Sambutan Presiden RI pada Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional, Bogor, 17 September 2011

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 17 September 2011
Di baca 846 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA LOMBA CIPTA SENI PELAJAR TINGKAT NASIONAL,

DI ISTANA KEPRESIDENAN BOGOR, JAWA BARAT

TANGGAL 17 SEPTEMBER 2011

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

Saudara Wakil Gubernur Jawa Barat,

Segenap anggota Dewan Juri,

Para orang tua yang putra-putrinya mendapat kesempatan sejarah untuk berkompetisi pada hari yang penting ini,

Anak-anakku sekalian peserta Lomba Cipta Seni dari berbagai penjuru tanah air yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, hari ini kita kembali menyelenggarakan satu acara yang sudah enam kali kita laksanakan, yaitu Lomba Cipta Seni Pelajar Se-Indonesia. Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tadi, acara ini menjadi satu keutuhan dari Peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa yang setiap tahun kita peringati. Biasanya dilaksanakan sebelum tanggal 17 Agustus, tetapi karena 17 Agustus tahun ini jatuh pada Bulan Ramadhan atau Bulan Suci Puasa, maka pelaksanaannya dilaksanakan setelah 17 Agustus dan setelah Bulan Suci Ramadhan usai. Tentu saja tidak mengurangi arti penting, kekhidmatan, dan kekhususan dari lomba cipta seni para pelajar kita.

 

Hadirin yang saya muliakan,

Anak-anakku sekalian yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Tadi Menteri Jero Wacik sudah menyampaikan mengapa tema Lomba Cipta Seni tahun ini, kita pilih tema yang sangat penting untuk kita semua, untuk bangsa Indonesia, yaitu "Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh." Bangsa kita adalah bangsa yang majemuk, yang beragam, baik dari segi agama, dari segi suku, dari segi etnis, dari segi daerah, dari segi bahasa, dan berbagai keragaman, kemajemukan, dan perbedaan identitas di antara bangsa kita. Oleh karena itu, para pendiri republik, para pendahulu kita, menyadari bahwa dalam kehidupan bangsa yang majemuk sangat penting yang namanya persatuan dan kesatuan di antara kita semua. Ketika para pendiri republik mendirikan negara yang kita cintai ini, 66 tahun yang lalu, salah satu mukadimahnya atau pembukaannya berbunyi, yang intinya, kita ingin membangun negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Digarisbawahi kata-kata bersatu, karena sekali lagi bangsa kita bangsa yang majemuk.

 

Dasar negara kita, Pancasila, salah satu silanya juga berbunyi "Persatuan Indonesia." Demikian juga, dalam pilar-pilar kehidupan bernegara yang kita jalankan sepanjang masa, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan satu lagi semboyan kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang intinya juga sama, berbeda-beda tetapi satu. Mari kita tanamkan dalam hati sanubari kita sejak dini, sejak anak-anak kita mulai membangun kehidupan bersama dengan sahabat-sahabatnya untuk memiliki jiwa persatuan. Oleh karena itu, tidak keliru kalau tahun ini tema itu kita angkat kembali. Apa yang saya lihat tadi, apakah judul puisi, judul lagu, tema lukisan, hampir semuanya mengandung nilai yang hakiki, yang disebut dengan persatuan di antara kita semua.

 

Hadirin yang saya hormati,

Anak-anakku sekalian yang saya cintai,

 

Di berbagai kesempatan saya sampaikan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang sejak awal mengalami pendidikan yang baik. Hakikat pendidikan sesungguhnya adalah mendidik hati dan pikiran kita, educating the hearts and the minds of the people. Sejak dini kita tanamkan dalam hati sanubari anak-anak kita dan pikiran anak-anak kita itu untuk benar-benar menjadi manusia yang utuh jasmani dan rohani, lahir dan batin, hati dan pikiran-pikirannya. Seni adalah salah satu jalan untuk membentuk hati sanubari anak-anak kita. Melalui pendekatan seni dan budaya, kita bisa membangun watak dan perilaku anak-anak kita, bangsa kita, menjadi bangsa yang mencintai perdamaian, persaudaraan, kasih sayang, toleransi, harga-menghargai, hormat-menghormati, dan sejumlah nilai, sikap, dan perilaku yang menunjukkan budaya dan peradaban bangsa yang luhur. Kalau budaya dan peradaban bangsa kita luhur, hidup kita akan tentram. Indonesia akan maju, tetapi dalam keteduhan hubungan di antara sesama, di antara kita.

 

Saudara-saudara,

 

Oleh karena itu, tradisi baik ini akan terus kita lakukan. Saya berbicara dengan para Menteri tadi, Insya Allah dengan memohon rida Allah SWT, pada bulan Agustus tahun 2014 nanti, akan kita laksanakan temu akbar dari putra-putri kita, anak-anak kita yang  pernah mengikuti Lomba Cipta Seni sejak tahun 2006 yang lalu. Kita akan undang semuanya datang ke Jakarta lagi, untuk melakukan gelar karya anak-anak, exhibitions, dan mudah-mudahan menjadi tonggak, tonggak sejarah bagi kebangkitan seni dan budaya di negeri kita. Saya sangat yakin dengan izin Allah, anak-anak kita yang punya bakat luar biasa dengan sentuhan dan bimbingan para seniornya akan tumbuh menjadi seniman dan budayawan yang unggul, yang akan mengharumkan nama bangsa dan negara kita, dan menjadi kebanggaan kita semua.

 

Hadirin yang saya hormati,

Anak-anak yang saya cintai,

 

Beberapa saat yang lalu saya sampaikan kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Indonesia ini memiliki banyak keunggulan, banyak kekhasan yang tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain. Dalam kehidupan antar bangsa, sering sebuah bangsa dikenal karena kekhasan dan keunggulannya itu. Misalnya, kalau orang ingat Hollywood ingat Amerika Serikat, ingat Bollywood ingat India, ingat Coca-Cola atau Kentucky Fried Chicken ingat Amerika Serikat, ingat Toyota, Honda, Mitsubishi, ingat Jepang, dan seterusnya. Saya ingin dunia di masa depan makin mengenal Indonesia, dan Indonesia bisa makin mengenalkan dirinya yang tidak kalah dalam keunikan, kekhasan, dan keunggulannya. Dalam kamus hubungan internasional, ada yang menyebutnya sebagai elemen dari soft power, yang mudah untuk mengingat sebuah bangsa.

 

Oleh karena itu, mari mulai hari ini ke depan, kita kenalkan kepada dunia kita, bahwa negeri kita juga memiliki banyak keunggulan. Antara lain, batik yang sudah menjadi warisan dunia, yang sudah mulai digemari bukan hanya oleh bangsa sendiri, oleh bangsa-bangsa lain, kita jadikan icon dari kekhasan Indonesia. Masih ada lagi, misalnya nasi goreng yang ada di mana-mana, judulnya bukan fried rice kalau di Eropa, tetap nasi goreng. Ini juga andalan kita. Ada lagi bermacam-macam jenis kopi. Kopi Luwak itu ternyata disukai, digemari oleh banyak masyarakat di dunia. Kita bisa memperkenalkannya. Angklung, ini juga sudah menjadi warisan dunia, bisa kita kenalkan. Kemudian Borobudur, Prambanan, sebagai candi yang juga sudah dikenal oleh banyak bangsa di dunia. Bali sendiri, Wayang, Keris, saya kira banyak lagi yang disebut dengan the wonders of Indonesia.

 

Oleh karena itu, saya sudah meminta bulan November di Bali akan ada pertemuan puncak ASEAN dan East Asia Summit yang akan dihadiri oleh 18 Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, termasuk Amerika Serikat dan Rusia, ASEAN sendiri, Tiongkok, India, Jepang, dan lain-lain. Kita ingin menggelar yang disebut dengan ASEAN fair, Pekan Raya ASEAN. Indonesia tahun ini sebagai Ketua ASEAN dan tuan rumah dari East Asia Summit, saya ingin mari kita tunjukkan, kita kenalkan kepada dunia, yang disebut dengan kekhasan Indonesia tadi. Agar makin ke depan, makin dikenal. Itu juga bisa menjadi ekonomi kreatif, industri kreatif yang mendatangkan nilai ataupun pendapatan secara ekonomis. Tetapi lebih dari itu, itu adalah alat diplomasi kita untuk mengenalkan negeri kita di mata masyarakat internasional.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan, dan sebelum mengakhiri sambutan ini, saya bukan basa-basi, karena setiap ada lomba saya datangi, saya lihat satu persatu. Karya anak-anak kita luar biasa. Boleh tepuk tangan. Saya bisa membayangkan Dewan Juri yang tidak mudah untuk membikin peringkat. Kalau ujian matematika mudah, 2 x 2 pasti 4. Jadi kalau separuh menjawab 5, separuh menjawab 4, juri akan mengatakan yang jawabannya 4 benar, yang jawabannya 5 salah. Nah sekarang, namanya lukisan, namanya puisi, namanya lagu, namanya desain batik tidak mudah. Oleh karena itu, bagi yang tidak mendapat hadiah langsung, saya sudah memberikan apresiasi, Saudara semuanya juara. Semuanya harus bangga, semuanya harus bersyukur. Tetapi tentu, nanti ada yang mewakili yang lain untuk menerima piala. Dan semuanya akan diabadikan dalam buku yang kita cetak, dan nanti insya Allah pada tahun 2014 akan kita pamerkan seluruhnya karya anak-anak, baik yang menerima piala maupun tidak menerima piala pada hari ini.

 

Untuk anak-anakku, yang terakhir, kalau Pak Wacik mengatakan, bukan hanya saya Pak Wacik, bukan hanya Ibu Negara, semua bersyukur, senang, bahagia, berada di tengah anak-anak menyaksikan kegiatan seperti ini karena di antara kita juga pasti menyenangi seni. Masa remaja saya, saya melukis. Saya menulis puisi hingga sekarang. Saya ikut musik. Saya SMP-SMA ikut musik, sekarang masih mencipta lagu, sekarang-sekarang masih menyanyi meskipun di ruang sendiri. Dan saya menyenangi batik, saya menggunakan batik karena bangga dengan karya bangsa sendiri. Saya pun, bukan hanya bicara, saya sungguh menyenangi, saya bangga, dan saya ikut untuk menggalakkan seni budaya di negeri ini. Mudah-mudahan di antara anak-anak nanti ada yang menjadi Presiden Republik Indonesia yang akan datang, yang juga punya hati, punya cita-cita, punya mimpi, terutama memajukan seni budaya di negeri ini.

 

Demikianlah anak-anak sekalian, terima kasih Dewan Juri, terima kasih panitia, terima kasih semuanya.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI