Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012

 
bagikan berita ke :

Jumat, 24 Februari 2012
Di baca 1651 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PERESMIAN PEMBUKAAN MUSYAWARAH NASIONAL IX

GENERASI MUDA FORUM KOMUNIKASI PUTRA-PUTRI

PURNAWIRAWAN DAN PUTRA-PUTRI TNI-POLRI (GM FKPPI)

TAHUN 2012

ASRAMA HAJI PONDOK GEDE, 24 FEBRUARI 2012

 

 



Bismillahirrahmanirahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,


Para Tamu Undangan yang saya hormati dan saya muliakan, para Sesepuh FKPPI, Saudara Ketua Umum Pengurus Pusat Generasi Muda FKPPI beserta segenap unsur Pimpinan dan Pengurus, baik pusat maupun daerah yang saya cintai dan saya banggakan,

Pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak Hadirin sekalian, untuk sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kita semua masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan
insya Allah kesehatan, untuk melanjutkan tugas, bakti, dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara yang sama-sama kita cintai.


Saya ingin pula menggunakan kesempatan yang baik ini, untuk mengucapkan selamat melaksanakan Musyawarah Nasional IX, dan semoga musyawarah nasional ini membawa kebaikan, bukan hanya bagi FKPPI, tetapi juga bagi masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.


Saya juga mesti, atas nama negara dan pemerintah, mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada keluarga besar FKPPI, atas segala yang dilakukan untuk negeri tercinta ini. Sejarah mencatat apa yang dilakukan oleh kader-kader dan keluarga besar FKPPI.


Saudara-saudara, utamanya adik-adik saya, Generasi Muda FKPPI, saya pernah berkata bahwa saya ini adalah FKPPI tulen. Ayah saya tentara, jadi saya FKPPI. Karena saya juga tentara, bertugas kurang lebih 30 tahun dulu di lingkungan TNI, kedua anak saya, Agus dan Ibas, FKPPI. Karena Agus tentara, pastilah anaknya Agus juga FKPPI. Paling tidak ada 3 generasi yang saya sumbangkan untuk FKPPI.


Para Peserta Musyawarah Nasional yang saya cintai,

 

Lima tahun yang lalu di Bogor, dalam Musyawarah Nasional VIII, saya menyampaikan sejumlah hal sebagai harapan dan ajakan saya untuk dilaksanakan oleh jajaran Generasi Muda FKPPI. Karena hampir semua masih relevan dengan perkembangan keadaan sekarang ini, saya ingin review kembali, agar Saudara kembali mengingatnya dan harapan saya, juga bisa dijalankan.


Pertama, saya katakan waktu itu, tahun 2007, bahwa FKPPI mesti mengetahui tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita, untuk selanjutnya FKPPI bisa berperan mengambil bagian untuk mengatasinya. Itu yang pertama.


Yang kedua, saya juga mengatakan agar tetap bisa exist dan tetap bisa berperan, maka FKPPI harus bisa mengaktualisasikan dirinya. Zaman berkembang, peran dan kegiatannya juga mesti disesuaikan dengan perkembangan zaman itu. Dan, saya harapkan waktu itu, FKPPI tetap bisa melakukan sesuatu yang oleh masyarakat dipandang relevan dengan tantangan keadaan. Itu yang kedua.


Yang ketiga, saya secara khusus melihat perkembangan dan dinamika kehidupan kita, kehidupan bangsa 5 tahun yang lalu itu, maka saya anjurkan FKPPI melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang sangat diperlukan oleh rakyat kita, antara lain, membantu rakyat di daerah bencana, membantu rakyat dalam meningkatkan kecukupan atau ketahanan pangan dan energi. Lantas juga melakukan sesuatu untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, dan kemudian peduli dan berbuat sesuatu untuk menyelamatkan lingkungan. Itu yang ketiga.


Yang keempat, Saudara masih ingat, lima tahun yang lalu pula, di hadapan peserta Munas VIII, saya menyampaikan agar FKPPI berada di depan dalam menjaga dan mengimplementasikan 4 Pilar Kehidupan Bernegara; Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.


Yang kelima, yang saya sampaikan waktu itu, dan ini tetap relevan dan berlaku sekarang ini. Meskipun Saudara semua, Adik-adik berbeda tempat dalam posisi politik, tetapi tetaplah bersatu menjalin persaudaraan dan tidak memutus tali silaturrahim. Di mana pun posisi politik, semuanya adalah untuk rakyat kita, untuk bangsa kita, untuk negara yang sama-sama kita cintai.


Terhadap 5 hal yang saya anjurkan itu, saya gembira, karena setelah saya ikuti, pada prinsipnya semua itu dijalankan oleh Generasi Muda FKPPI. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih, saya sampaikan penghargaan, dan teruslah dilanjutkan dan ditingkatkan.


Para peserta Musyawarah Nasional IX Generasi Muda FKPPI yang saya cintai,


Kini, awal tahun 2012, 5 tahun sudah sejak saya menyampaikan harapan dan ajakan saya waktu itu, kita saksikan terjadi berbagai perkembangan keadaan di negeri kita. Banyak prestasi, hasil, dan capaian kita, baik di dalam maupun di luar negeri. Tentu di samping ini mesti kita syukuri, haruslah terus kita jaga dan tingkatkan.


Sementara itu, harus kita akui dengan jujur, masih banyak pula tantangan, permasalahan, dan pekerjaan rumah kita. Artinya, yang belum sepenuhnya bisa kita capai dalam kurun waktu lima tahun, sejak Munas Saudara tahun 2007 yang lalu. Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita atasi dengan sekuat tenaga, dengan sungguh-sungguh. Dan saya yakin, seberat apa pun persoalan, kalau kita bersatu dan bekerja keras, pasti akan dapat kita atasi.


Pemerintah tentu akan terus berupaya dan bekerja keras, berusaha gigih untuk membikin negara kita ini semakin baik di masa depan. Saya mengundang FKPPI untuk aktif, untuk menjadi pelopor, dan berdiri di depan untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa dan melanjutkan pembangunan kita. Yang telah kita capai, yang baik-baik, mari kita jaga. Yang belum kita capai, yang belum baik, mari kita bikin baik.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Saya menyimak tadi pidato Saudara Hans Silalahi, Ketua Umum Generasi Muda FKPPI yang mengusulkan, sebenarnya, agar ada perubahan paradigma dan perilaku gerakan kepemudaan dari, barangkali karena sering dilihat yang bernuansa demonstratif, apalagi anarkis, menjadi sebuah gerakan yang berbasiskan moral force, kemudian intelektualisme dan juga profesionalisme.


Saya dukung pikiran seperti itu. Mengapa saya dukung pikiran seperti itu? Karena kekuatan kaum muda, termasuk kekuatan mahasiswa justru di situ, gerakan moral, moral force, daya intelektualitasnya, untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang segar, yang menjangkau, dan juga profesionalismenya. Dan kita ingin negara kita akan kaya dengan seperti itu, sehingga tidak kering idealisme dan kita bisa menata, serta membangun diri menuju masa depan yang lebih baik lagi.


Saya juga mendengarkan tadi tekad dari keluarga besar FKPPI yang dibacakan dan diikuti bersama-sama. Tekad nomor empat, kalau tidak salah itu intinya meningkatkan rasa solidaritas dan rasa persaudaraan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Ini juga saya dukung 200%.


Tetapi saya berharap, bukan hanya sebatas tekad, bukan hanya diucapkan dan diikuti beramai-ramai, tetapi saya berharap FKPPI menjadi contoh dan juga memberi contoh, memperkuat persaudaraan dan solidaritas, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.


Terus terang dan akan saya sampaikan pada forum yang baik ini. Di era kebebasan demokrasi sekarang ini, di era mengemukanya tuntutan hak, termasuk hak-hak asasi manusia, kebebasan berserikat dan berkumpul, kebebasan pers, desentralisasi dan otonomi daerah, yang kita jalankan pada era reformasi ini, sebagian besar membawa kebaikan karena itu amanah reformasi, tetapi ada yang terasa melemah. Apa yang melemah? Tiada lain, yang disampaikan tadi, solidaritas dan rasa persaudaraan, serta persatuan dan kesatuan di antara kita semua.


Bahkan, Saudara mengikuti akhir-akhir ini muncul kembali disharmoni, lantas juga aksi-aksi kekerasan, main hakim sendiri, bahkan premanisme, dan juga konflik komunal atau konflik horisontal. Ini ekses dari reformasi yang kita jalankan. Ini ekses dari cara-cara yang keliru menggunakan kebebasan dan hak individu.


Oleh karena itu, saya mengajak dan saya mendorong keluarga besar FKPPI, berjuanglah sekuat tenaga untuk mengubah keadaan yang tidak baik itu. Yang baik, dukung, karena itu amanah dan agenda reformasi. Yang nyata-nyata setelah 13 tahun berjalan reformasi kita ini, tidak membawa kebaikan, tentu harus dihentikan, diubah, sehingga segala sesuatunya konstruktif, sesuai dengan apa yang hendak kita laksanakan di negeri tercinta ini.


Saya sudah menyampaikan beberapa kali, rakyat pun juga sangat ingin, khususnya untuk jajaran kepolisian dan aparat keamanan, untuk menghentikan aksi-aksi kekerasan yang akhir-akhir ini terjadi di beberapa tempat. Melaksanakan antisipasi dengan benar, menangani dengan profesional, dan kemudian menyelesaikannya secara tuntas.


Saya berharap FKPPI dan semua pihak juga bisa ikut berbuat untuk mencegah dan menanggulangi aksi-aksi kekerasan yang hanya membikin hidup rakyat kita tidak tenteram di sejumlah tempat di beberapa kejadian.


Saudara-saudara,

 

Ingat, sejarah itu selalu melakukan koreksinya, koreksi sejarah. Dulu, ketika kita baru memproklamasikan kemerdekaan, era tahun 50-an, kita menganut dan hidup dalam demokrasi yang amat liberal dengan sistem parlementer, yang mengakibatkan pemerintahan kita jatuh bangun dan kemudian keadaan menjadi tidak stabil. Sejarah melakukan koreksinya. Kemudian kita sepakat waktu itu menganut sistem presidensial yang lebih tertib dan lebih stabil.


Dalam perkembangannya kemudian, ketika politik kita menjadi otoritarian dan ruang demokrasi tidak cukup terbuka untuk ekspresi, pikiran, dan kehendak dari rakyat kita, sejarah kembali melakukan koreksinya. Kita, bangsa ini, lantas kemudian melaksanakan reformasi dan demokratisasi dengan, istilah saya, besar-besaran.


Kini, setelah lebih 10 tahun kita melaksanakan reformasi, kita mulai merasakan, di samping yang baik, mulai ada ekses dan penyimpangan dalam penggunaan kebebasan, sehingga terjadi ketidaktertiban sosial, aksi-aksi kekerasan, termasuk penggunaan hak dan kewajiban yang kelewat batas.


Oleh karena itu, mari Saudara-saudara dan seluruh rakyat Indonesia dengan penuh kesadaran, dengan niat baik, dan dengan tangguh jawab yang penuh, kita lakukan koreksi-koreksi seperlunya. Tidak perlu menunggu datangnya koreksi sejarah yang seringkali harganya amat mahal. Dengan tetap, saya ingatkan, dengan tetap berangkat dari posisi yang telah kita pilih, yaitu demokrasi dan kebebasan tetap terjaga tidak boleh kita mundurkan. Hak asasi manusia, hak warga negara tetap kita lindungi dan majukan, serta ruang partisipasi publik tetap kita buka lebar.


Namun, sebagaimana yang saya sampaikan tadi, mari kita pastikan bahwa semua bentuk hak dan kebebasan itu, kita gunakan secara patut, tidak melebihi kepatutannya. Jangan justru penggunaan hak dan kebebasan yang sangat berlebihan itu membuat negeri kita menjadi tidak aman, tidak tertib, dan tidak stabil, dan pada tingkat masyarakat kita, justru mengganggu kehidupan mereka sehari-hari dan membuat hidup mereka tidak tenteram karena dibayang-bayangi oleh kekerasan, oleh tindakan main hakim sendiri, dan semua hal yang memang bukan tujuan kita mendirikan negara ini, bukan tujuan kita melaksanakan reformasi sekarang ini.


Itulah yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini dan marilah kita tetap optimis dengan memperbaiki hal-hal yang belum baik, dengan melakukan koreksi atas banyak hal yang perlu kita koreksi, sambil meneruskan reformasi kita, masa depan kita, masa depan Saudara semua, akan lebih baik dan itulah yang menjadi cita-cita dari pendiri republik dan cita-cita kita semua.


Selamat berjuang FKPPI. Selamat melaksanakan Musyawarah Nasional. Semoga berhasil. Tuhan beserta kita.


Dan akhirnya, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Musyawarah Nasional IX Generasi Muda FKPPI dengan resmi, saya nyatakan dibuka.


Sekian.
Wassalamu'alaikum waramatulahi wabarakatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI