Sambutan Presiden pada Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II

 
bagikan berita ke :

Kamis, 05 Juni 2025
Di baca 100 kali

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita sekalian
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan

Adil katalino, bacuramin kasaruga, basengat kajubata.

Terima kasih. Yang artinya adalah bersikap adil terhadap sesama, hidup dengan meneladani nilai-nilai luhur, dan selalu mengandalkan Tuhan. Saya kira ini adalah suatu nilai-nilai yang sangat baik, sangat mulia.

Yang saya hormati dan saya banggakan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi, Listyo Sigit Prabowo, beserta seluruh Kapolda dan jajaran Polri seluruh Indonesia yang mungkin mengikuti melalui tayangan;
Yang saya hormati dan saya banggakan Menteri Pertanian Saudara Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Saudara Budi Santoso, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto yang saya hormati, Sekretaris Kabinet RI Letkol (Inf) Teddy Indra Wijaya, Direktur Utama Agrinas Pangan Nusantara Saudara Joao Mota, Direktur Utama Bulog Saudara Novi Helmy, Gubernur Kalimantan Barat Saudara Ria Norsan beserta seluruh jajaran Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat yang hadir dan juga yang hadir melalui video conference, para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda seluruh asosiasi kelompok tani;
Saudara-saudara sekalian, adik-adik mahasiswa yang hadir, seluruh tamu undangan serta rekan-rekan pers media yang saya hormati.

Tentunya sebagai insan yang bertakwa marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Mahakuasa, Tuhan Mahabesar, bagi umat Islam Allah Swt.yang memiliki sekalian alam atas segala karunia, kebaikan, dan kesehatan yang masih diberikan kepada kita sehingga kita dapat hadir pada hari ini di Kabupaten Bengkayang dalam keadaan sehat walafiat tidak kekurangan sesuatu apapun.

Saudara-saudara sekalian,
saya ingin menyampaikan penghargaan saya yang setinggi-tingginya kepada Kapolri, seluruh jajaran kepolisian, tentunya juga pejabat-pejabat lain, tapi hari ini bisa dikatakan ini adalah tuan rumahnya adalah Kapolri dengan jajarannya.

Dan hari ini saya merasa besar hati, merasa bahagia, karena kalau beberapa saat yang lalu kita sudah melihat bukti keberhasilan kita di bidang produksi pangan, yaitu terutama komoditas beras, kita sudah lihat bukti tanda-tanda keberhasilan awal, bukan kita cepat puas, tapi kita juga secara objektif kita harus paham dan kita harus mengerti hasil-hasil yang telah dicapai.

Dan kita melihat perjalanan yang masih harus kita capai. Ini adalah objektivitas. Kalau kita bekerja, bekerja, bekerja, tidak melihat capaian kita, nanti kita akan menghamburkan, bisa kita hamburkan tenaga kita. Tapi kalau kita bekerja dan kita lihat, oh kita sudah sampai di titik ini, kita masih harus ke titik itu, tapi kita sudah merasa percaya diri dengan hasil yang sudah dicapai.

Beberapa saat yang lalu kita melihat keberhasilan kita di bidang pertanian, khususnya, terutamanya di bidang produksi beras. Di saat banyak negara yang sekarang ini kesulitan beras, bukan kita membanggakan diri, kita jangan jadi bangsa yang sombong, manusia yang sombong itu menurut saya kurang beruntung di ujungnya, di ujungnya kurang beruntung.

Jadi Saudara-saudara, kalau ilmu bangsa Indonesia itu adalah ilmu padi, makin berisi makin menunduk, makin kuat makin sopan. Sopan tidak berarti lemah, semakin kita merasa dirinya benar, semakin kita sopan. Semakin kita berhasil, semakin diberi karunia oleh yang Mahakuasa, semakin bersyukur. Semakin dikasih kesulitan, semakin berjuang, tidak putus asa, tidak berpikir negatif, tidak mudah menyerah, tidak mudah sudah cengeng/menangis, tidak mudah menjelek-jelekan bangsa sendiri, tidak mudah menjelek-jelekan saudara kita sendiri. Ini kunci keberhasilan dan kebangkitan suatu bangsa.

Kalau beberapa saat yang lalu kita lihat, keberhasilan itu bukan keberhasilan yang jatuh dari langit. Keberhasilan diraih [dari] keringat, pikiran, tenaga, keberanian, inisiatif, dengan hati yang bersih dari semua unsur.

Saya senang apa yang saya sampaikan ditangkap oleh Kapolri dan jajarannya. Memang polisi Indonesia harus jadi polisi rakyat, sama dengan yang kita terima waktu itu, TNI tentara rakyat.

Kita bukan tentara bayaran. Ada yang selalu ngomong, tentara harus profesional, profesional, profesional, profesional dalam arti cakap dalam tugasnya. Tapi kalau profesional hanya digaji baru bekerja, itu bukan tentara Indonesia, bukan tentara pejuang. Polisi harus demikian. Dan saya terima kasih Kapolri nangkap.

Apa yang dilakukan Kapolri dengan jajaran Polri selama ini mengambil inisiatif, meraih suatu peran, mengatakan, “polisi ingin ikut serta dalam usaha kedaulatan pangan, dalam usaha swasembanda pangan.”

Karena swasembada pangan adalah kunci daripada keamanan. Swasembada pangan adalah kunci dari kemerdekaan. Tidak ada bangsa yang merdeka kalau tidak bisa produksi pangannya sendiri. Saya ulangi, tidak ada bangsa yang merdeka sesungguhnya kalau bangsa itu tidak bisa produksi makannya sendiri.

Karena itu, perjuangan saya selama saya di politik, pengabdian saya selalu fokus, saya tidak akan tenang sebelum Indonesia swasembada pangan. Dan, Indonesia tidak boleh hanya swasembada pangan, bukan Indonesia yang harus swasembada pangan, setiap provinsi harus swasembada pangan, setiap provinsi harus swasembada pangan, setiap pulau harus bisa berdiri sendiri. Ini kunci kemerdekaan kita.

Karena kita negara yang tidak lazim, kita negara yang termasuk unik, tidak banyak negara seperti kita, yaitu negara kepulauan. Mungkin kita adalah negara kepulauan yang terbesar di dunia ini.

Jadi Saudara-saudara, puji syukur alhamdulillah, dengan kesadaran tokoh-tokoh patriotik: Kapolri, Panglima TNI, beberapa menteri, saya bersyukur, saya bersyukur, saya merasa beruntung, pada saat saya dipilih rakyat saya kedapatan tokoh-tokoh patriotik yang ada di sekitar saya. Saya merasa beruntung.

Saya memberi arah, saya memberi guidance, saya memberi strategi, saya memberi tujuan, tapi saya perlu mereka-mereka yang mengimplementasi suatu strategi dan suatu arah besar. Kalau kita hanya punya arah, punya strategi, tapi enggak ada yang bisa wujudkan, itu tinggal impian besar. Impian besar diwujudkan dan hari ini saya terima kasih, saya melihat kita berada di jalan yang benar, kita sudah diberi tanda-tanda keberhasilan, kita sedang menuju kepada kedaulatan pangan Indonesia, kita sedang menuju swasembada pangan.

Sebentar lagi kita bisa dengan gagah menatap muka dunia dan menatap muka anak-anak kita. Kita sudah bisa mengatakan, “iya, Indonesia sekarang berdiri di atas kaki kita sendiri.” Kita tidak takut, bangsa manapun kita tidak takut. Masa depan, kita menatap masa depan dengan gembira.

Saudara-saudara,
apa yang sudah dicapai berapa saat yang lalu, hari ini diperkuat, kalau tahun yang lalu kita masih mengimpor jagung kalau tidak salah 500 ribu ton, kira-kira tahun 2026 sudah enggak impor lagi, Pak Menteri? Ekspor? Terima kasih. Saya diberi jaminan oleh dua tokoh Indonesia yang hebat: Menteri Pertanian dan Kapolri menjamin tahun 2026 Indonesia tidak impor lagi jagung.

Saudara-saudara,
saya terima kasih saya lihat Kementerian Pertanian, juga tadi koperasi-koperasi yang dibina Polri, punya riset uji coba hasil-hasil produk-produk turunan dari jagung, ya ada keripik, ada macam-macam. Mungkin juga bisa dibikin nasi dari jagung, saya kira bisa ya itu. Dan itu lebih sehat dari nasi-nasi lain, nasi jagung, iya? Bagaimana rakyat Bengkayang? Benar?

Saudara-saudara,
dan saya sangat terima kasih, benar, saya berkeyakinan dan hari ini Saudara-saudara memperkuat saya. Saya berkeyakinan Indonesia tidak hanya swasembada pangan, Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia. Kita nanti akan bantu negara-negara yang susah, bukan karena kita mau sombong, tidak. Kita mau Indonesia itu dipandang dengan terhormat. Kita mau buktikan bahwa bangsa Indonesia bangsa yang kuat, bangsa yang baik hatinya, bukan bangsa yang menimbulkan kesulitan bagi bangsa lain, bangsa yang memberi solusi kepada bangsa lain.

Saudara-saudara sekalian,
ini tujuan besar. Tapi kita sudah lihat arahnya sudah sedemikian. Kalau dari produksi yang selama ini kita terima bahwa 1 hektare jagung hanya bisa 4 ton hasilnya, Saudara-saudara sudah buktikan bisa 6, 7, 8 ton. Bahwa laporan tadi saya terima, kuartal pertama peningkatan produksi kita sudah 48 persen, hampir 50 persen peningkatannya, yang sekitar 6 juta ton kuartal pertama tahun lalu, sekarang sudah mendekati 9 juta ton.

Saudara-saudara sekalian,
berarti swasembada jagung mungkin mungkin bisa lebih cepat ya Pak Menteri kira-kira? Yang penting kita berikhtiar dengan baik.

Saudara-saudara,
ini semua tentunya tujuannya kita untuk mandiri sebagai bangsa, tapi tujuan utama juga kita harus meningkatkan penghasilan petani-petani kita. Petani-petani kita sebagai produsen pangan, mereka harus hidup dengan baik, dan ini pemikiran kita. Dengan demikian, input harus kita upayakan serendah mungkin untuk para petani, seefisien mungkin. Kita lihat di mana kita bisa intervensi, mungkin dengan bantuan alat, dan sebagainya, dan sebagainya, teknologi, benih, pupuk, biofertilizer yang saya lihat luar biasa.

Jadi Saudara-saudara, sekali lagi terima kasih Kapolri, semua jajaran, terima kasih Gubernur, Bupati, jajaran Menteri Pertanian, juga satuan-satuan lain saya lihat di sini angkatan udara di sini juga berperan. Kalau TNI memang sudah dari awal terlibat, sudah berapa tahun yang lalu dan terus kita libatkan.

Saudara-saudara,
sesuatu kelebihan Indonesia adalah sinergi itu. TNI, Polri, akademisi, teknokrat, kampus, pemerintahan daerah, pengusaha, ulama, ini adalah sesuatu yang unik dan ini sesuatu yang selalu kita diganggu bangsa-bangsa lain, kekuatan-kekuatan asing lain kadang-kadang enggak suka lihat sinergi ini. Karena kita akan muncul sebagai sesuatu negara yang sangat makmur, Saudara-saudara sekalian. There is no denying it. Tidak bisa orang mau mengatakan apa, asal niat kita benar, hati kita benar. Para unsur pemimpin bekerja mengabdi dengan tulus, ikhlas, untuk rakyat, tidak ada yang bisa bendung kebangkitan Indonesia. Selalu kita lengah. Tiap kita mau muncul, kita dikerjain. Sekarang kita lebih waspada dan kita tidak mau dikerjain, kita tidak mau diadu domba. Waspada, tidak mau diadu domba, suku sama suku, agama sama agama, mereka yang coba-coba mengadu domba, rakyat kita tidak bodoh lagi.

Sinergi ini sangat menentukan dan alhamdulillah sangat-sangat besar hati saya, bukti hari ini membuktikan, memperlihatkan kepada kita hasil daripada kepemimpinan yang benar, leadership/kepemimpinan, rasa cinta tanah air, keterpanggilan, keinginan berbuat baik, hasilnya kita lihat. Tujuan seluruh aparat negara, tujuan semua pemimpin, semua unsur adalah keselamatan bangsa dan kesejahteraan rakyat kita. Hanya itu tujuan kita. Keselamatan bangsa, kesejahteraan rakyat, kemakmuran rakyat, itu tujuan kita yang tidak boleh kita lupa.

Jadi terima kasih, hari ini saya melihat bukti yang sedang diwujudkan, cita-cita yang sedang diwujudkan, keberhasilan di semua lini yang saya lihat adalah karena sinergi dan itikad yang baik ini.

Saya kira itu, Saudara-saudara sekalian.

Saya juga dapat laporan bahwa hari ini kita akan lepas ekspor perdana kita ke negeri tetangga, bagus itu. Dan ini seterusnya menjadi momentum ke depan, dengan nanti kita akan gelar 80 ribu koperasi desa di seluruh Indonesia, ini juga akan lagi memperkuat dan akan sinergi lagi dengan koperasi-koperasi yang sudah sukses, akan saling memperkuat, saling membuka jaringan baru, rantai produksi baru, rantai suplai baru, sehingga tadi tujuan kita, harga pangan harus terjangkau oleh rakyat, nilai tukar petani dan nelayan harus naik, rakyat kita semuanya harus makan dengan baik, makan dengan protein yang cukup, insyaallah cita-cita kita akan tercapai. Masyarakat yang adil dan makmur, gemah ripah loh jinawi.

Saya kira itu dari saya. Terima kasih sekali lagi [kepada] semua unsur, penghargaan saya, terima kasih saya kepada semua jajaran yang telah bekerja keras.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita sekalian
Syalom,
Salve,
Om santi santi santi om,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,

Rahayu rahayu.
Terima kasih.

Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pada siang hari ini, Kamis, tanggal 5 Juni 2025, saya Prabowo Subianto Presiden Republik Indonesia, dengan ini meresmikan Gudang dan Dryer Jagung PT Pangan Merah Putih di Provinsi Kalimantan Barat, serta Peletakan Batu Pertama (Groundbreaking) 18 Gudang Polri di 12 Polda di Seluruh Indonesia.