Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pertemuan Forum KPU Se-ASEAN, Jakarta, 3 Oktober 2011

 
bagikan berita ke :

Senin, 03 Oktober 2011
Di baca 729 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PEMBUKAAN PERTEMUAN

FORUM KOMISI PEMILIHAN UMUM SE-ASEAN

DI ISTANA NEGARA, JAKARTA

TANGGAL 3 OKTOBER 2011

 

 

Bismillaahirrahmaanirraahiim,

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati, Saudara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, dan Saudara Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI, beserta para anggota parlemen Indonesia,

 

Yang saya hormati, para Menteri dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,

 

Yang Mulia para Duta Besar Negara-negara Sahabat dan para pimpinan organisasi internasional yang bertugas di Indonesia,

 

Yang saya hormati, Saudara Ketua Komisi Pemilihan Umum Indonesia beserta jajaran KPU, baik pusat maupun daerah,

 

Yang saya hormati, Saudara Direktur International Idea Asia-Pacific,

 

Yang saya hormati, para pimpinan Komisi Pemilihan Umum dan organisasi sejenis, baik dari ASEAN maupun non-ASEAN, para pimpinan organisasi civil society, terutama yang bergerak di bidang demokrasi dan pemilihan umum,

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Alhamdulillah, hari ini kita dapat bersama-sama hadir di Istana Negara ini untuk  mengawali pertemuan Forum Komisi Pemilihan Umum se-ASEAN, atas nama negara dan pemerintah Republik Indonesia, saya mengucapkan selamat datang kepada para peserta pertemuan, baik dari dalam maupun dari luar negeri, dan selamat melaksanakan pertemuan yang penting ini. Semoga forum ini dapat menyediakan ruang dan waktu untuk Saudara semua bisa berbagi pengalaman dan berbagi pandangan.

 

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Komisi Pemilihan Umum Indonesia atas prakarsanya untuk menyelenggarakan forum pertemuan ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Direktur International Idea Asia-Pacific atas bantuan dan kerjasamanya.

 

Dalam kapasitas saya, Saudara-saudara, baik selaku Presiden Republik Indonesia maupun selaku Ketua ASEAN pada tahun 2011 ini, saya sungguh menyambut baik dan mendukung pertemuan penting yang pertama kali dilaksanakan di Indonesia ini.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Tujuan utama kita menjalankan kehidupan bernegara, tiada lain adalah untuk mencapai kebaikan bersama, common good, dan juga kesejahteraan bersama bagi rakyat kita, common well-being.

 

Secara universal, banyak yang meyakini bahwa untuk mewujudkan dua sasaran penting itu, common good dan common well-being, maka jalan demokrasilah yang tepat untuk dilalui, meskipun demokrasi itu sendiri juga menghadirkan tantangan dan permasalahannya.

 

Sebagai contoh, demokrasi yang belum matang, dalam arti belum benar-benar consolidated and matured, di banyak negara, sering menimbulkan kegaduhan, kekerasan, baik secara horizontal maupun secara vertikal, dan sering pula menimbulkan instabilitas yang berkepanjangan.

 

Demokrasi yang belum matang seperti itu, juga tercermin dalam penyelenggaraan pemilihan umum yang, boleh dikatakan, tidak memenuhi standar internasional, yaitu pemilihan umum yang bebas dan adil, free and fair elections. Juga pemilu yang tidak tertib dan sering pula diwarnai dengan aksi-aksi kekerasan, pemilu yang tidak orderly, dan pemilu yang tidak peaceful. Itu gambaran yang kita kenali, di dunia kita ini, atas demokrasi yang belum matang.

 

Saudara-saudara,

 

Bangsa Indonesia juga belajar banyak dari pengalaman kesejarahan kami dalam mengembangkan demokrasi dan menyelenggarakan pemilihan umum. Negara  kami, Indonesia, sebagaimana para hadirin ketahui, memiliki sejarah yang khas, menyangkut kehidupan politik, kehidupan demokrasi, dan pemilihan-pemilihan umum yang kami selenggarakan. Boleh dikata, Indonesia mengalami proses pasang-surut, ups and downs, dan juga trial and tribulatons. Proses panjang yang kami tempuh dan lalui, sering painful, tetapi, itu semualah yang mengantarkan demokrasi Indonesia, sekarang ini, pada tingkatan yang jauh lebih matang.

 

Saya setuju apa yang dikatan oleh Mr. Andrew Ellis tadi, Director of International Idea Asia Pacific, bahwa demokrasi itu memiliki nilai-nilai global, global values. Tetapi, tidak bisa dipaksakan dari luar, tidak bisa didiktekan oleh bangsa manapun menyangkut demokrasi yang hendak dikembangkan, dijalankan oleh sebuah bangsa. Pengalaman Indonesia membenarkan tesis itu.

 

Seraya tetap mengadopsi nilai-nilai dan norma-norma demokrasi yang bersifat universal, kami pun mengembangkan sistem pemilihan umum yang tentu saja, tidak bebas dari nilai, budaya, dan pengalaman sejarah kami sendiri di dalam berdemokrasi dan melaksanakan pemilihan umum. Saya punya keyakinan, Saudara-saudara, bahwa home ground democracy itu akan lebih abadi dan lebih cocok bagi sebuah bangsa.

 

Saudara-saudara peserta pertemuan yang saya hormati,

 

Sebagaimana Saudara ikuti, sejak 13 tahun yang lalu, Indonesia berada dalam proses maha besar, yaitu transformasi, reformasi, dan demokratisasi. Alhamdulillah, dalam era baru ini, Indonesia telah melaksanakan tiga kali pemilihan umum. Pertama, pemilihan umum tahun 1999, kedua, pemilihan umum tahun 2004, dan ketiga, pemilihan umum tahun 2009.

 

Ketiga pemilu yang kami selenggarakan secara reguler setiap lima tahun itu, pada hakekatnya, telah berjalan secara damai, bebas, adil, dan tertib. Dari hasil perolehan suara, misalnya, ketiga pemilu terakhir yang diselenggarakan di negeri ini telah mencerminkan kehendak dan aspirasi rakyat. Tentu saja, pemilu-pemilu tersebut juga memiliki tantangan dan permasalahan yang tidak ringan.

 

Oleh karena itu, tentu, penyelenggara atau lembaga pemiihan umum yang menyelenggarakan tiga kali pemilu dalam era demokrasi ini, dalam hal ini Komisi Pemilhan Umum Indonesia, patut untuk menerima kredit dan penghargaan yang tinggi. Ke depan, Indonesia akan terus menyempurnakan pemilihan umum kami agar dapat mencerminkan kehidupan demokrasi yang makin substantif dan makin berkualitas.

 

Saya berpendapat bahwa pemilu yang makin baik dan berkualitas, di mana pun, ditentukan oleh lima hal utama. Pertama adalah sistem pemilu yang tepat, yang sungguh mencerminkan pemilu yang free and fair. Kedua, kelembagaan penyelenggaraan pemilu, dalam hal ini KPU, yang kredibel. Ketiga, manajemen pemilu, termasuk pelaksanaan, penghitungan suara, dan pengawasan pemilu yang benar-benar objektif dan efektif. Keempat, kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk menggunakan haknya dan dapat berpartisipasi dalam pemilihan umum itu dengan baik. Dan yang kelima, khusus bagi young democracy, keberhasilan pemilu juga tercermin dari ketertiban pemilu itu, pemilu yang berlangsung damai, tertib, tanpa kekerasan dan aksi-aksi anarkis yang lain.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Saya yakin para peserta pertemuan, baik yang berasal dari negara-negara ASEAN maupun non-ASEAN, memiliki banyak pengalaman dan pandangan tentang pemilihan umum. Oleh karena itu, saya berharap Saudara-saudara dapat saling berbagi dan menimba pengalaman dan pengetahuan yang Saudara miliki dan bukan, tentunya, untuk saling mendikte dan saling memaksakan pendapat-pendapatnya.

 

Saya yakin, kita semua memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk membangun dan menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang benar-benar bisa memenuhi harapan dan kehendak rakyat kita, yang dalam banyak hal akan kita dapatkan melalui pemilihan umum yang kredibel dan berkualitas.

 

Untuk memenuhi harapan dan aspirasi rakyat tersebut, yang pada awal sambutan saya tadi, saya sebut dengan istilah the common good and the common well-being, Indonesia telah memilih jalan demokrasi dan pembangunan. Demokrasi dan pembangunan tidak untuk dipertentangkan, tetapi untuk disatukan. Kami yakin bahwa kita bisa mengembangkan demokrasi sekaligus bisa menyukseskan pembangunan ekonomi khususnya, dan pembangunan bangsa secara umum.

 

Sebagaimana cita-cita yang dimiliki oleh banyak bangsa di dunia, Indonesia juga terus membangun diri, termasuk memajukan kehidupan demokrasi yang benar-benar bertumpu pada rakyat, people-centered democracy dan bukan demokrasi yang didominasi oleh peran negara, state-centered democracy.

 

Indonesia menyadari demokrasi seperti itu, yang people-centered, yang makin berkualitas, yang makin substantif, akan terwujud manakala kebebasan dan hak-hak asasi manusia benar-benar dijunjung tinggi di satu sisi, dan rakyat juga menghormati pranata hukum dan menjalankan kewajiban-kewajibannya di sisi yang lain. Kita memerlukan a balance, keseimbangan antara freedom and rule of law, juga keseimbangan antara rights and responsibilities, hak dan kewajiban dari warga negara.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah pandangan saya tentang demokrasi, itulah pula harapan saya agar forum ini betul-betul bisa digunakan untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan demi mengembangkan kehidupan demokrasi kita di masing-masing negara, to achieve the common good and common well-being of our people.

 

Demikian, dan akhirnya dengan memohon rida Tuhan Yang Maha Kuasa serta mengucapkan bismillaahirrahmaanirraahiim, pertemuan forum komisi pemilihan umum se-ASEAN, dengan resmi saya nyatakan dibuka.

  

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI