Sambutan dan Dialog Presiden RI - Penyerahan Penghargaan Wahana Tata Nugraha,Jakarta 23 Desember2015

 
bagikan berita ke :

Rabu, 23 Desember 2015
Di baca 1297 kali

SAMBUTAN DAN DIALOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENYERAHAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

ISTANA NEGARA, JAKARTA

23 DESEMBER 2015

 

 

 

Presiden:

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Selamat sore,

Salam sejahtera bagi kita semua,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja, para Gubernur, Bupati, Wali Kota, para Penerima Penghargaan Wahana Tata Nugraha,

Dan Hadirin yang berbahagia,

 

Pembangunan nasional memerlukan dukungan penuh sarana dan prasarana perhubungan. Dan pengadaan sistem transportasi publik perkotaan yang aman, yang nyaman, yang tertib, yang lengkap menjadi salah satu kebutuhan dasar kita, sebab masyarakat perkotaan, masyarakat dikota, kualitas sistem transportasi publik berhubungan langsung dengan produktivitas, baik itu menuju ke tempat kerja, mengantar anak ke sekolah, mendistribusikan barang, dan berbagai macam kegiatan ekonomi dan sosial lainnya. Pendeknya, keberhasilan pembangunan di sektor perhubungan berbanding lurus dengan kemajuan ekonomi, berbanding lurus dengan kohesivitas sosial, dan berbanding lurus dengan demokratisasi.

 

Sudah jadi tugas kita bersama untuk memberikan sistem transportasi publik yang memang masyarakat ingin gunakan-ini harus digarisbawahi-ingin gunakan, bukan yang mereka terpaksa menggunakan. Ini saya ingat Metro Mini.Ini, Pak Evan, pasti ini, ini Jakarta kan, Jakarta ya. Pak Evan, saya tanya komentar mengenai Metro Mini.

 

Ini saya cerita sedikit saja.Saya tahun ‘85, baru lulus, terus bekerja sebentar di Jakarta.Kira-kira tujuh bulan, dari rumah ke kantor, itu ganti tiga sampai empat kali.

 

Saya ingat, yang saya naiki dulu Metro Mini yang sekarang ini.Sayacoba, enggak saya tengok lagi.Ini saya yakin, benar ini-pada saat saya jadi gubernur, bukan sekarang-ini saya yakin. Ini supirnya mungkin sudah ganti mungkin 100 kali, eh Metro Mininya itu.Saya cek, speedometere nggak ada. Yang saya takutkan memang rem. Rem itu kadang-kadang ada, kadang-kadang enggak ada.

 

Evan:

Dipompa.

 

Presiden:

Dipompa? Oh dipompa dulu.

 

Sudah, cerita saja pendapat Pak Evan mengenai Metro Mini.

 

Evan:

Baik, Pak Presiden.Terima kasih.

 

Presiden:

Sudah ah, jangan ada yang ditutup-tutupi.

 

Evan:

Jadi, Metro Mini itu identik sama kebut-kebutan, Pak, karena memang mereka itu yang dicari setoran. Jadi, sudah tidak lagi pedulikan penumpang nyaman apa tidak.Mungkin selamat apa tidak mungkin dipertanyakan juga. Yang penting bagaimana caranya setoran dapat. Ada lebihnya, pulang bawa uang untuk anak-istri di rumah.

 

Presiden:

Nanti Pak Evan dicari supir Metro Mini.

 

Evan:

Oh iya, Pak, tapi memang itu keadaannya.

 

Presiden:

Ya, tapi blakblakan. Terus.

 

Evan:

Ya benar kata Bapak tadi. Kebetulan saya juga pengguna jasa Metro Mini, Pak. Saya, dari Priok, pakai Metro Mini nomor trayek 41, Pak. Jadi, Metro Mininya, sudah berapa tahun saya jadi langganan, Metro Mininya ya itu-itu saja,Pak.

 

Presiden:

Berapa tahun maksudnya itu?

 

Evan:

Ya kira-kira saya itu, pulang-pergi dari rumah ke tempat kerja, ada sekitar 15 tahun.

 

Presiden:

Nah, benar kan? Saya juga sama. Saya ingat itu, 20 tahun yang lalu. Saya waktu jadi gubernur, saya inget itu kok. Itu berarti kan saya ngomongnya benar kan, enggak keliru.

 

Terus?

 

 

Evan:

Tapi itu saya pakai terus, Pak, karena memang transportasinya enggak ada lagi yang saya gunakan selain Metro Mini.

 

Presiden:

Nah itu, yang ingin digunakan dan terpaksa harus kita gunakan. Nah itu yang terpaksa.

 

Terus?

 

Evan:

Mungkin sementara itu, Pak. Saya takut, nanti pulang, saya dicegat sama supir Metro Mini.

 

Presiden:

Baru saya ingetin barusan. Pak Evan kembali, nanti dicegat nanti.

 

Terima kasih, Pak Evan.Terimakasih.

 

Ya Jakarta ini ibu kota negara kita, Indonesia. Saya sudah titip Pak Gubernur, harus segera dilakukan perombakan total, tapi ajak bicara mereka. Oh, saat saya jadi gubernur, sudah kita ajak bicara. Terus solusinya seperti apa, agar yang ada ini diganti dengan yang baru.

 

Tapi saya baru denger, tadi pagi, kemarin sudah ada bus-bus yang baru, dan juga dari Menteri Perhubungan saya kira juga sudah didrop juga 600 bus sedang. Betul, Pak, ya? Artinya DKI menyediakan dan pemerintah pusat juga menyediakan.

 

Berkaca dari itu, semua daerah memang harus mulai menyiapkan sistem transportasi apa yang akan digunakan. Di Jakarta misalnya, kita sudah ketinggalan terlalu lama subway bawah tanah, MRT, kita.Sayaingat saat jadi gubernur, itu sudah kira-kira 26 tahun direncanakan, tapi tidak pernah diputuskan, sehingga biayanya membengkak sangat besar sekali.

 

Dulu mungkin pembebasan tanah hanya 1 juta-2 juta. Saat kita ingin membuat sekarang, ada yang 200 juta, ada yang 150 juta, ada yang 100 juta.Bayangkan membengkaknya, karena infrastruktur kita terlambat memutuskan.

 

Sayasudah sampaikan, setiap pembangunan infrastruktur, jangan dipikir panjang.Semakincepat diputuskan, semakin murah.Itu kunci dan itu keputusan politik. Kalau dihitung-hitung, itu enggak sanggup-sanggup. MRT ini kenapa enggak dibangun 26 tahun yang lalu?Karena dihitung-hitung terus: untung, rugi, untung, rugi. Pasti rugi.Transportasi publik kok dihitung, profit atau enggak profit.Ya enggak akan sambung, ada benefit atau tidak ada benefit, dan yang sering sulit dihitung itu juga benefit-nya.

 

Saat konsultasi publik, juga sama, oh melakukan semuanya.Berapa kali?Dua kali.Waktukonsultasi,wah suaranya bandel-bandel.Tapi, kalau kita takut dengan pendapat-pendapat seperti itu, ya kapan lagi kita putuskan.Waktu itu mungkin enam kali kita rapat-rapat, “Sudahlah, saya enggak mau mikir panjang.Inikeputusan politik: jalan.”

 

Waktukonsultasi publik—coba bayangkan waktu MRT, ini cerita lama saja ya, ini baru saya sampaikan—banyak pendapat, “Pak, Bapak, Jakarta ini kota banjir.Bagaimanakalau terowongannya kemasukan air?” “Loh ya bukan urusan saya dong.Itu urusan insinyurnya, ya ndak? Kan sudah dihitung-hitung.Wongterowongan yang di bawah laut di Inggris saja bisa kok.Dibawah air saja bisa.Mengapa saya berpikir panjang-panjang?”“Wah iya ya.”Takutan sendiri, saya enggak mau seperti itu.Itu urusan ahlinya.

 

Ada pertanyaan, “Pak, nanti kalau gempa bumi, ambrol,bagaimana?” “Loh, kalau sampai disitu, ya enggak akan ada keputusan kita untuk membangun MRT.Terlambatkita.Sudah, putuskan.Kalausaya,begitu.Enggak lama-lama.

 

Sekarang LRT yang dari Bekasi, yang kereta ringan dari Bekasi, dari Bogor, dari Depok, Tangerang sudah.Rapat tiga kali, saya putuskan,“Sudah, berangkat, kerjakan.”Saya hanya dipaparkan apa untung-rugi, benefit-nya bagaimana, sudah.Kalauitung profit, ya enggak akan sambung.

 

Yangkereta api di Sulawesi, ya sudah saya perintah saja,“Bangun,” karena semakin kita mundur nanti akan semakin mahal, baik harga railling stock-nya, harga proyeknya, pembebasan lahannya akan semakin mahal.Di Palembang, tanahnya sudah disiapkan oleh gubernur, Pak Alex Noerdin.“Sudah, dibangun,”sudah saya putuskan. Berapa hari langsung dibangun LRT dari bandara menuju ke kota.Sudah.Kalau dihitung-hitung, ragu-ragu terus kita.

 

Sudah jalan, tapi saya perlu cek kelapangan.Sekarang saya enggakmau, groundbreaking enggak mau.Bangun dulu.Sudah 2 kilo, 3 kilo, 6 kilo, baru saya akan ke lapangan.Nantiada yang ngomong, “Pak,groundbreakang-groundbreaking, tapi enggak jalan-jalan.” Enggak mau.

 

Di Sulawesi kemarin, sudah 6,5 kilo, ya saya mau datang.Itu dulu pernah di-groundbreaking, pernah, di Sulawesi sudah pernah di-groundbreaking, dan enggak jalan-jalan memang.Kalau saya, enggak. Bangun dulu.Saya akan datang.

 

“Problemnyaapa?”Saya di lapangan biasanya,“Problemnya apa?”Harus saya pantau.“Ini, ini, itu,Pak.”“Ada problem enggak?”“Pembebasan lahan,Pak.”Saya telepon Menteri BPN, “Ada masalah seperti ini.Datang, selesaikan.Saya beriwaktu tiga bulan.”Palingenggak seperti itu.

 

Saya orangnya simpel.Enggak mau mikir rumit-rumit.Yang mikir biar tim-tim yang ada di bawah, yang pintar-pintar.

 

Juga mungkinkan, misalnya di Jawa Timur, di Surabaya, ya pilihan kita banyak sekarang ini. Ada LRT. Mau pakai trem, atau mau pakai apa, bebas.Atau,kalau memang lahan sudah tidak ada, ya subway, bawah tanah.

 

Tadi pagi saya cek, sudah tiga kali, MRT yang ada di Jakarta. Saya lihat sudah 327 meter. Bor itu sudah enggak kayak dulu. Membuat terowongan enggak kayak dulu. Dulu kan pakai cangkul begitu.Lama dulu.Tunnel dibor mesin itu cepat sekali. Sehari bisa 8 sampai 12 meter. Tadi sudah tembus 327.Nanti, akhir 2016, sudah rampung semuanya.

 

Dan bukan hanya ngebor saja, melainkan ngebor langsung cor. Jadi, ngebor, ini jadi. Gampang sudah. Terowongannya jadi sudah. Dibawah tadi, dipakai untuk sepakbola sudah bisa stasiunnya, dua lantai bawah tanah.

 

Ya kenapa tidak 25 tahun, 26 tahun yang lalu dikerjakan? Inilah keterlambatan-keterlambatan yang saya sampaikan ke Menteri Perhubungan, agar dikejar, kejar.

 

Pelabuhan juga sama. Sudahlah, kita jangan panjang-panjang. Dua per tiga Indonesia ini adalah air. Kalau kita enggak benahi infrastruktur pelabuhan kita, distribusi logistik, angkutan barang ke pulau-pulau akan semua terhambat.

 

Oleh sebab itu, dalam lima tahun ini, saya sampaikan fokus, prioritas: infrastruktur. Sudah, dua itu saja: fokus dan prioritas. Titiknya hanya satu: infrastruktur. Kejar itu, selesaikan itu.

 

Banyak yang ragu waktu bangun Tol Trans-Sumatera, dimulai dari Lampung. Penduduk juga. Waktu itu saya masih mau groundbreaking. Waktu groundbreaking, ada penduduk yang bisik-bisik, “Pak, ini nanti enggak hanya groundbreaking saja,Pak? Enggak jalan paling-paling.” Aduh, ternyata ada yang ragu juga.

 

Sekarang sudah tembus enam sections sudah. Pembebasan lahan sudah. Nanti Februari sudah selesai, dan sudah mulai dicor juga.

 

Sekarang kita sudah enggak mikir,“Harus rampung 100%. Pembebasan lahan rampung,baru mulai konstruksi. ”Enggak. Satu meter bebas, satu meter kerjakan. Satu meter bebas, satu meter kerjakan.

 

Kalau ada masalah pembebasan lahan, ya sudah, berikan ke, titipkan ke pengadilan, sudah. Untuk kepentingan umum, ya memang harus ada yang mengalah, tapi juga pembebasan lahan itujangan merugikan.

 

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, saya ingin menekankan, hadirkan transportasi publik yang masyarakat ingin gunakan, bukan yang terpaksa harus menggunakan. Selamat kepada semua pemenang penghargaan di bidang perhubungan, Wahana Tata Nugraha, dan terimakasih.

 

Wassalamualaikumwarahmatullah wabarakatuh.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden