Warga Afrika Belajar Mengenai Peran Tokoh Agama dalam Program Keluarga Berencana dari Indonesia

 
bagikan berita ke :

Senin, 23 Mei 2022
Di baca 795 kali

Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri (KTLN), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia kembali menyelenggarakan program Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), yaitu Online Training on Strategic Partnership with Muslim Religious Leaders in Reproductive Health, Family Planning, Prevention of Gender-based Violence and Child Marriage pada tanggal 23 s.d. 25 Mei 2022.

Pelatihan bertema keluarga berencana ini merupakan program kedua yang diselenggarakan pada tahun 2022. Program sebelumnya dilaksanakan pada bulan Maret lalu dengan menyasar peserta dari negara Asia. Pelatihan kali ini diperuntukkan bagi negara-negara Afrika dan diikuti oleh 42 peserta dari Burkina Faso, Chad, Eswatini, Gabon, Guinea, Kenya, Malawi, Mauritania, Namibia, Pantai Gading, dan Tanzania.

Program dibuka dengan sambutan Noviyanti, Kepala Biro KTLN, Kemensetneg; Anjali Sen, Representative UNFPA Indonesia; dan Prof. Rizal Martua Damanik, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, BKKBN. Turut hadir pada acara pembukaan, perwakilan dari Tim Koordinasi Nasional Kerja Sama Selatan-Selatan Indonesia, di antaranya Maria Renata Hutagalung, Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional, Kementerian Luar Negeri.

Dalam sambutannya, Noviyanti menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia terus berkomitmen kuat untuk melakukan kerja sama teknik dengan negara-negara berkembang melalui berbagi pengalaman, keterampilan, dan pengalaman. Ia pun menambahkan bahwa komitmen tersebut diwujudkan dengan program yang dilaksanakan melalui skema KSST.

”Kolaborasi antara Kemensetneg, BKKBN, dan UNFPA terus membuat cerita sukses implementasi program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di Indonesia,” ujar Noviyanti. Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap para mitra atas kerja sama yang telah terjalin lama dalam program peningkatan kapasitas untuk negara-negara berkembang.

Selanjutnya, Rizal menyampaikan bahwa keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan keterlibatan pemuka agama Islam dalam program keluarga berencana telah sejak lama mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. “Keunikan pendekatan keluarga berencana di Indonesia adalah penekanan terhadap peningkatkan kesejahteraan keluarga melalui peraturan terkait pernikahan anak. Seperti kita ketahui bersama, keterlibatan pemuka agama Islam di Indonesia adalah kunci dari suksesnya perencanaan program keluarga berencana,” kata Rizal.

Anjali turut menyampaikan bahwa program pelatihan ini merupakan kontribusi penting dalam mendukung pelaksanaan program keluarga berencana dan pencapaian kesetaraan gender. Ia juga menambahkan bahwa topik mengenai keluarga sangat relevan di masa pandemi, mengingat cukup meningkatnya kasus kekerasan yang dialami perempuan. “Saya berharap peserta dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan antarnegara peserta,” ucap Anjali.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan terkait keluarga berencana, kesehatan reproduksi, dan pencegahan dan respons terhadap kekerasan berbasis gender dan pernikahan anak dari beberapa narasumber, yaitu, Furqan la Faried, Nur Rofiah, Alissa Wahid, Risman, dan Samidjo.

 

For more information, please contact:

Bureau for Foreign Technical Cooperation

Ministry of State Secretariat

P: +6221 38901135

E: biro_ktln@setneg.go.id

Web: http://ktln.setneg.go.id  ;  https://isstc.setneg.go.id/ 

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0