Pengarahan Presiden RI kepada Perwakilan RI untuk Negara Mitra Strategis, Bogor, 27 Februari 2012
PENGARAHAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPADA 14 KEPALA PERWAKILAN RI
UNTUK NEGARA-NEGARA MITRA STRATEGIS
TANGGAL 27 FEBRUARI 2012
DI ISTANA KEPRESIDENAN BOGOR, JAWA BARAT
Â
Â
Â
Â
Bismillahirrahmanirrahim,
Assallamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Saudara Wakil Presiden, para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,
Para Duta Besar,
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Â
Pertemuan kita di Istana Bogor hari ini, sebenarnya adalah kelanjutan dari Rapat Kerja Pimpinan Kementerian Luar Negeri, yang telah dilangsungkan beberapa saat yang lalu.
Dalam pembekalan dan pengarahan saya kepada para pimpinan jajaran Kementerian
Luar Negeri, utamanya para duta besar, para konsul jenderal dan para Kuasa
Usaha Ad Interim, waktu itu, telah saya sampaikan
apa yang harus dilakukan oleh para duta besar dan para diplomat kita, di
negara-negara tempat mereka bertugas dan di forum regional maupun global,
untuk mendukung kepentingan nasional kita.
Sementara itu, para menteri juga telah menyampaikan berbagai penjelasan yang
penting kepada para duta besar menyangkut kebijakan, agenda dan prioritas,
serta langkah-langkah yang dilakukan oleh jajaran pemerintah,
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama.
Waktu itu, saya sampaikan kepada Saudara Menlu, Pak Marty, rasanya saya ingin,
tentu dengan didampingi oleh Wakil Presiden dan para menteri terkait, bertemu
dengan para duta besar yang bertugas di negara-negara sahabat yang memiliki
hubungan khusus dengan Indonesia, yang memiliki kemitraan khusus dengan negara
kita, baik dalam format comprehensive partnership, ataupun strategic partnership.
Untuk apa? Karena kita telah sepakat membangun kemitraan komprehensif atau
kemitraan strategis, tentunya harus ada yang kita lakukan, tentunya untuk
mendapatkan manfaat atau benefit sebesar-besarnya bagi negara kita.
Memang atau kita ketahui, bahwa hubungan antarbangsa itu selalu ada take and
give, ada mutual benefit, mutual respect, dan ada mutual interest.
Kita juga paham yang disebut dengan common interest. Tetapi tentunya
sebagai sebagai duta bangsa, para duta besar dan para diplomat,
akan bekerja sekuat tenaga dalam kemitraan strategis atau kemitraan
komprehensif itu, kita bisa mendapatkan sebanyak-banyak hal yang kita inginkan.
Intinya di situ.
Oleh karena itu, nanti saya ingin mendengar one by one, setelah Pak
Menlu menyampaikan pengantarnya, atau penjelasan
awal, apa saja agenda utama yang sedang didiplomasikan, diperjuangkan oleh
Saudara semua. Sebagian dari negara tempat Saudara bertugas,
itu adalah,
misalkan negara-negara maju, anggota G-20, emerging economies. Dengan
demikian, saya sungguh berharap Saudara betul-betul menjadi ujung tombak kami
di dalam memperjuangkan kepentingan nasional kita.
Dan yang saya sampaikan kemarin tetap berlaku. Saya sampaikan ke Wapres tadi,
karena beliau tidak hadir pada saat saya menyampaikan pengarahan dan pembekalan
di hadapan para duta besar beberapa saat yang lalu di Pejambon, Jakarta.
Ada 5 hal yang saya sampaikan, agar para duta besar dan diplomat kita ini pertama-tama,
be confident. Yang kedua, have a global view. Yang ketiga, know
your missions. Yang keempat, be achievement
oriented, kemudian yang kelima always be ready, active,
and creative.
Dengan berbagai penjelasan, sehingga harapan
kita kinerja beliau yang saya nilai selama ini baik, bertambah baik lagi. Dan
jika bertambah baik, tentu akan membawa benefit yang riil kepada bangsa
dan negara kita.
Itulah yang saya maksudkan dan nanti silakan pada saat Saudara menyampaikan
hal-hal yang penting, itu disampaikan semuanya. Karena diplomasi tentu bukan
hanya dijalankan oleh para duta besar, kita semua juga menjalankan diplomasi
dalam arti luas. Mengalir dari apa yang menjadi policydirection
saya sebagai top executive leader di negara ini, yang semuanya menjadi
bagian dari foreign policy atau politik luar negeri kita.
Demikian yang ingin sampaikan, mengawali pertemuan
kita pada hari ini. Dan saya persilakan sekarang Saudara Menteri Luar Negeri
untuk menyampaikan pengantarnya.
 Â
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI