Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi Nasional, Jakarta, 20 April 2012

 
bagikan berita ke :

Jumat, 20 April 2012
Di baca 1804 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA DHARMA SANTI NASIONAL

PERAYAAN HARI RAYA NYEPI TAHUN BARU SAKA 1934

DI GOR AHMAD YANI, MABES TNI, CILANGKAP, JAKARTA

TANGGAL 20 APRIL 2012

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Para Tamu Undangan dan hadirin sekalian yang saya muliakan,

Para Pemimpin dan Pemuka agama Hindu, serta segenap umat Hindu di seluruh
tanah air, yang saya cintai dan saya banggakan,


Om Swastyastu,


Mengawali sambutan ini, saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena pada malam yang membahagiakan ini, kita dapat menghadiri acara Dharma Santi Nasional, Perayaan Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1934.


Saya ingin menggunakan kesempatan yang baik ini, untuk menyampaikan salam hormat dan salam bahagia kepada seluruh umat Hindu, baik yang hadir di tempat ini, maupun di tempat lain di seluruh tanah air. Semoga di hari yang mulia ini, umat Hindu senantiasa berada dalam lindungan Tuhan dan menjalani kehidupan yang damai, rukun, dan sejahtera.


Hadirin yang saya hormati,

 

Meningkatkan kerukunan, kedamaian, dan kesejahteraan, yang menjadi tema besar Perayaan Hari Raya Nyepi tahun ini, saya nilai sungguh tepat dan sungguh relevan. Di tengah keragaman bangsa kita, kerukunan menjadi amat penting. Kerukunan menjadi kunci bagi kehidupan yang damai dan sejahtera. Kedamaian tidak mungkin tercipta jika kita tidak rukun dan tidak bersatu. Kesejahteraan tidak mungkin terwujud jika kita hidup dalam kekacauan. Karena itulah, kerukunan, kedamaian, dan kesejahteraan, menjadi tiga kata kunci yang sangat penting dalam mewujudkan bangsa dan negara kita yang majemuk ini menjadi bangsa yang unggul dan maju.


Sebagaimana hari-hari besar agama lainnya di negara kita, Perayaan Hari Raya Nyepi mengandung nilai-nilai keagamaan yang universal. Hari Raya Nyepi menjadi hari yang sangat penting bagi umat Hindu untuk melakukan refleksi dan kontemplasi. Umat Hindu dapat merenungkan kehidupan yang hakiki dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta. Dari perenungan dan pencarian diri yang mendalam, umat Hindu dapat menyalakan semangat baru, melangkah ke depan, dan membangun hari esok yang lebih baik.


Melalui perayaan Nyepi pula, umat Hindu dapat meningkatkan kualitas keimanan dan pembaktian diri. Umat Hindu dapat menata perbuatan, perkataan, dan pikiran yang baik, menjadi tiga perbuatan yang suci dan bersih atau Tri Kaya Parisudha, sebagaimana diyakini oleh saudara-saudara umat Hindu. Hari Raya Nyepi juga mengingatkan umat Hindu dan kita semua, untuk menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam semesta, termasuk makhluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Hubungan harmonis yang berdimensi vertikal dan horizontal itu diharapkan akan melahirkan kehidupan yang abadi dan kebahagiaan yang sejati.


Hadirin yang saya muliakan,

 

Nilai-nilai yang saya kemukakan tadi, secara filosofis, merupakan nilai-nilai yang juga berlaku secara universal. Pada umumnya, kita semua umat beragama tentu mendambakan kehidupan yang bahagia, aman, damai, dan sejahtera. Kita harus menjauhkan diri dari berbagai tindak kekerasan yang merobek ketenteraman kehidupan masyarakat kita.


Kita sering prihatin, ketika seharusnya bangsa ini lebih rukun dan lebih bersatu, serta mesti senantiasa menjaga kehidupan bermasyarakat yang tertib dan damai, masih sering terjadi aksi-aksi kekerasan. Tindakan-tindakan kekerasan itu, baik yang bersifat horizontal atau kekerasan antar anggota masyarakat, maupun aksi-aksi yang melanggar hukum dan merusak aset-aset negara, tidak boleh terus terjadi di negeri ini.

Jika ada perselisihan atau konflik antar komponen masyarakat, marilah kita carikan solusinya secara damai. Jika kita semua sungguh memiliki semangat dan tanggung jawab menjaga kerukunan dan kedamaian, selalu ada jalan untuk itu.


Saya juga ingin menyampaikan, bahwa di era demokrasi dan kebebasan ini, kalangan masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya, termasuk melakukan protes dan unjuk rasa. Tetapi, gerakan protes dan unjuk rasa itu tetaplah disampaikan secara tertib, sesuai dengan aturan yang berlaku. Unjuk rasa yang disertai aksi-aksi yang merusak dan anarkis, tentulah tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur demokrasi yang kita junjung bersama.

Berkaitan dengan ini semua, di samping jajaran lembaga negara dan pemerintah, termasuk aparat keamanan dan penegak hukum, mesti menjalankan tugas untuk senantiasa menjaga kerukunan, keamanan, dan ketertiban masyarakat, saya berharap para pemuka dan tokoh agama juga ikut berkontribusi dengan baik. Misi dan peran utama para pemuka agama adalah memastikan ajaran agama yang dianut umatnya benar, serta membimbing akhlak dan perilaku para pemeluk agama agar menjadi warga bangsa yang baik. Di samping itu, peran para pemuka agama untuk senantiasa menjaga kerukunan antarumat beragama juga sangat-sangat penting.


Oleh karena itu, pandangan, sikap, dan tutur kata para pemuka agama yang jernih dan positif tentulah menjadi kunci dalam menjaga kerukunan atau harmoni antarumat beragama. Sebaliknya, sikap dan tutur kata yang cenderung provokatif dan mengobarkan permusuhan bisa serta merta diikuti oleh pengikut-pengikutnya, dan benturan secara fisik juga mudah terjadi.


Untuk itu semua, secara tulus saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para pemimpin dan pemuka umat Hindu, yang sering menjadi pelopor dan juga menjadi contoh untuk, bersama pemuka agama yang lain, senantiasa menjaga kerukunan antarumat beragama di negara ini. Apresiasi juga saya sampaikan atas upayanya dalam mendorong segenap umat Hindu untuk terus berbakti kepada bangsa dan negara.


Apa yang disampaikan oleh Saudara Ketua Umum Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia tadi, Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma juga disampaikan oleh Saudara Ketua Umum Marsda. Ida Bagus Putu Dunia, sungguh amat kena. Saya terkesan dengan uraian Bapak Suwisma menyangkut ajaran Tri Kaya Parisudha, yaitu pikiran yang suci, ucapan dan perkataan yang suci, dan perilaku yang suci. Marilah kita bangun dan pelihara bersama kehidupan di negeri ini, sehingga kita bisa menjauh dari perilaku yang buruk, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Umum PHDI tadi, antara lain tindakan menghalalkan segala cara, hanya mementingkan kepentingan sendiri atau kepentingan kelompok, menempatkan materi atau harta benda di atas segalanya, berkata-kata kasar, dan berbuat kejam kepada sesama.


Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Di hadapan kita saat ini, telah tercapai banyak kemajuan dan keberhasilan. Namun kita juga harus mengakui, tidak sedikit pula persoalan yang masih harus kita atasi, terutama dalam meningkatkan derajat pendidikan dan kesehatan, serta mengentaskan kemiskinan. Juga tantangan kita untuk menegakkan hukum dan keadilan bagi semua, termasuk pemberantasan korupsi. Saya berharap, pimpinan dan tokoh agama dapat bermitra dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi tantangan dan permasalahan itu.


Kita tidak dapat menyerahkan tugas pembangunan bangsa dan negara kita ke depan, hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Maju mundurnya negara kita, ditentukan oleh kita semua. Pemerintah tidak mungkin berbuat banyak tanpa dukungan penuh segenap komponen bangsa. Pemerintah memerlukan dorongan kuat dan bantuan dari seluruh rakyat Indonesia. Dukungan ini mesti diberikan oleh rakyat dari golongan manapun rakyat itu berasal, kepada pemerintah manapun yang tengah mengemban tugas di negara ini.


Pembangunan mustahil dapat berjalan baik tanpa keterlibatan segenap komponen bangsa. Pembangunan mustahil dapat terus berkembang dan maju tanpa partisipasi rakyat. Untuk itulah, mari kita bergandengan tangan, bersama-sama membangun negeri yang kita cintai ini.


Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia atas peran aktifnya dalam membimbing, membina, dan memberdayakan umat Hindu di seluruh tanah air.


Saya juga mengajak Parisada Hindu Dharma, segenap umat Hindu, dan seluruh umat beragama di tanah air, untuk terus merajut persaudaraan yang hakiki, membangun silaturahim, dan merekatkan hubungan sosial di antara seluruh warga bangsa. Bersama-sama, marilah kita bangun kehidupan yang damai dan penuh toleransi. Hati yang lapang dan jiwa yang sabar diperlukan di tengah bangsa yang majemuk dan dinamis ini.


Saya juga menyambut baik rencana Pertemuan Umat Hindu Sedunia, World Hindu Summit, pada bulan Juni mendatang di Denpasar, Bali. Jadikan pertemuan itu sebagai wahana untuk menjalin persahabatan dan harmoni antar umat Hindu di seluruh dunia. Tunjukkan kepada dunia, bahwa meskipun sekali-kali ada perselisihan, kehidupan keagamaan di tanah air kita berjalan dengan damai dan harmonis.


Akhirnya, kepada umat Hindu di seluruh tanah air, sekali lagi saya sampaikan salam hormat dan salam bahagia di hari yang mulia ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua.


Terima kasih.

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI