Keterangan Pers Presiden RI, Sebelum Bertolak ke Portugal, AS, dan Jepang, Jakarta,tgl.18 Sept 2014

 
bagikan berita ke :

Kamis, 18 September 2014
Di baca 1087 kali

KETERANGAN PERS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SEBELUM BERTOLAK KE PORTUGAL, AMERIKA SERIKAT, DAN JEPANG

DI BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA, JAKARTA

TANGGAL 18 SEPTEMBER 2014

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Saudara-saudara,

 

Sebagaimana Saudara ketahui, saya beserta delegasi akan melaksanakan tugas internasional, berkunjung ke luar negeri, dan ini insya Allah merupakan tugas internasional serta kunjungan luar negeri saya yang terakhir dalam kapasitas saya sebagai Presiden Republik Indonesia.

 

Kunjungan ini juga kunjungan yang terpanjang dari segi waktu, 12 hari selama 10 tahun saya memimpin negeri ini. Karena ada tiga kegiatan bilateral yang kami lakukan dalam kunjungan ini, yaitu di Portugal, di Amerika Serikat, dan di Jepang. Kemudian, yang tidak kalah pentingnya, justru yang paling lama adalah kegiatan multilateral. Tugas dan kegiatan saya di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB di New York. Insya Allah setelah tinggal landas dari Jakarta, saya dan delegasi akan melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Portugal selama 2 hari. Dan ini adalah kunjungan saya pertama ke Portugal, kunjungan kedua Presiden Indonesia setelah Bung Karno dulu berkunjung ke Portugal pada tahun 1960, 54 tahun yang lalu.

 

Saudara ketahui bahwa pertama kali kita menjalin hubungan diplomatik dengan Portugal pada tahun 1950, sekitar 25 tahun kemudian hubungan kita mengalami pembekuan karena integrasi Timor-Timur ke Indonesia waktu itu. 25 tahun kemudian, kita melakukan normalisasi hubungan bilateral dengan Portugal. Dan bahkan tahun 2012, 2 tahun yang lalu, Presiden Portugal, Anibal berkunjung ke Indonesia. Oleh karena itu, saya wajib untuk berkunjung sekarang ini, untuk masuk ke normalisasi yang penuh, sambil menatap ke depan, mengakhiri masa lampau yang tidak nyaman antara Indonesia dan Portugal selama sekitar 25 tahun, karena kebersamaan Indonesia dengan Timor-Timur waktu itu. Dan, Portugal juga merupakan mitra penting Indonesia sekarang ini. Contoh, perdagangan kedua negara tahun lalu meningkat 80%. Dan, tentu ada peluang lagi yang bisa kita lakukan ke depan. Kunjungan saya juga saya niatkan untuk meningkatkan kerja sama bilateral, termasuk kerja sama-kerja sama ekonomi yang saya sebutkan tadi.

 

Dari Portugal, kami akan langsung menuju ke New York, Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan, inilah yang paling banyak menyita waktu saya dan delegasi, karena memang ada sejumlah agenda  yang akan saya hadiri atas permintaan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, dan permintaan para pemimpin dunia, sahabat-sahabat saya untuk Indonesia yang saya wakili bisa mengikuti serangkaian kegiatan. Pertama, jelas saya akan menyampaikan pidato di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan ini pidato terakhir saya, farewell saya di hadapan majelis yang mulia itu.

 

Di samping itu, di New York, juga akan dikukuhkan penominasian saya untuk menjadi Presiden dan Chairman dari Global Green Growth Institute, lembaga internasional yang masrkas besarnya di Korea Selatan, atas permintaan para pemimpin dunia terkait, saya diminta untuk memimpin lembaga itu, mulai November tahun ini hingga November tahun 2016. Insya Allah saya bersedia, karena memang topiknya, isunya penting bagi dunia, dan bahkan bagi Indonesia sendiri, yaitu Sustainable Growth With Equity, terutama Green Growth Development.

 

Di New York, saya juga akan memimpin pertemuan Ketua Bersama Indonesia dengan Meksiko, yang disebut dengan Open Government Partnership, yang sejumlah pemimpin negara juga hadir dalam pertemuan itu. Diharapkan Presiden Obama dan sejumlah pemimpin dunia hadir dalam Open Government Partnership Summit yang akan dilaksanakaan di New York, yang akan saya pimpin bersama Presiden Meksiko.

 

Kemudian juga ada pertemuan Climate Summit, yang dipimpin Sekjen PBB, saya akan berpartisipasi di situ. Lantas juga ada pertemuan yang berkaitan dengan Redd+, kerja sama kita dengan Norwegia, dengan elemen-elemen internasional yang lain, yang juga penting bagi kita untuk melanjutkan upaya pelestarian hutan yang menjadi prioritas Indonesia, dan bahkan prioritas dunia. Juga di situ akan ada Indonesia Side Event, ingat Saudara-saudara, bahwa persoalan Kelapa Sawit, itu kita sering dihadang, dibatasi, dipersulit ketika memasarkan produk kita. Padahal Indonesia sudah mengikuti kaidah-kaidah internasional untuk memenuhi aspek lingkungan dan persyaratan-persyaratan, persyaratan lain. Oleh karena itulah, salah satu diplomasi kita, perjuangan saya pribadi memastikan bahwa tidak hambatan bagi produk-produk Indonesia di luar negeri, karena akan sangat mengganggu perdagangan kita. Kita ingin adil, perdagangan itu di samping free, menurut saya juga fair. Dan inilah yang akan kita perjuangkan, antara lain melalui forum yang akan kita laksanakan di New York beberapa saat nanti.

 

Saudara-saudara,

 

Tentu ada pertemuan bilateral yang dipersiapkan dari sekian banyak yang ingin bertemu dengan pemimpin Indonesia, sementara kami merencanakan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Presiden Meksiko, Perdana Menteri Belanda, dan Perdana Menteri Australia. Itulah yang paling sibuk kegiatan saya beserta delegasi dalam kunjungan ke luar negeri ini sekitar 4 hari total.

 

Di samping ada undangan-undangan lain yang berkaitan dengan ini semua, dari Sekjen PBB misalnya, dari salah satu anggota High Level Panel on the post 2015 Development Agenda dari aspek food security, yang saya pimpin pada saat High Level Panel itu bekerja bersama Perdana Menteri Inggris dan Presiden Liberia.

 

Saudara-saudara,

 

Delegasi dan saya akan melanjutkan kunjungan ke Washington DC untuk acara bilateral, antara lain yang akan kami lakukan adalah meresmikan Patung Saraswati sebagai simbol kerja sama kebudayaan Indonesia dengan Amerika Serikat dan masyarakat internasional. Saya juga akan meresmikan masjid, yang disebut dengan Masjid IMAM, IMAM Center, IMAM singkatan dari Indonesia Moslem Association in Amerika, disingkat IMAM Center. Dan ini penting, bahwa kita hadir menunjukkan Islam sebenar-benar Islam yang teduh, yang damai, yang menjalin persahabatan, mencintai keadilan, dan semoga ini menjadi duta dari Indonesia, dan duta dari umat Islam Indonesia yang ingin bersahabat dengan bangsa mana pun, sepanjang itu berdiri di atas kebenaran, keadilan, dan kemaslahatan.

 

Di Washington DC saya akan gunakan untuk melaksanakan pertemuan dengan para pemimpin Islam Amerika Serikat. Kita prihatin dengan situasi di Timur Tengah, situasi di Irak dan Syiria. Kita khawatir kalau ISIS itu menimbulkan permasalahan baru, termasuk di negara-negara Islam. Oleh karena itu, Indonesia ingin aktif untuk mencari solusi bersama, bukan hanya operasi militer yang akan dilaksanakan oleh pihak-pihak Barat ataupun komunitas internasional yang lain. Bagi Indonesia yang diperlukan adalah solusi politik dan solusi non-militer yang kira-kira lebih permanen, baik, bermartabat, dan itu realistik. Itulah salah satu tema yang akan kami bicarakan nanti di Washington DC ketika bertemu dengan para pemimpin Islam di Amerika Serikat, dan pemimpin non-Islam di Amerika Serikat.

 

Di Washington DC saya diminta untuk memberikan ceramah di George Washington University, dan ini juga kesempatan saya untuk menyampaikan siapa itu Indonesia, dan apa yang kita lakukan untuk menjalin kemitraan dan kerja sama dengan masyarakat internasional.

 

Dari situ Saudara, saya dan delegasi akan melanjutkan kunjungan ke Kyoto Jepang, 1 hari di sana, dan akan saya gunakan untuk melaksanakan pertemuan dengan pimpinan persahabatan Jepang-Indonesia, pimpinan dunia usaha, kalangan perguruan tinggi, friends of Indonesia atau Indonesianis. Dan intinya adalah menutup masa bhakti kami, Under Indonesia-Japan Comprehensif Partnership yang harapannya agenda-agenda penting bisa kita tuntaskan sambil membuka jalan mempersiapkan untuk Presiden Jokowi melanjutkan di waktu yang akan datang. Justru tema di Kyoto adalah dari from SBY to Jokowi, dalam arti kerja sama dan hubungan Indonesia dan Jepang yang selama ini memiliki kekuatan dan manfaat bersama bagi kedua negara. Dan saya juga akan diundang oleh universitas di Kyoto untuk menyampaikan ceramah, kuliah, berkaitan dengan posisi Indoneisa dengan, di dunia internasional, termasuk persahabatan Indonesia-Jepang.

 

Itulah Saudara-saudara, keseluruhan rangkaian kunjungan kami, tugas kami semua. Dan masih ada kegiatan-kegiatan lain di samping ini, sehingga memang meskipun 12 hari dipotong perjalanan sekitar 3 hari, 9 hari itu akan penuh sekali dengan berbagai kegiatan. Selebihnya akan kami jelaskan nanti di, baik Amerika Serikat, di Portugal, di Amerika Serikat, maupun kesempatan yang lain.

 

Terima kasih atas perhatiannya.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI