Sambutan Presiden RI - Peresmian New Priok Container Terminal 1, Jakarta, 13 September2016

 
bagikan berita ke :

Selasa, 13 September 2016
Di baca 1040 kali

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERESMIAN NEW PRIOK CONTAINER TERMINAL 1

TANJUNG PRIOK, JAKARTA

13 SEPTEMBER 2016

 

 

 

Bismillahirrahmirrahim,
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Selamat pagi,

Salam sejahtera bagi kita semuanya,

 

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

 

Persaingan antarnegara sekarang ini semakin hari semakin sengit. Semuanya membangun inovasi-inovasi baru. Semuanya membangun fasilitas-fasilitas yang mendukung daya saing negaranya masing-masing.

 

Dan, kita sama. Kita tidak mau ditinggal. Kita tidak mau kalah dalam persaingan ini, dalam kompetisi ini.

 

Oleh sebab itu, Terminal Peti Kemas di Tanjung Priok ini—saya sudah melihat dua kali, sudah lihat dua kali di lapangan, di zaman Pak R.J. Lino, lihat di lapangan dan saya sampaikan pada saat itu—secepatnya terminal ini harus diselesaikan.

 

Jangan menunggu-nunggu lagi. Dikerjakan jangan satu shift, tapi dikerjakan dua shift, tiga shift karena kita sangat kekurangan kapasitas terminal. Secepat-cepatnya.

 

Dan alhamdulillah, saat ini, sekarang ini sudah selesai terminal peti kemas yang pertama. Tadi juga saya sampaikan kepada Pak Dirut Pelindo II. Yang kedua juga segera diselesaikan. Yang ketiga juga segera diselesaikan. Terminal produk yang keempat, yang kelima juga segera diselesaikan.

 

Jangan menunggu-nunggu. Jangan memperlambat. Kalau keuangan, finansial dari Pelindo II tidak cukup, gandeng swasta, gandeng investor.

 

Sekali lagi, jangan menunggu-nunggu. Persaingan, kompetisi sudah di depan kita. Begitu kita terlambat, ditinggal kita.

 

Hari ini, alhamdulillah, terminal yang pertama selesai. Yang tadi saya tanya, yang kedua, yang ketiga kapan? Yang keempat, yang kelima, terminal produknya kapan? Pada tahun 019, semuanya akan kita selesaikan, dan harus selesai pada tahun itu.

 

Semua negara sekarang sedang berlomba-lomba melakukan inovasi, menginisiasi perombakan besar-besaran untuk meningkatkan daya saingnya. Kita juga sama. Jangan menunggu-nunggu lagi.

 

Yang namanya pelayanan, dwelling time—dua tahun yang lalu saya datang ke sini—masih enam sampai tujuh hari. Saya ikuti terus sampai sekarang.

 

Tadi saya tanya ke Pak Dirut Pelindo II, “Hari ini sudah berapa hari dwelling time-nya?” Tiga koma dua. Tapi saya tanya tadi ke Pak Menteri Perhubungan: 3,7. Ya antara itu. Yang paling penting, tiga koma.

 

Dan saya berikan, saya sampaikan, “Saya mintanya dua koma. Entah 2,2, entah 2,5, tapi dua koma. Ndak, jangan berhenti di tiga koma, udah seneng, ndak. Perbaiki lagi.”

 

Dan juga tidak hanya Tanjung Priok. Saya minta Tanjung Perak, saya minta Belawan, saya minta Makassar, semuanya, dwelling time diperbaiki. Di Belawan, itu masih tujuh sampai delapan hari. Belawan yang pegang Pelindo berapa itu? Pelindo I? Jangan sampai masih tujuh sampai delapan hari.

 

Mau bersaing kayak apa kalau kita masih tujuh sampai delapan hari bongkar muatnya, dwelling time-nya? Di Belawan, coba.

 

Cara main-main seperti itu sudah enggak bisa lagi kita. Ada delapan crane. Yang dijalankan hanya satu crane. Untuk apa? Tawar-menawar aja, “Saya dahulukan.”

 

Tapi mana? Terus terang mereka minta uangnya. Enggak bisa seperti ini.

 

Saya obrak-abrik hal-hal seperti itu. Saya pastikan, saya pastikan. Saya akan perintahkan Kapolri untuk Belawan, untuk Tanjung Perak. Kalau masih seperti itu, enggak bisa. Kalau di sini bisa 3,2, di sana juga harus bisa 3,2. Di tempat lain juga harus bisa 3,2.

 

Kalau cara-cara seperti itu masih kita terus-teruskan, ditinggal betul kita, ditinggal. Negara lain memperbaiki, memperbaiki, memperbaiki. Kita masih berhenti di tujuh-delapan hari dwelling time.

 

Ada crane delapan. Yang dijalankan hanya satu. Untuk apa? Untuk tawar-menawar.

 

Tidak bisa kita terus-teruskan seperti itu. Sekarang saya dan kabinet ini orang lapangan. Banyak orang lapangan. Kami tahu betul apa yang terjadi di lapangan.

 

Dan kita akan ikuti terus hal-hal seperti ini. Harus diobrak-abrik. Kalau enggak, dimakan terus kita, enggak akan berubah kita. Dan betul-betul ditinggal kita kalau tidak kita benahi dengan cepat.

 

Saya berpikir, kemarin memperbaiki Tanjung Priok, berarti yang lain juga mengikuti. Ternyata di sini sudah lumayan baik.

 

Yang lain masih tujuh-delapan hari. Baru dua hari yang lalu saya terima kabar mengenai itu. Ndak. Buat saya, enggak bisa diterus-teruskan seperti ini.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Sekali lagi, kita tidak boleh menjadi penonton dalam persaingan, tidak boleh menjadi penonton dalam era kompetisi ini. Kita harus mengejar ketertinggalan agar kita bisa memenangkan pertarungan, agar kita bisa memenangkan kompetisi itu. Kita harus membuat ekonomi kita semakin kompetitif, semakin berdaya saing.

 

Yang pertama, saya sudah sampaikan kepada seluruh menteri bahwa kita harus fokus. Kerjanya fokus pada core business yang ingin kita jalankan, memperkuat sektor-sektor yang menjadi keunggulan kita. Tidak semuanya dikerjakan. Malah luput semuanya. Keunggulan kita dibandingkan dengan negara-negara yang lain, itu yang mau kita kejar.

 

Yang kedua, mempercepat pembangunan infrastruktur, termasuk pelabuhan seperti yang kita kerjakan sekarang ini, bandara, jalan tol. Tujuannya adalah menurunkan biaya logistik, menurunkan biaya transportasi.

 

Kalau dibandingkan dengan negara tetangga kita, cost-nya masih 2 sampai 2,5 kali lipat negara kita. Biayanya mahal sekali. Entah karena banyaknya pungli, entah karena lamanya proses. Ini masih terjadi.

 

Yang ketiga, akan kita teruskan deregulasi-deregulasi, debirokratisasi, menyederhanakan aturan, menyederhanakan regulasi, prosedur yang berbelit-belit. Harus pangkas semuanya dalam rangka daya saing, dalam rangka competitiveness kita. Salah satunya tadi, dwelling time.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Sekali lagi, bahwa pembangunan pelabuhan yang modern tidak bisa ditunda-tunda lagi. Bukan hanya memperkuat konektivitas antarpulau, antarprovinsi, antardaerah, tetapi juga menopang arus perdagangan, menopang arus investasi yang datang ke negara kita.

 

 

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.

 

Terakhir, saya mengucapkan selamat atas selesainya pembangunan New Priok Container Terminal 1 ini. Dan saya minta pengoperasiannya, sekali lagi, terintegrasi, bebas pungli, dan mengurangi dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok.

 

Terima kasih.

 

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden