Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Bidang Perekonomian, Jakarta, 25 Januari 2012

 
bagikan berita ke :

Rabu, 25 Januari 2012
Di baca 765 kali

SAMBUTAN PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA

SIDANG KABINET TERBATAS BIDANG PEREKONOMIAN

TANGGAL 25 JANUARI 2012

DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA

 

 

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Saudara Wakil Presiden,

dan Saudara-saudara sekalian,

 

Siang ini Sidang Kabinet Bidang Perekonomian akan membahas sejumlah isu, utamanya yang berkaitan dengan perbankan, lebih khusus lagi rencana dan juga kebijakan untuk menghadirkan semacam bank infrastruktur dan juga sejumlah isu perbankan dan keuangan yang lain. Kita akan mendengar nanti presentasi dari Menko Perekonomian dan juga Gubernur Bank Indonesia.

 

Sebelum kita mulai agenda utama kita itu, saya ingin menyampaikan kepada Saudara semua bahwa hari ini, tadi pagi sampai siang selama dua jam, saya dengan didampingi oleh para menteri dan pejabat terkait melaksanakan pertemuan dan dialog dengan para pimpinan LSM dan aktivis gerakan antikorupsi. Dan, ini adalah dialog yang kedua setelah saya lakukan bulan lalu di Semarang. Dan, kita sepakat untuk menjadikan pertemuan serta dialog ini sebagai forum yang secara berkala kita lakukan.

 

Pertemuan berjalan dengan konstruktif. Mereka dengan leluasa dan terbuka menyampaikan pandangan, kritik, dan usulan-usulan, kepada kita. Saya sambut dengan baik, dan hampir semua yang disampaikan itu benar. Dan, itu pula yang menjadikan concern ataupun kepedulian kita semua untuk terus meningkatkan efektivitas pemberantasan korupsi.

 

Kita menyadari, gerakan pemberantasan korupsi ini harus menjadi gerakan nasional. Ibarat sebuah sistem atau mesin, maka semua harus berfungsi baik. Ibarat sebuah orkestra, semua pemain dan pelaku juga harus memainkan perannya dengan baik pula.

Pemerintah hanya salah satu, dalam arti para menteri atau
policy makers. Ada juga para penegak hukum yang memiliki otonomi dan independensi sesuai dengan kewenangan dan amanat undang-undang yang dimiliki, misalnya kepolisian, kejaksaan, pengadilan, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan banyak lagi jajaran penegak hukum. Mereka justru berada di garda paling depan.

 

Lantas, kontribusi dan partisipasi masyarakat juga sangat penting, termasuk LSM, para aktivis organisasi internasional, siapa saja yang juga peduli pada upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, termasuk pers dan masyarakat luas. Oleh karena itu, karena kita menyadari, di tengah banyak hasil dan capaian kita selama tahun-tahun terakhir ini, tetapi masalah korupsi tetap menjadi tugas berat kita, pekerjaan rumah kita, oleh karena itu, yang paling baik, mari kita berkolaborasi, bergandengan tangan, bukan kolusi, tetapi agar semua sasaran pemberantasan korupsi itu bisa diwujudkan.

 

Saya tadi mendengar dengan seksama salah satu yang disampaikan oleh para aktivis antikorupsi itu, kurang lebih begini bahasanya, "Pak Presiden, dengan masih banyak masalah saja, korupsi kita masih terjadi, dan ini, dan itu, ekonomi tumbuh 6,5 persen. Bayangkan kalau kita bikin baik birokrasinya, gerakan antikorupsinya, dan semuanya, tentunya lebih meningkat lagi."

 

Saya amat bersetuju dan ini sekaligus menjadi capital kita, menjadi energi dan semangat kita, untuk bersama-sama meningkatkan efektivitas pemberantasan korupsi. Saya katakan, saya akan terus melibatkan diri secara aktif bersama-sama yang lain, tetapi sekali lagi ini harus menjadi gerakan semua dengan tanggung jawab dan komitmen yang kuat pula dari semua pihak.

 

Ini perlu saya sampaikan bahwa tiga tahun ini, kalau kita ingin melakukan sesuatu sebanyak mungkin, terbuka, syaratnya memang harus all out dan syaratnya kita harus bersedia berkolaborasi, bergandengan tangan, seraya menerima kritik dari mereka semua untuk perbaikan dan kemajuan yang lebih baik lagi.

 

Saudara-saudara,


Mengait kepada agenda Sidang Kabinet kita hari ini, saya kira semua setuju bahwa pembangunan infrastruktur adalah prioritas. MP3EI sudah kita miliki dan sudah kita jalankan. Intinya juga investasi dan termasuk di dalamnya pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia. Kita sudah punya rencana, kita sudah punya policy, siapa membangun apa juga sudah ditetapkan, bahkan groundbreaking pun sudah kita lakukan secara terus-menerus.

 

Ada sisi lain adalah sisi financing, sisi perbankan. Ini harus kita pastikan tersedia fasilitas itu. Dengan demikian, sasaran yang baik, rencana yang baik itu bisa didanai dalam implementasinya.

 

Banyak usulan, termasuk dari KADIN, dari dunia usaha, maksud saya pelaku-pelakunya dan semua pihak, untuk membangun semacam bank infrastruktur. Saya sudah menyampaikan beberapa saat yang lalu, dan sudah dipersiapkan pula oleh Gubernur Bank Indonesia dan pejabat yang lain konsep atau design ini. Saya kira manakala kita yakini sudah siap dan bisa kita luncurkan, tentu harus menjadi bagian penting dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di masa depan.

 

Itu saja yang ingin saya sampaikan sebagai pengantar, dan isu-isu lainnya akan diangkat, saya persilakan Saudara Gubernur Bank Indonesia dan jajaran Menko Perekonomian. Dengan demikian, hari ini kita bisa membahas isu-isu yang memang penting untuk kita jalankan bersama. Demikian pengantar saya, terima kasih.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI