Sambutan Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Konferensi dan Pameran Kelapa Internasional (Cocotech) ke-51 Tahun 2024
di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang saya hormati Bapak Menteri Perdagangan, Menteri Sekretaris Negara;
Yang saya hormati Executive Director of International Coconut Community (ICC) Dr. Jelfina C. Alouw;
Yang saya hormati (Pj) Gubernur Provinsi Jawa Timur beserta Forkopimda, para pelaku bisnis kelapa;
Hadirin dan undangan yang berbahagia.
Ke depan, ekonomi hijau merupakan peluang, merupakan potensi yang sangat besar bagi negara kita Indonesia, baik itu yang berkaitan dengan coklat/kakao, vanili, kopi, lada, cengkeh dan yang lain-lainnya, dan yang terutama yang memiliki potensi besar adalah kelapa. Kita memiliki luas lahan 3,8 juta [hektare] untuk kelapa dengan produksi 2,8 juta ton per tahun, ini sangat besar sekali. Tadi disampaikan oleh Dr. Jelfina, kita nomor dua di dunia, dan yang berpotensi berproduksi besar itu adalah Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Riau. Ekspor kita juga bukan jumlah yang kecil USD1,55 billion, ini juga sebuah angka yang sangat besar dan bisa ditingkatkan lagi kalau kita serius, kita mau menyeriusi urusan yang berkaitan dengan kelapa.
Hal yang sangat penting menurut saya ada dua. Yang pertama, bagaimana kita bisa menaikkan peningkatan produksi kelapa, yang pertama. Yang kedua, yang berkaitan dengan hilirisasi untuk menaikkan nilai tambah. Peningkatan produksi saya kira saya tidak ingin menyampaikan, Bapak-Ibu jauh lebih tahu dari saya, tetapi menurut saya kualitas bibit itu sangat penting. Kualitas bibit itu sangat penting. Kemudian yang kedua, pemeliharaan dan perawatan itu juga sangat penting. Biasanya kita nanam, biarin, ada buah baru diambil, enggak pernah yang namanya pemeliharaan. Yang ketiga, metode cara panen. Kalau kita memiliki jutaan pohon kelapa, menyiapkan orang yang memiliki skill untuk memetik kelapa, kalau kelapanya hanya dua meter enggak apa-apa, tapi kalau kelapanya 20 meter, berapa juta pohon kelapa, berarti berapa orang yang harus disiapkan untuk memetik kelapa itu. Jadi kualitas bibit, pemeliharaan atau perawatan, dan metode cara panen.
Kemudian yang berkaitan dengan hilirisasi, nilai tambah yang besar itu sangat penting bagi negara kita, utamanya dalam penciptaan lapangan kerja. Riset merupakan hal yang sangat penting. Jangan sampai kelapa itu sampai 20 meter, 30 meter. Kalau ada kelapa yang langsung bisa dipetik dari bawah akan lebih baik. Tapi buahnya juga jangan buah yang jumlahnya sedikit, tapi buahnya yang banyak lebih baik lagi. Inilah perlunya riset.
Kemudian memanfaatkan teknologi, hilirisasi dalam rangka ke sana. Saya banyak melihat limbah kelapa sekarang menjadi bioenergi. Ini penting saya kira ke depan ini terus bisa dikembangkan. Kemudian juga kelapa bisa menjadi bioavtur, ini juga menjadi pekerjaan besar kita agar penggunaan ini bisa semakin meningkat dan diminati negara-negara lain.
Konferensi ini sangat penting bagi Indonesia sebagai produsen kelapa terbesar kedua di dunia dan Indonesia juga berkepentingan untuk memperkenalkan potensi besar kelapa kita, memperluas networking, memperluas jejaring, dan mencari peluang-peluang baru untuk pengembangan industri kelapa di Indonesia. Saya mengajak seluruh komunitas kelapa internasional untuk bersinergi memajukan industri kelapa yang berkelanjutan yang mendukung ekonomi hijau dunia.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Konferensi dan Pameran Kelapa Internasional Cocotech ke-51 saya nyatakan dibuka.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.