LOMBA LUKIS DAN CIPTA PUISI ANAK-ANAK TINGKAT NASIONAL 2008, ISTANA CIPANAS, 24 AGUSTUS 2008

 
bagikan berita ke :

Minggu, 24 Agustus 2008
Di baca 1370 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
LOMBA LUKIS DAN CIPTA PUISI ANAK-ANAK
TINGKAT NASIONAL 2008,
ISTANA CIPANAS, 24 AGUSTUS 2008

 

 

Bismillahirrahmanirrahiim,

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Menteri Pendidikan Nasional, dan Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Saudara Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,

 

Para tamu undangan yang saya cintai,

 

Para pimpinan dan anggota dewan juri yang juga para maestro dan para tokoh seni kita, seni budaya kita,

 

Para orang tua dan pembimbing, anak-anakku peserta lomba melukis dan cipta puisi dari seluruh tanah air yang saya cintai dan saya banggakan,


Alhamdulillah kita dapat hadir di tempat ini dalam rangka ikut memeriahkan hari yang paling bersejarah di negeri kita, yaitu Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan yang ke-63. Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tadi, ini adalah lomba melukis dan cipta puisi yang ke-3. Insya Allah, tahun depan akan kita selenggarakan kembali dengan format yang lebih kita sempurnakan dan kita tingkatkan, dan kita berharap, di negeri kita tercinta ini kegiatan seperti ini terus berlanjut di masa depan.

 

Tadi saya berdiskusi dengan Mendiknas dan Menbudpar, barangkali perlu dipikirkan lomba cipta lagu anak-anak. Lagu anak-anak, maksud saya, tema, untuk anak-anak, termasuk remaja, yang menciptakan juga anak-anak atau remaja, bersamaan dengan lomba melukis dan cipta puisi. Dengan demikian semakin lengkaplah kompetisi di bidang seni dan budaya ini. Ada yang berencana tahun depan, kalau bisa, kalau bisa, dilaksanakan, misalkan, di Istana Tampaksiring, Bali.

 

Kepada para pemenang yang ada di depan tadi, saya mengucapkan selamat. Karya anak-anak memang bagus. Yang tidak mendapat kejuaraan pun, saya lihat tadi karyanya juga bagus-bagus. Sama dengan tahun 2006 dan 2007 ketika saya melihat lukisan, membaca puisi anak-anak yang kita bukukan dengan baik, rapih, saya baca, saya lihat, semuanya baik. Saya memahami kesulitan dewan juri di dalam membuat peringkat. Di antara yang baik pasti ada yang lebih baik. Nah, tentu yang mendapatkan penghargaan dan hadiah tadi adalah mereka-mereka yang karyanya lebih baik dari yang lain. Sekali lagi selamat bagi yang mendapatkan penghargaan. Dan bagi yang belum, ini adalah jalan yang harus anak-anak lalui untuk meningkatkan karya, kreativitas, dan prestasi kalian semua, untuk pada saatnya juga mendapatkan kejuaraan yang tentu sangat diharapkan oleh anak-anak semua. Kepada Dewan Juri saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan. Ini adalah tokoh-tokoh kita. Saya termasuk pengagum beliau-beliau. Saya sering membaca puisinya, mudah-mudahan, atau harapan saya, dari anak-anak semua muncul seniman-seniman unggul di waktu yang akan datang, baik dalam dunia puisi maupun dalam dunia seni lukis. Boleh tepuk tangan.

 

Anak-anak sekalian yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Tadi saya melihat dari 24 yang mendapatkan penghargaan, 20 kaum perempuan, dan hanya 4 orang yang laki-laki. Empat dari dua puluh empat itu lima belas koma sekian persen. Saya bercanda dengan para dewan juri, apa perlu dikasih kuota untuk yang laki-laki. Tapi itulah, semua memiliki peluang yang sama untuk berkreasi, berkarya, dan berprestasi. Tidak boleh kita menganut politik atau kebijakan yang diskriminatif. Adil, semua mendapatkan kesempatan dan peluang yang sama, sekali lagi untuk berkreasi dan berprestasi.

 

Saya ingin cerita sedikit, karena tadi waktu saya berbicara dengan anak-anak yang satu meja dengan saya, masa kecil Pak SBY dulu, waktu SD, SMP, dan SMA. Mungkin ada yang salah mengerti, dikiranya Pak SBY ini, anak-anak, adalah kutu buku. Selama sekolah hanya belajar, membaca buku, mempersiapkan ujian, mengejar nilai agar nilainya baik, atau menjadi juara dalam bidang akademik. Yang Pak SBY lakukan tidak seperti itu. Yang belum sempat membaca biografi Pak SBY, saya ceritakan, sejak SD, SMP, dan SMA, Pak SBY mengikuti hampir semua kegiatan seni budaya dan juga beberapa kegiatan olahraga. Waktu kelas 5 SD, untuk pertama kali Pak SBY menulis puisi, dalam bahasa Jawa dan dalam bahasa Indonesia, dan juga ada cerita pendek, waktu itu, yang dimuat di majalah anak-anak, saya kira masih ingat, ada majalah Kemuning, ada majalah Si Kuncung, ada majalah Taman Putra, bahasa Jawanya Taman Putro, Taman Putra, ini anak dari Panyebar Semangat waktu itu. Jadi, senang sekali menulis. SMP, waktu itu belum ada komputer, belum ada, apa namanya, yang untuk mengkopi itu. Belum ada fotokopi, apalagi internet, dan lain-lain. Bagi teman-teman Pak SBY, yang sebaya, membikin majalah dinding. Kemudian, lukisan ditempel di situ, puisi ditempel di situ. Tapi semua senang, semua ingin berkreasi dan berprestasi.

 

Kemudian juga ada kegiatan-kegiatan yang lain. Pak SBY ikut musik, mulai dari kelas 3 SMP, SMA 3 tahun, masuk Akademi Militer tahun pertama masih ikut musik. Di samping itu juga mengikuti kegiatan olah raga, termasuk pramuka. Yang ingin saya sampaikan adalah, kalau anak-anak memiliki jiwa, hobi, kreativitas dalam bidang seni dan budaya, tolong dikembangkan seluas-luasnya. Jangan hanya mengejar nilai akademik, tapi yang lain juga penting. Apa saja, termasuk olah raga, termasuk berorganisasi, termasuk bergaul dengan yang lain, karena kita tentu makin ke depan akan hidup bermasyarakat, hidup bersama kawan-kawan, teman-teman yang lain. Oleh karena itu, sedini mungkin, sejak SD, SMP, SMA, lakukanlah semua upaya untuk mengembangkan diri sebaik-baiknya, dan kita mendambakan dari bumi Indonesia ini muncul seniman, budayawan yang unggul, yang sering, yang diharapkan tentu, menang dalam berbagai kompetisi dunia, dan bukan hanya kompetisi, tapi memang memiliki keunggulan, kemudian ya mendapatkan standing atau peringkat yang baik. Ini doa dan harapan saya, doa dan harapan Pak SBY, anak-anak semua, agar sekali lagi di masa depan kalian semua tumbuh menjadi putra-putri terbaik, tentunya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga bisa mengembangkan bakat kalian semua, jiwa kalian semua, kreativitas dan inovasi yang anak-anak miliki.

 

Akhirnya, saya ucapkan selamat jalan kembali ke provinsi masing-masing. Sampaikan salam saya kepada handai taulan, Anak-anak, sampaikan salam saya kepada para guru, para orang tua, dengan harapan semoga kalian semua mendapatkan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sukses dalam pendidikan dan sukses dalam mengembangkan diri kalian menjadi putra-putri terbaik di waktu yang akan datang, di masa depan.

 

Dan akhirnya, kepada Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dan semua pihak yang ikut menyukseskan kegiatan ini, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

 

Demikianlah yang saya sampaikan, Anak-anak. Sekali lagi selamat jalan, selamat bertemu kembali dengan kita semua di lain waktu dan di lain kesempatan.

 

Sekian.

 

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
 
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI