Keterangan Pers Presiden RI atas Perkembangan Situasi di Libya, Cipatat, 23 Agustus 2011

 
bagikan berita ke :

Selasa, 23 Agustus 2011
Di baca 991 kali

 

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ATAS PERKEMBANGAN SITUASI DI LIBYA

TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

DI PUSDIKIF, CIPATAT, JAWA BARAT

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Saudara-saudara,

 

Kita semua tengah mengikuti perkembangan situasi yang ada di Libya, khususnya di kota Tripoli. Apa yang kita saksikan, Indonesia berpendapat bahwa, saat sekarang ini adalah saat yang membahayakan bagi keselamatan penduduk Tripoli pada khususnya, dan rakyat Libya pada umumnya. Oleh karena itu, seraya Indonesia masih tetap prihatin dengan perkembangan situasi di Libya, Indonesia berharap dan menyeru, agar perkembangan situasi keamanan yang critical di Tripoli ini, tidak mendatangkan lebih banyak lagi korban jiwa para penduduk sipil, atau mereka yang  tidak berdosa.

 

Secara lebih luas, Indonesia berharap agar konflik kekerasan dan sebutlah perang saudara yang ada di Libya ini segera berakhir. Ini semata-mata tentu untuk melindungi keselamatan rakyat Libya, dan manakala harus ada babak baru dalam kehidupan bangsa di Libya, sebagaimana yang diperkirakan oleh banyak pihak, termasuk perkiraan kita sendiri, hendaknya masa depan Libya itu benar-benar ditentukan oleh bangsa Libya sendiri, dengan melibatkan semua komponen yang ada di Libya.

 

Saat ini adalah bulan Ramadhan, umat Islam sedunia tengah menjalankan ibadah Ramadhan. Ada pelajaran sejarah yang amat mulia, ketika Rasulullah Nabi Muhammad SAW memimpin peperangan dan harus merebut kembali kota Makkah Al-Mukarramah pada zamannya. Dicemaskan waktu itu, ketika pasukan memasuki kota Mekah, dikira akan ada pembalasan, dikira akan ada pertumpahan darah, tetapi kearifan Rasulullah yang luar biasa, hari yang sangat mencemaskan waktu itu, beliau tetapkan sebagai hari kasih sayang, hari pengampunan, dan akhirnya selamatlah kota Mekah dari kekerasan yang tidak perlu, dari jatuhnya korban pada penduduk sipil, atau mereka-mereka yang  tidak berdosa. Saya kira patut untuk kita renungi, pelajaran sejarah yang maha agung itu, dan kita tetap berharap agar terjadi proses yang baik, berakhirnya konflik dan kekerasan di Libya ini, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, pada saat memimpin pasukan memasuki kota Mekah pada waktu itu.

 

Saudara-saudara,

 

Keadaan di Tripoli khususnya, dan di Libya umumnya, memang masih serba belum pasti, masih belum menentu, meskipun kita bisa mengikuti manuver-manuver militer yang ada di sana dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, kembali kepada harapan dan seruan Indonesia, yang saya sampaikan beberapa saat yang lalu, yang sebenarnya Indonesia berharap ada penyelesaian damai, penyelesaian politik, bukan kekerasan, bukan peperangan, tapi segala sesuatunya diserahkan kepada bangsa Libya, untuk menentukan masa depannya sendiri dengan proses yang baik. Oleh karena itu, manakala konflik atau kekerasan, ataupun perang saudara ini berakhir, Indonesia sungguh berharap, yang mesti dilakukan oleh sahabat kita, pemerintah Libya adalah memulihkan keamanan dan ketertiban, law and order, melindungi penduduk, atau memproteksi penduduk sipil. Kemudian manakala dilaksanakan transisi demokrasi, benar-benar melibatkan seluruh elemen rakyat Libya, dengan demikian masa depan Libya benar-benar seperti yang diinginkan oleh bangsa Libya sendiri. Kita juga berharap dengan selesainya konflik ini pada saatnya nanti, Libya bisa kembali berkonsolidasi membangun diri, bertransisi menuju masa depan yang diinginkan oleh rakyatnya, seraya memulihkan perekonomian mereka.

 

Sebagai catatan, sebelum konflik terjadi, Libya adalah negara penghasil minyak, produsen minyak yang memproduksi minyak 1,6 juta barel setiap harinya. Menjadi peringkat 12 negara produsen minyak terbesar di dunia. Setelah terjadi perang saudara, konflik dan kekerasan, produksinya menurun 90 persen, sehingga sekarang tinggal 100.000 barel perhari. Inilah juga membikin tidak stabilnya harga minyak pada pasaran global, yang  tentunya tingginya harga minyak. Fluktuasinya harga ini berpengaruh pada ekonomi bangsa-bangsa sedunia, termasuk berpengaruh kepada perekonomian kita. Kitapun punya kepentingan, masyarakat dunia juga punya kepentingan agar perekonomian global, khususnya dari aspek produksi minyak yang dikonsumsi oleh hampir semua negara, itu bisa kembali normal, dan kemudian membawa kebaikan bagi bangsa sedunia.

 

Yang terakhir, yang ingin saya sampaikan saudara-saudara, melihat perkembangan situasi yang semakin tidak menentu dengan tingkat bahaya dan resiko yang tinggi, maka setelah kita mengevakuasikan warga negara kita dari Libya, kitapun sudah menghentikan pekerjaan kantor perwakilan kita di sana, dan untuk sementara waktu tugas-tugas diplomatik dan keperwakilanan itu di-handle atau ditangani oleh kedutaan besar atau perwakilan kita yang ada di Tunisia.

 

Itulah saudara-saudara pernyataan saya, sekali lagi bangsa Indonesia mendoakan semoga konflik dan peperangan saudara segera berakhir di Libya. Saudara-saudara kami di Libya selalu mendapatkan lindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dan kemudian bisa membangun masa depannya yang lebih baik lagi, sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

 

Terima kasih saudara-saudara atas perhatiannya.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI