Sambutan Presiden RI -Rakornas Satgas Pemberantasan Illegal Fishing, Jakarta, 29 Juni 2016

 
bagikan berita ke :

Rabu, 29 Juni 2016
Di baca 1033 kali

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RAKORNAS SATGAS PEMBERANTASAN PENANGKAPAN

IKAN SECARA ILEGAL/ILLEGAL FISHING (SATGAS 115)

ISTANA NEGARA, JAKARTA

29 JUNI 2016




Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Selamat pagi,

Salam sejahtera bagi kita semuanya,


Yang saya hormati para Pimpinan Lembaga Negara,

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, Kepala Bakamla, para Kepala Lembaga,

Yang saya hormati para Gubernur, Bupati, Wali Kota yang hadir,

Hadirin yang berbahagia,


Yang pertama, saya ingin memberikan penghargaan, memberikan apresiasi yang tinggi atas prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh Satgas 115, baik dalam menangkap kapal-kapal ilegal, kapal-kapal asing ilegal, dan juga dalam menjaga sumber daya laut kita menuju visi maritim Indonesia.


Saya melihat bahwa ada kekompakan di lapangan, ada kerja sama yang sangat baik di lapangan, ada kebersatuan antaraparat, antarlembaga, antarinstansi di lapangan. Dan, menurut saya, ini yang harus dijaga. Dan hal-hal seperti ini sebetulnya yang lama kita kehilangan.


Kita bekerja yang banyak di sektornya sendiri-sendiri, ego sektoral. Tidak pernah ada sebuah kerja sama yang kompak, yang baik, yang terkonsolidasi, yang terorganisasi sehingga orang melihat kita “ngeri” karena ada kesatuan itu, ada kekompakan itu.


Saya tadi bisik-bisik ke Menteri KKP, “Berapa yang sudah ditenggelamkan?” “176 kapal.” Ini angka coba bandingkan dengan negara yang lain. Ini angka yang sangat besar sekali karena memang illegal fishing yang lalu lalang di perairan kita, di laut kita bertahun-tahun tidak pernah mereka dijamah oleh hukum kita. Berapa setiap hari lalu lalang illegal fishing sebelumnya? 7.000, paling sedikit 7.000 kapal.


Kenapa enggak tertangani? Ya karena belum ada kekompakan antaraparat-aparat kesatuan kita.


Sekarang, kalau kita lihat di bawah—prajurit—atau di atasnya sedikit, bisik-bisik menyampaikan, “Pak, kami sekarang bangga dan bisa membusungkan dada karena kita ditakuti oleh mereka, oleh kapal-kapal asing yang mengambil sumber daya laut kita, sumber daya alam laut kita.”


Jangan berhenti. Ini tidak boleh berhenti. Konsistensi ini perlu sekali agar mereka melihat bahwa kita serius, bahwa kita sangat serius menangani ini.


Memang bertahun-tahun kelemahan kita adalah ego sektoral. Antarkementerian tidak bekerja sama, antarkesatuan tidak bekerja sama. Kelemahan kita ada di situ, dan itu dilihat oleh mereka sehingga mereka berani masuk sampai ribuan banyaknya. Enggak mungkin mereka masuk tanpa kalkulasi.


Sekarang silakan masuk, silakan main-main kalau ingin mencoba Satgas 115, kalau ingin mencoba.


Yang kedua—yang kedua ini yang paling penting—sekarang bagaimana menyiapkan industri perikanan kita, menyiapkan kemaritiman kita agar semuanya terjaga, menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan budaya kemaritiman kita, menyiapkan sisi pertahanan agar sumber daya alam laut kita betul-betul bisa kita jaga dan bisa kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.


Saya ingin agar satgas bisa menyatukan semua sumber daya negara, dan diberdayakan semuanya untuk sekali lagi menyelamatkan sumber daya maritim Indonesia. Jangan berjalan sendiri-sendiri. Perkuat kerja sama, perkuat sinergi antarlembaga mulai dari pusat sampai ke daerah, baik bupati, baik wali kota, di atasnya baik gubernur agar, kalau ada hal-hal yang memang perlu diinformasikan, perlu disampaikan kepada kita, bisa disampaikan secepat-cepatnya.


Hal seperti ini jangan pernah berhenti. Konsistensi itu akan menjadikan nanti kebiasaan-kebiasaan baik kita, dan nanti akan menjadi sebuah budaya kerja kita.


Dan saya juga tidak ingin lagi mendengar ada lembaga atau oknum aparat yang menjadi backing , yang mem-back up illegal fishing. Ndak ada lagi.


Termasuk di dalamnya, masyarakat juga harus diedukasi untuk tidak mau berkolaborasi dengan pelaku illegal fishing. Dan ini menjadi bagian dari upaya pemberantasan aksi illegal fishing.


Hadirin sekalian yang saya hormati,

Terakhir, tadi sudah saya sampaikan bahwa penanganan illegal fishing di negara kita sudah mulai menunjukkan hasilnya. Stok ikan laut yang meningkat ini harus dimanfaatkan sehingga perencanaan yang baik, persiapan yang baik dalam rangka membangun industri perikanan kita harus disiapkan betul, sehingga meningkatkan kesejahteraan nelayan, memenuhi kebutuhan konsumsi ikan lokal, dan juga bisa mendatangkan devisa bagi ekspor kita.


Saya juga titip: kita juga harus melangkah ke industri perikanan yang modern, pengolahan, pengalengan sehingga memberikan nilai tambah yang besar bagi negara kita, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja.


Dan, ketika kita ingin masuk ke industri perikanan, maka pastikan kementerian-kementerian bahwa infrastruktur pendukung itu tersedia, mulai dari jalan, pelabuhan, listrik, dan lahan untuk industri pengolahan.


Saya kira para gubernur bisa mulai menyiapkan lahan-lahan untuk industri pengolahan ini karena saya meyakini sebentar lagi akan datang investasi, entah kerja sama swasta dengan swasta atau swasta dengan BUMN, yang ingin membangun ini karena memang peluangnya di industri perikanan ini sekarang sangat besar sekali. Permintaan dari luar sangat banyak. Permintaan untuk ekspor juga sangat banyak.


Inilah peluang yang harus segera diambil. Oleh sebab itu, kita tidak hanya sekadar menjaga laut kita. Tetapi kita juga bisa memanfaatkan sumber daya laut untuk kesejahteraan bersama.


Demikian beberapa hal yang bisa saya sampaikan untuk menjadikan perhatian. Dan yang paling penting: dilaksanakan, dikerjakan, dan terus secara konsisten. Terima kasih.


Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden