Peremajaan Lahan Hijau, Istana Kepresidenan Yogyakarta Ganti Rumput

 
bagikan berita ke :

Minggu, 15 April 2018
Di baca 1980 kali

Istana Kepresidenan Yogyakarta melakukan peremajaan lahan hijau di lapangan depan Gedung Induk Istana Kepresidenan Yogyakarta. Peremajaan ini dilakukan karena tanaman jenis rumput gajah yang sebelumnya ditanam di lahan tersebut telah berusia lebih dari lima tahun. Selain itu, rumput-rumput gajah tersebut juga dinilai sudah kurang rapi karena sudah tercampur dengan rumput liar berjenis rumput Teki dan Bajang Kawat. Gulma yang mengganggu ini mengakibatkan kontur tanah di lapangan depan Gedung Induk Istana Kepresidenan Yogyakarta menjadi tidak rata dan bergelombang. Dimulai sejak 20 Maret 2018, target peremajaan ini akan selesai selama 14 hari.

Rumput Gajah dari Parung, Bogor dipilih untuk menggantikan rumput gajah yang sebelumnya. Alasannya karena perkembangan rumput Parung relatif lebih lambat sehingga untuk perawatannya tidak menghabiskan banyak biaya.

“Rumput dari Parung dipilih karena jenisnya beda. Dia tumbuhnya tidak memanjang ke atas, tidak memiliki bunga, dan daunnya lebar. Selain itu, bisa dipotong dua minggu sekali. Kalau rumput lokal biasa harus dipotong satu minggu sekali, jadi perawatannya lebih mahal,” terang Dwi Nurcahyo, Kepala Subbagian Bangunan yang juga membidangi masalah pertamanan.

Di awal penanaman rumput gajah, warna rumput akan tampak cenderung hijau kekuningan. Namun sekitar satu minggu setelah penanaman, rumput akan tumbuh menghijau.

      

                                                                                        (Foto: Agung Silalahi)

Lebih lanjut, Lestari Wardani, Koordinator Pengelola Pertamanan Istana Kepresidenan Yogyakarta menjelaskan alasan pengantian rumput juga karena kondisi rumput saat ini tidak sehat. “Ciri-ciri hamparan rumput yang sudah tidak sehat adalah warna hijau yang tidak merata. Hal tersebut disebabkan karena terdapat hewan parasit bernama uret. Uret merupakan hewan sejenis ulat yang bergerak di bawah tanah,” jelas Lestari Wardani, yang biasa disapa Bu Tari.

Uret akan memakan akar rumput sehingga rumput menjadi berwarna kuning karena tidak dapat menyerap makanan dengan baik. Apabila tanah yang terserang uret diinjak, maka akan cenderung terasa gembur dibandingkan tanah lain di sekitarnya.     

                            

Hewan ini akan mengganggu rumput khususnya yang tumbuh di tanah berpasir. Untuk menanggulanginya, Pengelola Pertamanan menambahkan tanah merah atau tanah liat di bawah lapisan rumput untuk menghalau pergerakan uret di bawah tanah. (Karisma Widya – Istana Kepresidenan Yogyakarta)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
3           0           0           0           0