Keterangan Pers Presiden RI Selesai Pelaksanaan KTT ASEAN Ke-18, Jakarta, 8 Mei 2011
KETERANGAN PERS
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
SELESAI PELAKSANAAN KONFERENSI TINGKAT TINGGI KE-18 ASEAN
TANGGAL 8 MEI 2011
DI JAKARTA CONVENTION CENTER, JAKARTA
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Saudara-saudara,
Selaku Ketua ASEAN, saya akan memberikan penjelasan tentang hasil Konferensi
Tingkat Tinggi ASEAN, atau ASEAN Summit
ke-18 yang berlangsung sejak tanggal 7 Mei kemarin dan tanggal 8 Mei hari ini
di Jakarta.
Saya tahu Saudara telah mengikuti jalannya konferensi, juga telah mendapatkan
penjelasan tentang agenda konferensi, termasuk apa yang telah dilakukan oleh
jajaran menteri ASEAN. Saya tidak akan mengulangi apa yang telah dijelaskan
oleh para menteri atau informasi yang telah Saudara dapatkan.
Saya hanya akan memberikan highlight dari apa yang menjadi perhatian
utama para leaders, para pemimpin ASEAN, dalam ASEAN Summit ke-18 di Jakarta ini. Dari
sejumlah isu penting yang dibahas, saya akan menyampaikan sepuluh isu utama,
yang saya yakin juga menjadi perhatian Saudara semua dan perhatian publik.
Pertama adalah konektivitas ASEAN. Kami, para pemimpin ASEAN menggarisbawahi
bahwa tujuan untuk membangun konektivitas ASEAN itu harus segera diwujudkan.
Oleh karena itu, master plan yang berkaitan dengan ASEAN connectivity,
semua sependapat untuk ditindaklanjuti, sehingga semua negara itu melakukan
upaya, baik untuk membangun konektivitas di negaranya masing-masing, maupun
untuk membangun konektivitas regional atau ASEAN connectivity, apakah
itu dengan membangun infrastruktur, transportasi, telekomunikasi, bahkan
sebenarnya people-to-people contact, itu juga bagian untuk membangun
konektivitas ASEAN.
Kita berharap konektivitas ASEAN yang terus kita bangun dan wujudkan pada
saatnya nanti, bukan hanya akan menggerakkan perekonomian regional, mobilitas
barang, jasa, manusia, tetapi juga pada saatnya bisa mengurangi disparitas,
mengurangi kesenjangan, sehingga bisa narrowing the development gap
antara negara-negara ASEAN. Itu isu pertama yang menjadi perhatian kita,
konektivitas ASEAN, dan dalam kerja sama lebih lanjut, ini juga menjadi
prioritas pada tingkat ASEAN.
Yang kedua adalah food security dan energy security. Kami, para leaders
merasakan bahwa pada tingkat dunia terdapat gejolak, harga pangan dan harga
minyak bumi atau crude, dengan volatilitas yang tinggi, bahkan pada
bentangan waktu 6 bulan terakhir terdapat kenaikan yang sistematis. Ini tentu
memberikan dampak yang tidak baik bagi upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dan bahkan sebagaimana diketahui oleh masyarakat dunia, kenaikan harga pangan
yang terus melambung tinggi, termasuk harga minyak, yang juga berimplikasi pada
kenaikan harga pangan, langsung atau tidak langsung, itu meningkatkan jumlah
angka kemiskinan pada masyarakat dunia.
Oleh karena itu, kami bersepakat untuk bersama-sama melakukan kerja sama
regional menghadapi ancaman kecukupan pangan, terutama harganya dan juga ketahanan
energi.
Khusus di bidang pangan, ASEAN sepakat untuk betul-betul bisa meningkatkan
produksi pangan, termasuk produktivitasnya, kemudian bisa membangun cadangan
beras pada tingkat regional, bisa mengembangkan investasi di bidang pertanian,
termasuk kerja sama di bidang research development and innovation, agar
produksi komoditas pangan betul-betul dapat ditingkatkan.
Kami juga sepakat untuk melanjutkan kerja sama ASEAN dengan mitra ASEAN, yaitu
ASEAN Plus Three, di dalam membangun
cadangan pangan pada tingkat kawasan yang lebih luas. Kami berharap bahwa
dengan peningkatan produksi dan produktivitas dan kerja sama yang riil, maka
kawasan ini bisa memiliki ketahanan pangan yang lebih tinggi. Dengan demikian,
bisa mengatasi yang disebut dengan gangguan terhadap food security.
Energy security
, kami sepakat untuk lebih banyak mengembangkan sumber-sumber
energi yang lebih inovatif, energi terbarukan, geothermal misalnya, hydro
power, dengan mensinergikan apa yang bisa kita lakukan di kawasan ini. Kami
juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara lain, misalnya
ASEAN dengan plus three countries, yaitu Jepang, Korea Selatan dan juga
China di dalam pengembangan energi terbarukan ini. Saudara-saudara, itu adalah
isu kedua yang menjadi perhatian utama dalam ASEAN Summit kali ini.
Berikutnya lagi adalah yang berkaitan dengan conflict management dan conflict
resolution, utamanya yang sekarang menjadi perhatian publik, bahkan
perhatian dunia adalah dispute perbatasan Thailand dan Kamboja. Pemimpin
ASEAN memiliki sikap yang sama, dan mendorong baik Thailand maupun Kamboja,
untuk memilih peaceful solution, mencegah terjadinya eskalasi konflik,
dan segera melakukan semua upaya untuk mencegah terjadinya kontak tembak di
antara kedua militer, Kamboja maupun Thailand.Â
Indonesia dalam kapasitasnya sebagai Chair of ASEAN telah melakukan berbagai upaya untuk menjembatani, memfasilitasi
dengan mengajukan sejumlah pikiran, agar sekali lagi, bisa dicapai satu solusi
damai sesuai dengan semangat ASEAN. Dengan demikian perdamaian tercipta, dan
cita-cita ASEAN untuk membangun ASEAN political security community itu
benar-benar bisa diwujudkan. Itu isu yang ketiga.
Sedangkan isu yang keempat adalah berkaitan dengan regional architecture.
Sebagaimana Saudara ketahui di kawasan Asia, Asia Timur, Asia Pasifik terdapat
banyak regional grouping, ada ASEAN, ada kerangka ASEAN Plus One, ada kerangka ASEAN Plus Three, ada East Asia Summit, ada APEC sebetulnya, yang anggotanya sebagian
besar juga negara-negara di kawasan ini, bahkan ada ASEAN Regional Forum, yang juga sudah ada di kawasan ini.
Diskusi kami adalah apa yang bisa dilakukan oleh ASEAN, apa yang bisa
diperankan oleh ASEAN, agar semua regional architecture itu saling
bekerja sama, saling memperkuat agar kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, bahkan
Asia Pasifik menjadi kawasan yang damai, aman, dan stabil. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi bisa lebih ditingkatkan.
Â
Dalam konteks ini, kami, ASEAN
bersepakat untuk terus memainkan peran yang positif, terus memastikan bahwa
ASEAN punya roles, ataupun yang disebut dengan the centrality of
ASEAN, karena ASEAN berada di hampir semua regional grouping itu.
Maka kita berharap semua bisa saling memperkuat, tidak saling bertentangan,
dengan demikian membawa kemakmuran bagi kawasan ini, menciptakan perdamaian dan
stabilitas, serta membangun konektivitas dalam arti yang luas pada
bangsa-bangsa yang ada di kawasan ini. Itu adalah yang keempat,
Saudara-saudara.
Sedangkan yang kelima adalah keinginan ASEAN untuk benar-benar ASEAN ini
menjadi people centered association, bukan hanya kerja sama antar
pemerintah, bukan hanya dilihat dari kerja sama antar para elit, tapi
betul-betul membumi, closer to the people, to the grassroot. Oleh karena
itulah, apa yang telah dilakukan oleh ASEAN dalam pertemuan-pertemuan puncaknya
di Jakarta ini, juga kita acarakan sesi antara para pemimpin ASEAN dengan
parlemen ASEAN, dengan pemuda ASEAN dan juga dengan representasi dari civil
society organization.
Masih dalam konteks itu, kita bersepakat bahwa agar betul-betul ASEAN itu
menjadi people centered organization, yang juga memiliki agenda untuk
meningkatkan kerja sama di bidang sosial dan budaya, maka pada KTT ASEAN yang
ke-19 nanti, insya Allah akan kami laksanakan di Bali, Indonesia, pada
bulan November, kurang lebih satu bulan akan kita lakukan ASEAN Fair, di mana negara-negara ASEAN bisa bersama-sama melakukan
aktivitas, apakah ekonomi kreatif, apakah gelar budaya, dan apa saja yang bisa
memperkenalkan ASEAN kepada rakyat di mana KTT itu dilangsungkan.
Ini adalah salah satu upaya untuk betul-betul ASEAN ini tidak hanya bergerak di
bidang politik, keamanan, dan ekonomi, dan juga bukan hanya domain dari
pemerintah dalam kerja samanya, tetapi juga bertumpu dan berorientasi pada
kerja sama dan hubungan antar rakyat di negara-negara anggota ASEAN.
Â
Saudara-saudara,
Â
Isu berikutnya lagi adalah tentang perlunya kerja sama yang terus-menerus, dan makin efektif dalam penanganan bencana alam. Sebagaimana Saudara ketahui, kawasan ini rawan bencana alam. Oleh karena itu, kita sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pelatihan, pendidikan, gladi, saling membantu manakala ada negara yang mengalami musibah bencana alam.
Belum lama ini dilaksanakan kerja sama operasi tanggap darurat di Manado, yang
dipimpin oleh Indonesia dan Jepang sebagai contoh. Maka cara-cara seperti ini
akan kita teruskan, dengan demikian kita semua memiliki daya respon yang tinggi,
untuk membantu negara-negara di kawasan ini manakala menghadapi bencana alam.
Saudara-saudara,
Â
Yang ketujuh adalah berkaitan dengan kerja sama subkawasan ASEAN pada rangkaian KTT ASEAN yang ke-18 ini, juga kita laksanakan konferensi kerja sama, yang disebut dengan BIMP-EAGA, Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area. Kita bertemu untuk memastikan bahwa kerja sama subkawasan ini juga berjalan dengan baik. Sebagaimana Saudara ketahui ada tiga agenda besar kerja sama di kawasan Timur ASEAN ini, antara lain, adalah untuk membangun konektivitas, menjadikan kawasan ini lumbung pangan, dan juga menjadi tujuan dari eco-tourism.
Telah kita bahas sejumlah capaian, telah kita capai, meskipun kita sepakat
untuk juga meningkatkan konektivitas dan bergeraknya ekonomi di kawasan ini
untuk, sekali lagi, mengurangi disparitas, meningkatkan daya saing ASEAN dan
tentunya membawa kesejahteraan bagi ekonomi di subkawasan.
Kali ini yang kita sidangkan adalah BIMP-EAGA, meskipun masih ada lagi IMT-GT,
kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth
Triangle dan juga kerja sama subkawasan Indonesia-Malaysia-Singapura, yang
dulu dikenal dengan Sijori, yaitu Singapura, Johor dan Riau. Itu adalah perhatian
ASEAN bahwa kerjasama subkawasan itu juga menjadi building block untuk
kerja sama keseluruhan pada tingkat ASEAN.
Saudara-saudara,
Yang kedelapan, adalah diskusi kita menghadapi East Asia Summit mendatang. Sebagaimana Saudara ketahui, East Asia Summit yang akan
diselenggarakan di Indonesia, dan Indonesia sebagai host adalah East Asia Summit pertama yang akan
dihadiri oleh dua anggota baru, yaitu Amerika Serikat dan Rusia. ASEAN membahas
tentang agenda apa yang mesti diacarakan pada East Asia Summit nanti. Dalam pembahasan para pemimpin ASEAN, kita
sepakat bahwa forum ini harus bisa kita gunakan untuk melakukan dialog, apakah
itu berkaitan dengan ekonomi di kawasan, ataupun juga berkaitan dengan politik,
stabilitas, dan keamanan di kawasan ini.
Tentu saja, kita ingin membahasnya dengan tujuan yang baik, apakah nanti urusan
keamanan di Asia Tenggara, keamanan maritim menghadapi kejahatan pembajakan,
terorisme, dan kejahatan transnasional yang lain, keamanan di Laut Cina
Selatan, keamanan di Jazirah Korea. Pendek kata, kita melihat secara umum
bagaimana sebuah kolaborasi negara-negara East
Asia Summit ini untuk memastikan kawasan ini tetap stabil, aman, dan damai.
Dalam konteks itulah, kami sepakat pemimpin ASEAN untuk juga melakukan dialog
politik dan keamanan dalam artian itu dengan tujuan juga untuk memastikan
kawasan ini kondusif bagi pembangunan dan kerja sama ekonomi.
Saudara-saudara,
Yang kesembilan adalah Timor Leste. Timor Leste secara formal mengajukan kepada
saya selaku Chair ASEAN
untuk bisa dipercepat proposalnya menjadi anggota ASEAN. Semangat dari kami,
para pemimpin ASEAN, sesungguhnya menerima kehadiran Timor Leste karena secara
geografis dan juga dari perspektif geopolitik, geoekonomi, sepatutnya Timor
Leste menjadi bagian dari asosiasi di kawasan Asia Tenggara ataupun ASEAN.
Yang dibicarakan adalah menyangkut kesiapan Timor Leste, kapasitasnya, kesiapan
untuk memenuhi kewajibannya, maupun kewajiban ASEAN sendiri untuk menerima
keanggotaan dari Timor Leste itu. Oleh karena itu, para pemimpin ASEAN sepakat
bahwa dalam pertemuan ASEAN mendatang, KTT ke-19 ASEAN nanti di Bali, kita akan
mendengarkan rekomendasi dari para menteri tentang proses Timor Leste menjadi
anggota ASEAN, menyangkut
timing, menyangkut kesiapan Timor Leste,
menyangkut kesiapan ASEAN dan sisi-sisi lain yang diperlukan untuk itu. Sebagai
Chair, saya menyampaikan bahwa kita juga harus ikut membangun kapasitas
Timor Leste, agar pada saatnya nanti bisa menjadi anggota ASEAN.
Yang kesepuluh adalah Myanmar. Sebagaimana Saudara ketahui, Myanmar dan Laos
ingin bertukar waktu Chairmanship-nya. Semula Myanmar akan menjadi Ketua
ASEAN pada tahun 2016 dan Laos pada tahun 2014. Atas permintaan Laos, karena
kesibukan di dalam negerinya, ingin bertukar waktu sehingga Myanmar diharapkan
memimpin ASEAN pada tahun 2014, dan kemudian Laos akan menjadi Ketua ASEAN pada
tahun 2016.
Para pemimpin ASEAN pada prinsipnya tidak berkeberatan untuk tukar-menukar
keketuaan seperti itu, tetapi yang jelas, Myanmar yang juga menjadi perhatian
dunia sekarang ini, diharapkan oleh ASEAN agar terus menjalankan proses
demokratisasi dan rekonsiliasinya. Dengan demikian, ketika menjadi ketua, tidak
ada penglihatan yang negatif terhadap Myanmar dan tentunya kita mengetahui
Myanmar baru saja melaksanakan pemilihan umum.
Myanmar juga melakukan sejumlah langkah dalam proses demokratisasinya. Harapan
ASEAN, harapan saya sebagai Chair, proses itu dilanjutkan, sehingga
manifes menjadi sesuatu yang lebih baik lagi, dengan demikian manakala Myanmar
memimpin ASEAN, maka oleh kita semua dianggap itu tepat untuk menjadi Chairman
ASEAN pada tahun 2014 mendatang.
Itulah sepuluh isu utama yang kami agendakan dalam ASEAN Summit ini, dan itu pula yang akan ditindaklanjuti oleh
negara-negara anggota ASEAN. Sampai pada saatnya nanti pada ASEAN Summit ke-19
di Bali, kita akan review dan lakukan evaluasi untuk memastikan apalagi
yang harus dilakukan oleh ASEAN ke depan.
Demikian penjelasan saya dan saya berikan kesempatan kepada Saudara yang ingin
mengajukan pertanyaan.
Â
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI