KETERANGAN PERS PRESIDEN RI, KUNJUNGAN RESMI PM. MALAYSIA ISTANA MERDEKA, 23 APRIL 2009

 
bagikan berita ke :

Kamis, 23 April 2009
Di baca 796 kali

KETERANGAN PERS DAN DIALOG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN WARTAWAN

PADA KUNJUNGAN RESMI PERDANA MENTERI MALAYSIA

DI ISTANA MERDEKA, JAKARTA

PADA TANGGAL 23 APRIL 2009

 

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Yang Mulia Bapak Perdana Menteri Malaysia,

 

Hadirin, Anggota Pers yang saya cintai,

 

Alhamdulillah, hari ini Indonesia mendapat kehormatan menerima kunjungan pertama Perdana Menteri Malaysia, Yang Mulia Bapak Dato' Sri Mohammad Najib Bin Tun Haji Abdul Razak, dan ini merupakan kunjungan resmi beliau yang pertama sebagai Perdana Menteri ke Indonesia. Dalam kunjungan ini juga telah dilakukan pertemuan bilateral yang berjalan dengan baik, penuh dengan suasana kekeluargaan, dan produktif, dalam arti menghasilkan sejumlah komitmen dan kesepakatan untuk melanjutkan kerja sama dan bilateral yang telah berlangsung selama ini.

 

Dalam pertemuan bilateral kami juga menggarisbawahi kembali apa yang telah kita sepakati dalam pertemuan konsultasi di Malaysia pada tahun 2008 dan juga dalam pertemuan konsultasi yang baru saja dilaksanakan di Indonesia bulan lalu, yang waktu itu dipimpin oleh Perdana Menteri, Bapak Abdullah Badawi. Tentu saja tidak ada kesulitan apapun karena Yang Mulia Bapak Perdana Menteri, sebelum menjabat sebagai Perdana Menteri juga Wakil Perdana Menteri, sehingga dalam policy development, beliau terlibat penuh. Dengan demikian, apa yang telah kita lakukan akan terus kita lanjutkan dan bahkan kita sepakat untuk mencari new opportunities, agenda-agenda baru yang tentu lebih menghasilkan sesuatu yang konkret menyangkut kerja sama di antara kedua negara.

 

Dalam pertemuan bilateral ini, kami membahas sejumlah isu dan hal-hal yang kami kerja samakan. Pertama, dibidang ekonomi. Kami senang karena apa yang menjadi salah satu strategic goals untuk meningkatkan volume perdagangan Indonesia-Malaysia telah dapat diwujudkan. Sebagai contoh 2007 kita mencapai US$ 11,5 milyar Amerika Serikat. Tahun lalu atau tahun berikutnya lagi, kita telah mencapai US$ 15,3 milyar Amerika Serikat. Barangkali ada sedikit perbedaan angka statitistik, tetapi yang penting adalah meningkat secara signifikan, dan ini membuktikan bahwa kedua negara bisa meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, khususnya perdagangan dan juga investasi, yang juga melakukan peningkatan.

 

Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertanian, termasuk food security, termasuk pula bagaimana, karena kami berdua adalah penghasil sawit terbesar di dunia, juga bisa mengsinergikan policy kita, langkah-langkah kita sehingga membawa keuntungan, membawa benefit yang baik.

 

Di bidang beras misalnya, dalam rangka membangun ASEAN Food Security, kami juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral dalam meningkatkan produktivitas dan produksi beras ini, utamanya di Indonesia, dan tentunya nanti akan dilakukan pula oleh negara-negara lain di ASEAN.

 

Di bidang energi kami sepakat untuk melanjutkan kerja sama, di bidang listrik, di bidang minyak dan gas, dan juga bioenergi. Di bidang pariwisata, kami sepakat untuk melakukan kerja sama berdasarkan prinsip connectivity dan complimentary yang tentunya membawa manfaat bagi kedua bangsa.

 

Di bidang tenaga kerja, saya tadi mengucapkan terima kasih kepada Malaysia karena saudara-saudara kita Warga Negara Indonesia yang bekerja di Malaysia, dan apa yang kita sepakati untuk terus mengatasi masalah jika muncul menyangkut tenaga kerja Indonesia, antara pemerintah Malaysia dan Indonesia dalam perkembangannya berjalan baik, dan makin banyak masalah yang dapat kami kelola dengan baik pula.

 

Di bidang pertahanan, kita sepakat untuk melanjutkan kerja sama yang telah berjalan dengan baik, termasuk kemungkinan kerja sama dibidang industri pertahanan. Operasi bersama di Selat Malaka juga kita lakukan dalam kerja sama menghadapi transnastional crime, juga kita sepakat untuk melanjutkannya.

 

Di bidang pendidikan, kami tadi mengucapkan terima kasih bahwa di Kota Kinabalu sudah ada sekolah untuk anak-anak Indonesia, dan saya mengusulkan tadi di pedalaman Sabah juga bisa dibangun pusat kegiatan belajar masyarakat, terutama untuk putra-putri tenaga kerja kita yang bekerja di pedalaman Sabah.

 

Saya tadi juga menyampaikan rasa syukur karena Eminent Person Group yang telah dibentuk atas kesepakatan Putra Jaya tahun lalu, telah mulai bekerja dan nampaknya memiliki peran yang baik.

 

Menyangkut bilateral, sebagaimana Saudara ketahui ada Warga Negara Indonesia yang merupakan ABK TB Mashendra VII yang dibajak di Somalia, dan kedua negara bersepakat untuk melakukan kerja sama bagi mencari solusi atas penyanderaan itu.

 

Saudara-saudara,

 

Khusus yang regional, kami membahas tadi kelanjutan ASEAN Plus Three Summit yang kemarin batal dilakukan, Chiang Mai Initiative, dan juga satu kerja sama regional, kerja sama multilateral menghadapi illegal migrants yang bulan-bulan terakhir ini terus meningkat.

 

Itulah dari segi Indonesia yang dapat saya sampaikan dalam berkaitan dengan pertemuan bilateral yang baru saja kami laksanakan. Saya persilakan Yang Mulia Bapak Perdana Menteri untuk memberikan penjelasan kepada pers.

 

(Keterangan Pers Perdana Menteri Malaysia)

 

Terima kasih Yang Mulia atas penjelasannya kepada pers dan Saudara-saudara sekarang saya memberi kesempatan bagi yang ingin mengajukan pertanyaan, baik kepada Yang Mulia Perdana Menteri Malaysia maupun kepada saya, saya persilakan.

 

Dialog dengan wartawan

 

Sdr. Gunanto, Tempo:

 

Terkait dengan persoalan Ambalat, ini sepertinya cukup sensitif juga, sampai sekarang belum selesai, tapi tampaknya kedua negara sedang mempersiapkan eksplorasi sumber daya alam di wilayah tersebut. Yang saya tanyakan, bagaimana komitmen kedua negara untuk menyelesaikan persoalan ini?

 

Presiden RI:

 

Baik, kami bersepakat bukan hanya dalam pertemuan bilateral ini, tapi juga pada pertemuan sebelumnya dengan Perdana Menteri Abdullah Badawi menyangkut penyelesaian batas laut di sebelah Timur Kalimantan atau di sebelah Timur Sabah, dan di sebelah Barat Sulawesi, untuk diselesaikan melalui perundingan. Kedua negara telah memberikan mandat kepada juru runding untuk melanjutkan perundingan itu. Dalam pertemuan ini juga disepakati untuk terus mendorong penyelesain melalui perundingan itu agar progresnya juga nyata dan dapat kita ukur.

 

Meskipun tidak dibahas dalam pertemuan bilateral ini, eksplorasi sumber daya alam yang ada di sekitar tempat itu justru Indonesia berpandangan manakala batas laut ini dapat diselesaikan dengan baik, dengan semangat yang baik sebagai sesama negara ASEAN dan sahabat dekat, maka opportunity untuk mengembangkan sumber daya alam, utamanya minyak dan gas, bagi Indonesia dan bagi Malaysia tentu akan digunakan dengan baik.

 

Saya tentu saja melihat ini satu peluang yang bagus untuk terus merundingkan batas di antara kedua negara ini, menyangkut wilayah itu. Dengan demikian di masa depan kita juga bisa melakukan pembangunan sumber daya kelautan atau sumber daya energi untuk kepentingan kedua bangsa. Itu cara pandang Indonesia dan itulah yang mendasari semangat kami untuk terus melanjutkan perundingan yang menyangkut tapal batas itu.

 

Sdri. Novi, Investor Daily:

 

Pada bulan Mei, tepatnya tanggal 11 sampai dengan 15 itu Indonesia menjadi Tuan Rumah Coral Triangle Initiative di Manado. Indonesia dan Malaysia sebagai salah satu bagian daripada CTI itu telah berkomitmen untuk melakukan menyukseskan penyelenggaraan konferensi itu. Saya mau bertanya kepada Bapak Presiden dan Bapak Perdana Menteri, sejauh mana komitmen antara Indonesia dan Malaysia sebagai bagian inti dari CTI itu. Bagaimana dengan sharing pendanaan, karena saat ini kita, CTI itu mendapat pendanaan dari negara-negara mitra seperti Australia dan Amerika Serikat, dan juga Indonesia dalam hal ini mengusulkan agar Sekretariat CTI itu berkedudukan di Indonesia, bagaimana tanggapan Bapak-bapak Pemimpin sekalian.

 

Presiden RI:

 

CTI atau Coral Triangle Initiative itu satu prakarsa yang pertama kali kita sampaikan dalam APEC Summit di Sidney tahun 2007. Bapak Abdullah Badawi dan saya hadir dalam APEC Summit itu, dan gagasan ini mendapatkan respon yang postif dari dunia, baik peserta APEC Summit maupun kemudian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat dunia.

 

Tentu saja karena ide ini atau prakarsa ini baru kita sampaikan dua tahun yang lalu, dan baru melangkah pada kerangka kerja sama yang kita bangun dan baru akan dilaksanakan summit, insya-Allah pada bulan Mei yang akan datang, bulan depan, tentu detail dari bentuk kerja sama termasuk financial sharing di antara negara anggota maupun komunitas global tentu justru itulah yang akan menjadi salah satu agenda summit nanti.

 

Tentu Indonesia berterima kasih atas perhatian dan bantuan dari pihak dunia, dari bank, dari negara-negara sahabat, dari international organisation untuk mendorong dan membantu dari segi pendanaan, dari CTI itu. Saya tadi sudah menyampaikan undangan kepada Bapak Najib, dan Alhamdulillah beliau mengatakan, insya Allah, bisa hadir, tentu saja ini forum yang bagus untuk kita bicarakan bersama nanti tentang kelanjutan dari kerja sama yang amat baik ini, karena kita ingin berkontribusi dalam penyelamatan bumi. Membangun satu balance antara carbon emision dengan carbon absorbance. Orang lupa bukan hanya hutan yang bisa mengabsorbsi carbon dioksida tetapi juga lautan juga coral dan sebagainya. Ini very strategic dan ini bagian dari upaya global untuk menyelamatkan bumi kita, dan sekretariat itu sebetulnya baru akan kita bicarakan nanti, tentu karena Manado pertama kali dilaksanakan World Ocean Conference dan CTI Summit, maka tentu bagus kalau tempat itu sekaligus nanti kita pikirkan sebagai suatu sekretariat di mana pemantauan dari progress kerja sama kita ini terus dapat dikelola dengan baik.

 

Sdr. Hasran, TV 3 Malaysia:

 

Pertanyaan saya, bagaimana hubungan di peringkat kepimpinan yang sudah terjalin bisa dipertingkatkan di antara rakyat kedua-dua negara?

 

Presiden RI:

 

Saya menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh Bapak Perdana Menteri Malaysia, bahwa semangat dan komitmen kita amat tinggi untuk terus memelihara hubungan bilateral termasuk kerja sama dan kemitraan kedua bangsa dan negara. Pada tingkat leaders, kita sepakat untuk memelihara justru hubungan yang bersifat pribadi, agar apapun masalah yang muncul segera bisa kita kelola dengan baik. Di waktu yang lalu banyak sekali masalah yang muncul, tetapi akhirnya karena kecepatan kita dalam berkomunikasi, saya dengan Pak Lah misalnya, Alhamdulillah bisa kita selesaikan. Beliau dan saya sepakat untuk melanjutkan tradisi yang baik ini.

 

Yang kedua, kita juga telah membentuk Eminent Person Group yang didedikasikan untuk itu, untuk terus mencari jalan atau cara yang paling baik untuk terus mengakrabkan persahabatan kedua bangsa. Kita juga menggarisbawahi people to people contact, kerja sama di antara pemimpin muda, young leaders, bahkan di antara Pramuka dan Pengakap, saya sangat aktif untuk menjembatani hubungan baik di antara anak-anak muda kita.

 

Kemudian begini Saudara-saudara ya, saya ingin menyampaikan sekali lagi. Negara yang bertetangga seperti Indonesia dan Malaysia, meskipun hubungan kami sangat baik, sangat dekat, banyak faktor-faktor yang meniscayakan bahwa kedua bangsa mesti bersahabat dengan baik, karena bertetangga, karena terus berkomunikasi, selalu ada masalah-masalah yang muncul along the way. Kalau kita hidup di sebuah desa, hidup bertetangga dengan tetangga kita, sekali-sekali ada masalah, kalau kita dengan rumah di lain kota, di lain provinsi, hampir tidak ada masalah. Indonesia dengan misalnya mana, Ireland barangkali, Indonesia dengan Costa Rica barangkali nggak ada masalah apa-apa, tapi yang dekat-dekatan selalu ada masalah-masalah. Tapi yang penting masalah itu kalau kita kaitkan dengan keseluruhan hubungan dan kerja sama amatlah kecil, jangan kepentingan besar menjadi terganggu oleh masalah yang kecil. Oleh karena itu, the spirit is mari kita kelola dengan semangat persaudaraan yang tinggi dan saya yakin, saya optimis bahwa semua masalah itu bisa kita kelola, dan pada saatnya people to people contact akan manifest menjadi suatu kekuatan sebagai investasi bagi pengokohan hubungan kedua bangsa.

 

Saudara-saudara dengan demikian selesai, saya ucapkan terima kasih.

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan

Sekretariat Negara