Sambutan Presiden RI pada Panen Raya di Sragen, Jawa Tengah, 17 Februari 2012

 
bagikan berita ke :

Jumat, 17 Februari 2012
Di baca 1194 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PANEN RAYA DI SRAGEN, JAWA TENGAH

TANGGAL 17 FEBRUARI 2012

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirraahiim,

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Para Menteri, Pak Gubernur, Pak Bupati, dan para petani yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Alhamdulillah, hari ini kita dapat bersama-sama melakukan panen padi, semoga yang kita lakukan ini mendapatkan berkah dan rida Allah Subhaanahu Wa Ta'aala. Semoga pula niat kita, cita-cita baik kita dan kerja keras kita, utamanya para petani, bisa meningkatkan keberhasilan pertanian padi, termasuk produksinya, termasuk insya Allah, kesejahteraan bagi para petani.

 

Tadi Pak Gubernur ngendiko, bahkan Pak Sudi Silalahi juga ikut menyampaikan, katanya, sekali lagi katanya, karena saya mendapatkan sms yang banyak, sawah atau hamparan padi yang akan kita panen hari ini habis terserang hama, katanya begitu. Yang mengirim sms kepada saya itu, katanya, melihat tayangan televisi bahwa diserang hama wereng.

 

Alhamdulillah, sepanjang yang saya lihat di hamparan persawahan ini, depan, kanan, kiri, belakang, sepertinya tidak ada yang diserang hama wereng. Malah Pak Sudi Silalahi, piantun Batak yang bahasa Jawa-nya luar biasa, ndilih wrendilih, dilih wrengilih, meskipun, memang, karena perubahan iklim, di negara manapun, termasuk di negara kita ini, muncul hama-hama jenis baru.

 

Tetapi, pemerintah tidak tinggal diam, para petani juga tidak pernah menyerah, kita terus berusaha mengembangkan anti-hama yang ces pleng, termasuk pupuk-pupuk yang paling tepat menghadapi tantangan perubahan iklim ini.

 

Para petani yang sangat saya sayangi,

 

Pangan adalah kebutuhan hidup yang utama. Manusia bisa tahan hidup manakala pakaiannya kurang, atau rumahnya belum baik, atau tidak punya kendaraan, tetapi, tidak mungkin bisa hidup kalau tidak makan.

 

Oleh karena itu, pemerintah, saya sendiri, para Menteri, apalagi Pak Gubernur Jawa Tengah, Pak Bupati, semua, ingin upaya meningkatkan produksi pangan ini menjadi prioritas. Kalau prioritas, perhatiannya, anggarannya, programnya, semua, harus diarahkan untuk mencapai sasaran peningkatan pangan ini. Dan ini berlaku di seluruh tanah air, memang ada daerah-daerah yang surplus, yang produksi padinya berlebih, dan memang masih ada provinsi-provinsi yang defisit, yang di produksi belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di provinsi itu.

 

Jawa Tengah salah satu lumbung padi andalan, boleh tepuk tangan. Saya tadi bertanya kepada Pak Suswono, Menteri Pertanian, "Pak Sus, berapa sih rata-rata produksi padi per hektarnya?". Beliau mengatakan 5,1, nasional, Pak Gubernur mengatakan, "Pak, Jawa Tengah bisa kok mencapai 7 sampai 8 ton per hektar".

 

Saya senang sekali kalau itu dijaga dan bahkan ditingkatkan. Saya juga menyeru kepada para Gubernur, para Bupati, para Walikota seluruh Indonesia untuk memberikan perhatian pribadi. Sering-seringlah bertemu dengan petani, sering-seringlah turun ke lapangan, sering-sering lah datang ke tempat ini agar mengerti apa yang diperlukan petani, mengerti persoalannya, dengan demikian kebijakannya, solusinya menjadi tepat.

 

Kalau semua di negeri ini memiliki kepedulian dan perhatian serta kepemimpinan untuk meningkatkan produksi padi, produksi pangan, maka, bukan mustahil dan tidak menjadi isapan jempol, suatu saat, produksi padi kita, nasional pun, bisa mencapai 8 ton per hektar.

 

Saudara-saudara,

 

Kami sungguh memberikan perhatian kepada petani. Tadi, Pak Bibit ngendiko di lapangan, diguyur hujan di bawah terik panas matahari, kemudian tentu ingin hidup lebih layak, bersama keluarga dan putra-putrinya, oleh karena itu, kita juga ingin Bapak Ibu, untuk terus memajukan pertanian ini, meningkatkan ketahanan pangan kita. Kalau penghasilan petani semakin baik, pastilah, kesejahteraan rakyat Indonesia juga semakin baik, karena memang mayoritas rakyat kita saat ini adalah para petani. Dan saya berharap komunikasi, dialog, ataupun kerja sama antara kelompok-kelompok petani dengan pemerintah daerah, dengan dunia usaha, dengan dunia penelitian dan pengembangan itu terus ditingkatkan.

 

Dengan demikian, sekali lagi, produksinya semakin besar, smakin tahan serangan hama, kemudian semakin efisien penggunaan pupuk, dan akhirnya, produksi dan produktivitasnya semakin tinggi.

 

Semua itu tidak datang dari langit, Bapak Ibu, dan kita alhamdulillah, meskipun sekali-kali masih ada bencana, dunia sekarang ini mengalami bencana yang bertubi-tubi, seperti dulu yang kita alami pada tahun 2004, 2005, 2006, alhamdulillah sekarang, iklim kita, untuk Indonesia lebih bersahabat. Jangan disia-siakan momentum ini, jangan disia-siakan anugerah Allah Subhaanahu Wa Ta'aala ini, untuk betul-betul kita melaksanakan cocok tanam usaha pertanian yang makin baik.

 

Saya yakin, meskipun dunia masih mengalami krisis, banyak negara-negara yang jatuh, tetapi, negara kita, dengan pertolongan Allah, dengan kerja keras kita semua, termasuk kerja keras para petani, ekonomi kita selamat. Tetapi, tujuan kita bukan hanya selamat, bukan hanya tahan terhadap guncangan ekonomi global. Kita ingin, tahun demi tahun, semakin meningkat perekonomian kita, tahun demi tahun meningkat kesejahteraan dan penghasilan para petani, itulah yang menjadi tujuan kita. Mari bersama-sama, dan sekali lagi, saya instruksikan kepada jajaran pemerintah yang ada di daerah, di seluruh Indonesia, mulai dari gubernur, bupati, walikota, camat, dan kepala desa, harus betul-betul bersama-sama masyarakat.

 

Saya, sekali-kali, melihat kepala desa unjuk rasa di Jakarta, berbondong-bondong, memang tidak dilarang, itu hak politik, tetapi, saya lebih suka kalau kepala desa berbondong-bondong datang ke sawah, bertemu rakyatnya, membangun apa yang diinginkan oleh rakyat kita karena mereka juga dipilih oleh Saudara-saudara. Banyak kepala desa yang ingin betul memajukan desanya, mencintai warganya, punya pikiran, punya insiatif untuk apa saja yang bisa dilakukan asalkan penghasilan rakyatnya semakin tinggi.

 

Kita dukung yang seperti itu, bukan hanya kepala desa, Pak Camat pun harus tahu mana prioritasnya. Dengan demikian, seluruh Indonesia, insya Allah kita akan meningkatkan ketahanan pangan kita. Saya senang, saya bangga dan saya kagum pada apa yang berkembang di Jawa Tengah ini, khusunya untuk pertanian padi dan itu hajat hidup kita semua.

 

Demikian, demikian Pak Gubernur, demikian Pak Bupati, dan Saudara-saudara semua, ya, para petani ada di belakang, minta maaf saya membelakangi, tetapi saya kira beliau juga mendengarkan, midanget, tadi. Para petani, sampaikan salam pada keluarga, insya Allah, kalau kita punya semangat yang luar biasa untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, Allah akan kasih jalan.

 

Pemerintah akan terus bersama-sama Bapak Ibu sekalian. Saya rasanya ingin berjam-jam di sini kalau melihat hamparan sawah begini, rasanya, mudah-mudahan, ini setahun berapa kali panennya Pak? Sampun tigo nggih? Rata-rata sampun 8,2 ton nggih? Alhamdulillah, alhamdulillah. Ini harus menjadi namanya success story, kisah sukses yang harus diikuti oleh Saudara-saudara kita di daerah yang lain, di provinsi yang lain.

 

Maturnuwun sanget, maturnuwun sanget. Bapak, Ibu, sekalian, demikian yang ingin saya sampaikan, sampai bertemu kembali, saya ingin terus mendengar kabar yang baik dari Sragen, dari Jawa Tengah, dan tentunya juga dari provinsi-provinsi yang lain.

 

Sudah setiap hari Presiden mendengar berita-berita yang kurang enak, kadang-kadang, ada masalah ini, ada kekerasan ini, ada banjir di sini, ada yang berkelahi, saya kira pahalanya akan tinggi kalau sekali-sekali saya dikasih berita yang menyenangkan, seperti panen padi yang begini membahagiakan.

 

Demikan Bapak Ibu, terima kasih, maturnuwun,

 

Wassalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI