SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA DIALOG MEMBANGKITKAN MEMORI KOLEKTIF KESEJARAHAN ANTAR BANGSA ISTANA NEGA

 
bagikan berita ke :

Selasa, 17 Maret 2009
Di baca 1575 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

DIALOG MEMBANGKITKAN MEMORI KOLEKTIF KESEJARAHAN

ANTAR BANGSA

TANGGAL 17 MARET 2009

DI ISTANA NEGARA, JAKARTA

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Yang Mulia Perdana Menteri Malaysia Sri Abdullah Haji Ahmad Badawi ,

 

Yang saya hormati Bapak Try Sutrisno, ketua EPG Indonesia,

 

Yang saya hormati Bapak Tun Musa Hitam ketua EPG Malaysia,

 

Yang saya hormati para Menteri baik dari Malaysia maupun dari Indonesia, para

Duta Besar, para anggota EPG baik dari Indonesia maupun Malaysia,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Sebelum saya menyampaikan sambutan pada acara yang sangat penting ini izinkan, saya untuk menyampaikan satu pengantar. Saudara-saudara, pada acara pers conference setelah Bapak Abdullah Badawi dengan delegasi dan saya dengan delegasi Indonesia melaksanakan pertemuan konsultasi tahunan, diangkat dalam sebuah pertanyaan pers menyangkut masa depan hubungan Indonesia-Malaysia sebuah hubungan yang strategis sifatnya dan menjangkau ke masa yang jauh ke depan. Pertanyaan itu muncul dikaitkan dengan kemungkinan selalu bergantinya kepemimpinan atau mereka-mereka yang mengemban amanah untuk memerintah di kedua negara. Tersirat dari pertanyaan itu adalah urgensi dan semangat untuk terus mengatasi masalah-masalah yang muncul di antara kedua bangsa, kedua negara, seraya mencari jalan untuk memperkokoh persahabatan yang lebih kekal dan menjanjikan berbagai peluang untuk membangun kerja sama yang baru. Tadi saya katakan, setelah Bapak Abdullah Badawi juga menyampaikan pandangan-pandangan beliau, bagi saya bukan sesuatu yang tidak wajar kalau Malaysia dan Indonesia sebagai sahabat dekat, sebagai tetangga dekat sekali-sekali kita berbeda pandangan, sekali-sekali kita berselisih atas satu dua masalah. Mengapa demikian? Saya kira hampir tidak ada masalah misalnya antara Indonesia dengan Irlandia yang nun jauh di sana atau Malaysia dengan Honduras yang juga jaraknya amat jauh yang tidak ada interaksi secara intens dalam hubungan antar bangsa  itu. Oleh karena itu, dari cara pandang seperti ini menurut saya bukan sesuatu yang sangat  luar biasa meskipun kita dua bangsa yang memiliki ikatan kesejarahaan yang dalam dan tinggi termasuk ikatan keserumpunan. Oleh karena itu, apa yang menjadi amanah dan misi dari EPG, amanah dan misi kita bersama, tidak boleh menghalang-halangi apapun kecuali kita berangkat dengan keyakinan bahwa semua itu insya Allah dapat kita kelola.

 

Yang kedua, masih sebagai pengantar, tadi Bapak Musa Hitam mengingatkan betapa sedini mungkin kita bisa melakukan investasi untuk memelihara kokohnya persahabatan kedua bangsa ini. Itulah sebabnya pula dalam pertemuan konsultasi tadi diangkat pentingnya untuk sedini mungkin di antara generasi muda Malaysia dan Indonesia diberikan peluang untuk saling mengenal, saling mengakrabkan diri sehingga kelak pada saatnya ketika mereka melanjutkan kepemimpinan bangsa ataupun pemerintahan kedua negara, mereka telah memiliki riwayat kedekatan sehingga lebih memuluskan lagi sebagai upaya untuk mengkukuhkan persahabatan kedua bangsa.

 

Saya ingin memberikan contoh pengalaman pribadi saya pada medio tahun 70-an, saya masih perwira junior, Bapak Try Sutrisno sudah menjadi perwira senior waktu itu, pasca konfrontasi yang berakhir pada tahun 66 dimulailah langkah-langkah untuk membangun kembali hubungan antara kedua tentara, Tentara Nasional Indonesia dengan Tentara Malaysia. Dimulai dari pertemuan-pertemuan untuk menyusun semacam pelatihan bersama, prosedur tetap bersama, mengasumsikan musuh bersama dan lain-lain. Saya ikut sejak awal sekali di Indonesia, sekali di Malaysia, sekali di Indonesia, sekali di Malaysia, dan terus berlanjut hingga hari ini. Exercise seperti itu yang dulu disebut dengan namanya  pelatihan bersama Kris Kartika Malaysia Indonesia. Yang ingin saya sampaikan bukanlah latihan itu sendiri, bukan gladi atau manuver-manuver lapangan itu sendiri, tapi jalinan persahabatan antara perwira muda yang juga akhirnya tumbuh menjadi perwira menengah, menjadi perwira senior, itu amat dalam. Dengan demikian benar kiranya investasi mulai dari kalangan muda, dan berlanjut ke depan itu juga salah satu pilar penting di dalam upaya, sekali lagi, memperkuat hubungan diantara kedua bangsa. Oleh karena itu, terhadap rekomendasi terhadap EPG yang tadi telah diserahkan oleh Bapak Try Sutrisno kepada saya dan oleh Bapak Musa Hitam kepada Perdana Menteri Malaysia yang juga menyangkut investasi jangka panjang dengan menghubungkan hubungan yang lebih dekat antar generasi muda memiliki logika dan urgensi yang memang betul-betul tinggi.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan pengantar itu saya ingin menggarisbawahi apa yang tadi telah disampaikan oleh beliau-beliau tadi, dan kemudian saya ingin menyampaikan sambutan pada acara yang penting ini, sekaligus nanti untuk membuka dialog bersejarah yang insya Allah akan segera di mulai pada hari ini.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Marilah kita bersama-sama sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena atas rahmat dan karunia-Nya pada hari ini kita dapat menghadiri pembukaan dialog membangkitkan kembali memori kolektif kesejarahan antar bangsa. Kita juga bersyukur pada hari ini dilangsungkan kembali pertemuan konsultasi tahunan Indonesia-Malaysia guna terus dapat meningkatkan hubungan dan kerja sama bilateral. Semoga pertemuan dan dialog ini semakin mempererat silahturahim persahabatan, persaudaraan, dan kerja sama yang lebih luas diantara kedua negara kita.

 

Yang Mulia Bapak Perdana Menteri Abdullah Badawi, hadirin yang saya muliakan,

 

Sebagaimana disampaikan Bapak Try Sutrisno tadi, sejarah mencatat dengan tinta emas Indonesia dan Malaysia memiliki  hubungan yang sangat istimewa. Hubungan yang terbentang jauh dari masa lampau melintasi perjalanan waktu yang sangat panjang hingga saat ini. Hubungan itu terbangun tidak hanya kedekatan secara geografis, tetapi kedua negara kita memiliki kedekatan historis, kesamaan budaya, dan rasa persaudaraan yang erat.

 

Dalam rentang sejarah yang panjang itu, tentu saja sekali-sekali ada perbedaan pandangan di antara kedua negara kita, namun dengan hubungan persahabatan dan persaudaraan yang kokoh kita selalu dapat menjembatani dan mencari jalan keluar yang terbaik. Kedua negara kita sepakat untuk lebih mementingkan kemaslahatan bersama daripada semata-mata hanya untuk memenuhi kepentingan masing-masing.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Saya merasa senang dan berbesar hati dengan pertemuan konsultasi tahunan Indonesia-Malaysia yang kita telah laksanakan pagi ini. Pertemuan itu kita landasi dengan semangat penuh persaudaraan, keterbukaan, saling menghormati, dan saling percaya. Saya beranggapan bahwa pertemuan konsultasi tahunan kita telah berlangsung sangat produktif dan menghasilkan langkah-langkah strategis yang memerlukan upaya tindak lanjut bersama. Pertemuan kita hari ini juga terasa istimewa karena kita secara resmi menerima rekomendasi dari Eminent Person Group Indonesia-Malaysia. Rekomendasi yang sangat penting untuk lebih mengukuhkan persahabatan kedua negara kita. Oleh karena itu, saya secara pribadi, atas nama pemerintah, dan bangsa Indonesia mengucapkan terima kasih  dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pimpinan dan para anggota EPG Indonesia dan Malaysia.

 

Saudara-saudara telah mendedikasikan tenaga dan pikiran Saudara untuk sebuah tujuan bersama yaitu terbangunnya persahabatan dan hubungan antar kedua bangsa yang lebih kokoh dan senantiasa berkembang ke arah yang lebih baik. Kita bersyukur sejak diresmikan pembentukannya oleh saya dan Pak Lah di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tanggal 7 Juli tahun lalu, EPG Indonesia-Malaysia telah mengadakan pertemuan-pertemuan yang konstruktif dan produktif. Serangkaian pertemuan yang mengidentifikasi berbagai potensi bilateral, kemudian merumuskan rekomendasinya bagi upaya peningkatan hubungan bilateral yang sehat dan produktif di masa mendatang.

Sungguh ini merupakan kegembiraan bagi kita semua, kegembiraan bagi kedua negara kita. Dengan niat yang tulus dan sumbang pikiran bersama, EPG telah berhasil merumuskan rekomendasi di berbagai bidang. EPG telah berhasil merumuskan peningkatan hubungan people to people,  peningkatan hubungan sosial budaya, media, ekonomi, pendidikan, kepemudaan  dan lain-lain. Rekomendasi ini tentu mengingatkan kita betapa besarnya potensi kerja sama yang masih dapat  terus digali oleh Indonesia dan Malaysia. Hal ini juga merupakan langkah maju yang sangat berarti untuk membangun masa depan kedua negara yang lebih jaya.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Saya meyakini melalui dialog membangkitkan memori kolektif kesejarahan antar bangsa yang akan kita mulai hari ini, kita akan mampu menjembatani perbedaan, cara pandang, dan kesenjangan antar generasi di antara kedua negara. Dialog ini insya Allah juga akan membuka cakrawala dan spektrum yang luas dalam memperkuat sendi-sendi hubungan antar bangsa yang strategis dan menjangkau ke depan. Dialog yang tidak hanya terbatas pada kekinian hubungan bilateral kedua negara, tetapi dialog yang mampu menghadirkan kemuliaan masa silam untuk kemudian menumbuhkan peradaban yang luhur di masa depan. Dialog yang mampu membangkitkan memori kolektif di antara kedua negara, menghadirkan ingatan kesejarahan, serta sekaligus memberikan pencerahan dan penyegaran pemikiran-pemikiran kita bersama.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Pada kesempatan yang baik ini, saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran para tokoh terkemuka dari Indonesia dan dari Malaysia. Para tokoh yang sangat kompeten di bidangnya masing-masing. Para tokoh yang memiliki komitmen yang tinggi untuk pembangunan dialog kesejarahan bagi kepentingan bersama di masa depan. Mari kita percayakan amanah dan harapan besar ini kepada para tokoh kedua negara untuk melaksanakan dialog yang sehat terbuka dan insya Allah membawa manfaat bagi kedua bangsa.

 

Akhirnya, dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim saya bersama Yang Mulia Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi, dengan ini menyatakan dialog membangkitkan memori kolektif kesejarahan antar bangsa, secara resmi dibuka. Sekian.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI