Wejangan Presiden RI pada acara Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional, di Cipanas, Jabar tgl. 9 Agt 2014
WEJANGAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
LOMBA CIPTA SENI PELAJAR NASIONAL 2014
DI ISTANA KEPRESIDENAN CIPANAS
TANGGAL 9 AGUSTUS 2014
Â
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Bapak, Ibu, Para Tamu Undangan yang saya hormati dan saya muliakan,
Anak-anakku Para Peserta Lomba Cipta Seni Pelajar yang saya cintai dan saya banggakan,
Â
Alhamdulillah sebagaimana disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tadi, hari ini kita dapat kembali menyelenggarakan Lomba Cipta Seni Pelajar pada tingkat nasional Yang ke sembilan kalinya. Tadi, Pak Nuh juga menyampaikan sebagian dari kita bertanya, apakah tradisi baik ini, apakah ajang untuk mengembangkan bakat seni anak-anak kita, para remaja kita ini masih akan dilakukan di tahun-tahun mendatang. Kita berharap kegiatan yang baik seperti ini dilanjutkan oleh presiden kita nanti, pengganti saya nanti beserta pemerintahan yang dipimpinnya. Insya Allah dalam masa transisi setelah presiden terpilih sudah ada, karena sekarang sebagaimana diketahui masih dilakukan persidangan pada tingkat Mahkamah Konstitusi, tetapi nanti, begitu sudah ditetapkan siapa yang menjadi presiden terpilih maka saya akan berbicara dengan beliau, berharap agar kegiatan yang baik seperti ini tetap dilaksanakan di waktu-waktu yang akan datang.
Â
Mengapa kegiatan ini penting? Semua masih ingat, ketika negara kita mengalami krisis besar pada tahun 1998. Sejak itu, situasi di negeri kita sangat diwarnai oleh hiruk-pikuk dan hingar-bingar tentang reformasi, demokratisasi, dan pembangunan kembali ekonomi yang porak poranda karena krisis itu. Tanpa disadari, yang mengemuka, yang menjadi perhatian publik adalah dunia politik. Politik itu, asalkan tahu, hasilnya adalah menang dan kalah. Politik itu sering menimbulkan jarak, pertentangan, dan perselisihan di antara anak bangsa, meskipun politik dan demokrasi juga diperlukan. Ada sisi baik dari politik agar rakyat ini bisa memilih siapa pemimpin yang dikehendaki dan wakil-wakil yang dikehendaki pula, itulah politik.Â
Â
Tetapi kalau hanya politik yang mewarnai kehidupan di negeri ini tentu tidak baik karena ekonomi kita hancur di waktu krisis itu. Maka tidak kita sadari, perhatian terhadap pembangunan ekonomi dan dunia usaha atau dunia bisnis juga sangat mengemuka. Asalkan tahu, bisnis itu kodratnya adalah untung dan rugi. Ada yang untung, ada yang rugi karena bisnis di antara kita juga bisa berselisih, berjarak, saling mengalahkan, saling ingin memenangkan. Ekonomi penting, bisnis penting. Tanpa bisnis, tidak ada lapangan pekerjaan. Tanpa bisnis, tidak ada pajak. Tanpa pajak, pemerintah tidak bisa membangun, tidak bisa membiayai pembangunan.
Â
Banyak sisi baik dari bisnis dan ekonomi tetapi kalau kehidupan di negeri ini hanya diwarnai oleh bisnis tentulah juga tidak baik, padahal kita ingin kehidupan di Indonesia ini, kehidupan masyarakat ini adalah kehidupan yang damai, yang teduh, penuh dengan toleransi, penuh dengan persahabatan, penuh dengan kedekatan satu sama lain. The good society yang hendak kita bangun dan tuju menghadirkan pula masyarakat yang rukun, masyarakat yang halus budinya, yang memiliki cinta dan kasih sayang satu sama lain. Dengan demikian kehidupan menjadi selaras, serasi, dan seimbang.Â
Â
Cerita tentang kasih sayang, cerita tentang kedamaian, cerita tentang kehalusan budi, itu semua biasanya tidak kita ketemukan di dunia politik ataupun di dunia bisnis, justru itu tumbuh bersemi di dunia seni dan budaya. Oleh karena itulah, ketika kita ingin Indonesia yang kita cintai ini tumbuh menjadi negara yang makin maju, makin adil, makin sejahtera, dan makin berkeadaban menjadi tugas moral kita semua untuk memberikan ruang yang terhormat dan cukup bagi berkembangnya dunia seni dan budaya  di negeri tercinta ini. Dengan demikian, maka kehidupan di Indonesia akan selaras, serasi, dan seimbang.Â
Â
Bapak, Ibu, Hadirin yang saya cintai,
Ini adalah terakhir kalinya saya sebagai Presiden RI yang sedang mengemban amanah untuk menghadiri acara yang penting ini. Saya mau cerita sedikit atau mungkin pernah saya ceritakan, saya ceritakan lagi.
Â
Pada tahun 1995 dan 1996, saya bertugas di Bosnia sebagai Komandan Pengamat Militer Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai peacekeeper. Yang ingin saya ceritakan adalah di Kota Zagreb, Ibukota Kroasia, tempat markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, saya tengah berjalan di centrum, itu mungkin di downtown, di pusat Kota Zagreb, saya melihat ada toko buku kecil. Saya datang ke situ, saya lihat memang semuanya berbahasa lokal. Saya bertanya, "Apakah ada yang berbahasa Inggris?" "Ada, Pak, tapi hanya sedikit. Kurang lebih hanya sekitar 100 bukulah karena toko bukunya juga kecil."Â
Â
Lantas saya lihat judul-judulnya, saya ambil satu buku, kecil, dengan judul 'Educating Hearts and Minds', mendidik hati dan pikiran. Bukunya tipis, ternyata ditulis oleh seorang perempuan, seorang ibu berkebangsaan Amerika Serikat yang tinggal di Jepang selama lebih dari tujuh tahun. Kemudian yang konon putra dari ibu itu mengikuti SD di Jepang.Â
Â
Yang menarik adalah, menurut buku itu, waktu itu tidak banyak pelajaran yang diajarkan di tingkat SD. Tetapi yang ada adalah, yang menarik, di samping bahasa, di samping sejumlah subject, ada kesenian diantaranya adalah seni musik dan beberapa seni. Saya baca mengapa ada seni musik dan seni ternyata itu untuk menghaluskan budi, membangun kasih sayang, membangun kerukunan di antara anak-anak kita yang insya Allah akan menjadi kerukunan di antara warga banga dan bahkan manusia sejagad.Â
Â
Oleh karena itulah, menurut pandangan saya ketika pertama kali kita laksanakan Lomba Cipta Seni Pelajar ini, kita ingin di negeri tercinta ini jangan sampai terlambat untuk membangun karakter manusia Indonesia melalui pendekatan seni dan budaya. Inilah makna besar mungkin sekarang belum dirasakan, but someday lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, lima belas tahun lagi kalau di Indonesia ini dari Sabang sampai Merauke, kita memberikan apresiasi, memberikan penghargaan, memberikan pengakuan, dan rasa hormat kepada dunia seni dan budaya maka kehidupan bangsa Indonesia di masa depan adalah kehidupan bangsa yang baik, yang penuh dengan keadaban, yang damai, penuh dengan harmoni dan toleransi.Â
Â
Itulah pentingnya kegiatan ini dan semoga presiden kita yang baru nanti dan pemerintahan yang dipimpinnya berkenan untuk melanjutkan program ataupun kegiatan yang saya pandang baik dan positif ini.Â
Â
Tadi malam, di ruangan ini, saya bertemu dengan para seniman dan budayawan, sebagian  besar musisi, pencipta lagu, penyanyi, produsen. Sebagian adalah penyair yang menulis puisi, membacakan puisi. Meskipun juga ada aktor film, Wakil Gubernur Pak Dedi Mizwar, ini juga seniman, budayawan, dan banyak lagi tadi malam yang hadir. Apa yang disampaikan oleh beliau-beliau, kakak-kakak dari anak-anak semuanya, para maestro seni dan budaya, mereka rindu di negeri tercinta ini rasa keindahan, estetika di samping kebenaran atau logika, dan etika yang menyangkut baik dan buruk. Mari kita perkuat arus ini, mari kita selamatkan bangsa ini ke depan menjadi bangsa yang rukun, bersatu, dan tentu bangsa yang maju dan sejahtera dengan meletakkan dunia seni dan budaya di letaknya yang terhormat.
Â
Bangsa yang masih bergelut untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya biasanya dalam ilmu ekonomi dikatakan manakala income per capita, pendapatan per kapita di sebuah negara masih di bawah 5000 dolar, maka yang menjadi prioritas adalah soal makan dan minum, dan kebutuhan sehari-harinya. Tetapi nanti makin maju bangsa itu, makin sejahtera kehidupannya, dan ketika pendapatan per kapita sudah mendekati 10.000 apalagi lebih dari 10.000, 20.000 dolar Amerika per tahun per kepala maka masyarakat itu, the society akan menghargai, menghormati, dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada karya seni dan budaya.Â
Â
Insya Allah, pada saatnya, masa itu akan dating. Dan, para seniman dan budayawan yang berkiprah di dunia seni dan budaya ini, pada saatnya nanti akan mendapatkan apresiasi yang jauh lebih tinggi dari masyarakat, dari bangsa yang mulai atau yang makin sejahtera dan menghormati hasil karya cipta, termasuk karya seni dan budaya itu.Â
Â
Itulah latar belakang mengapa ini kita lakukan dan semoga berlanjut menjadi kegiatan yang baik. Dan, yang penting pula anak-anakku, saya lihat tadi bersama yang lain, karyanya luar biasa, boleh tepuk tangan. Pak SBY bangga, Pak SBY senang, demikian juga bapak ibu yang lain melihat bakat dan karya dari anak-anak sekalian. Saya yakin para juri akan bingung nanti mana yang urutan pertama, kedua, dan sebagainya. Di mata saya, betul kata Pak Nuh, kalian semua adalah sang juara. You are the champions, membanggakan.
Â
Saya juga tahu hadir para alumni, para mantan juara pada Lomba Cipta Seni tahun-tahun sebelumnya. Kalian semua juga adalah orang-orang yang hebat. Pak SBY semua mendoakan agar anak-anakku, baik yang sedang mengikuti Lomba Cipta Seni termasuk fotografi, maupun yang sudah menjadi alumni memiliki masa depan yang baik. Kalian akan menjadi putra putri bangsa yang berhasil, menjadi pemimpin-pemimpin di negeri ini sekaligus menjadi seniman dan budayawan yang berhasil pula.
Â
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua, kepada para menteri terkait dengan jajaram kementeriannya, kepada dewan juri, kepada seniman budayawan yang memberikan bantuan dan kontribusinya, kepada pimpinan provinsi Jawa Barat dan Kota Bogor, dan semua pihak yang memungkinkan kegiatan Lomba Cipta Seni Pelajar ini berlangsung sejak tahun 2006 hingga sekarang ini.
Â
Itulah yang ingin saya sampaikan, anak-anakku sekalian, dan Pak SBY dulu juga seperti kalian, senang membuat puisi, senang bermain musik, senang melukis, dan lain-lain. Saya setelah tidak menjadi presiden nanti, akan bergabung pula dengan para seniman dan budayawan untuk bersama-sama menghidupkan dunia seni dan budaya di negeri tercinta ini.
Â
Selamat bertugas, semuanya selamat belajar, Anak-anakku. Tuhan beserta kita, sekian.
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI