas.com/ (5 OKtober 2007)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0