Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012

 
bagikan berita ke :

Jumat, 03 Februari 2012
Di baca 820 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK 2563 TINGKAT NASIONAL

DI JAKARTA CONVENTION CENTER, JAKARTA

TANGGAL 3 FEBRUARI 2012

 

 

 

Para Tamu Undangan yang saya hormati,

Segenap Umat Konghucu dan Komunitas Tionghoa di seluruh tanah air yang saya cintai,


Salam damai, salam bahagia, dan salam sejahtera untuk kita semua,


Sungguh merupakan kebahagiaan bagi saya beserta Ibu Negara, serta Saudara Wakil Presiden beserta Ibu Herawati Boediono, dan segenap tamu undangan, pada sore hari ini dapat kembali berkumpul bersama-sama dengan umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa, untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2563.


Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2563 kepada Saudara-Saudara yang merayakannya di seluruh tanah air. Saya turut berdoa, semoga di Tahun Naga Air ini, Saudara-Saudara senantiasa diberi kebahagiaan, kesejahteraan, dan keberuntungan.


Saudara-Saudara,


Perayaan tahun baru Imlek bukan hanya milik umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa, tetapi telah menjadi pesta rakyat di seluruh penjuru Indonesia. Semarak atraksi barongsai, temaram beraneka lampion, dan beragam aksesori budaya etnis Tionghoa, telah menjadi perayaan Imlek di berbagai daerah. Ini menunjukkan bahwa bangsa kita, benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan memberi ruang besar bagi masyarakat Tionghoa tanpa ada lagi sikap diskriminasi.


Kenyataan ini patut kita syukuri, selain merupakan pengakuan, penghargaan, dan penghormatan kepada etnis Tionghoa dan umat Konghucu, sekaligus juga menjadi bagian terpadu dari mozaik keragaman etnis dan budaya bangsa kita yang majemuk.


Kenyataan ini, juga menunjukkan makin kokohnya kebersamaan kita sebagai bangsa yang multikultural. Kebersamaan antara etnis Tionghoa dengan berbagai etnis lainnya di seluruh tanah air, telah menjadi kesadaran bersama untuk saling menghormati dan menerima perbedaaan yang ada. Melalui perayaan tahun baru Imlek, persaudaraan kita sebagai sebuah bangsa, harus makin kuat dan makin kokoh.


Persaudaraan kita sebagai sebuah bangsa, tidak boleh terganggu dan tidak boleh terpisahkan oleh perbedaan etnis dan perbedaan agama yang kita yakini. Pemerintah, dengan peran dan tugas yang diembannya, terus berupaya mengayomi, melindungi, dan memberikan kesetaraan kepada segenap warga bangsa tanpa kecuali.


Saudara-Saudara,


Momentum tahun baru Imlek merupakan momentum yang tepat untuk melakukan refleksi, evaluasi, dan tranformasi diri, menuju kebijaksanaan, kepekaan sosial, dan kemuliaan. Kita juga dapat membangun kebersamaan, menjalin kesetiakawanan, dan menumbuhkan kepedulian di antara sesama warga bangsa. Karena itulah, saya menilai tema tahun baru Imlek kali ini, yaitu "Insan Beriman Dan Luhur Budi, Hidup Rukun Meski Berbeda", memiliki makna yang sangat dalam.


Tema ini sungguh tepat untuk mengingatkan kembali pentingnya hidup rukun dan bersatu. Sebagai bangsa yang majemuk, yang kaya akan keragaman etnis, budaya, dan agama, kita memerlukan ikatan persatuan yang kokoh. Dalam keragaman itulah, kita harus hidup rukun, damai, dan penuh toleransi. Sebagai insan beriman dan memiliki keluhuran budi, kita harus memaknai perbedaan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, yang harus kita jaga dan kita pelihara.


Saudara-Saudara,


Di tengah keragaman dan kemajemukan, kita harus mengedepankan sikap saling menghormati dan bertenggang rasa. Di antara sesama warga bangsa, tidak boleh ada yang merasa lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih penting. Sebesar apapun perbedaan kita sebagai manusia, kita tidak boleh menyebarkan kebencian, apalagi dengan menggunakan kekerasan, terhadap orang yang berbeda dengan kita. Sebaliknya, mari kita bangun kebersamaan dan sikap kekeluargaan. Terjalinnya persaudaraan dalam kemajemukan, terciptanya rasa solidaritas di tengah perbedaan, dan timbulnya rasa saling hormat-menghormati akan menjauhkan kita dari pertentangan, permusuhan, dan konflik.


Dalam kaitan itulah, para tokoh dan pemimpin agama memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing, membina, dan menuntun umatnya, melalui kesholehan individual dan kesholehan sosial. Para tokoh dan pemimpin agama juga berperan penting untuk menciptakan Tri Kerukunan Hidup Umat Beragama, baik dalam kerukunan internal umat beragama, kerukunan antarumat beragama, maupun kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah. Kokohnya tri kerukunan hidup umat beragama, dapat menjadi fondasi yang kokoh bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara kita.


Kita juga harus menyadari, bahwa perbedaan bukanlah kendala, bukanlah rintangan untuk dapat hidup rukun. Perbedaan bukanlah untuk dipertentangkan, karena perbedaan akan selalu ada di dalam realitas kehidupan. Sejak berabad-abad silam, kita dapat hidup rukun dan bersatu. Kita mampu menunjukkan kepada dunia, bahwa di tengah keragaman, kita dapat menjaga persatuan dan harmoni. Kita dapat hidup rukun dalam Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diversity. Seloka Bhinneka Tunggal Ika menjadi sumbangan yang amat berharga dalam membangun tatanan peradaban baru di dunia.


Hadirin sekalian yang saya hormati,


Pada hari ini, Saudara-Saudara sudah memasuki tahun baru Imlek 2563. Saya mengajak Saudara-Saudara untuk menjadikan Tahun Baru ini sebagai ladang amal, lebih banyak berbuat kebajikan, dan meningkatkan kepedulian sosial terhadap sesama. Mari kita tingkatkan kesetiakawanan dan rasa kebersamaan dengan sesama warga bangsa. Tingkatkan pula keluhuran budi, sikap solidaritas, dan lebih banyak berbuat kebajikan.


Kepada Saudara-Saudara yang bergerak di dunia usaha, dari komunitas dan kalangan manapun, sekali lagi saya mengajak Saudara-Saudara untuk memberikan penghargaan kepada Saudara-Saudara kita, kaum pekerja atau kaum buruh, dengan mengedepankan sisi keadilan. Kita patut bersyukur kondisi perekonomian terus membaik, dan dunia usaha juga terus tumbuh. Pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha, tentu harus diikuti pula oleh kesejahteraan para buruh.


Saya berharap kalangan dunia usaha dapat menyesuaikan upah buruh sesuai dengan kemampuan dan skala perusahaan Saudara. Kita perlu mengedepankan rasa keadilan. Alangkah tidak adilnya, jika perusahaan terus meningkat dengan keuntungan yang makin banyak, tetapi para buruhnya tidak meningkat kesejahteraan dan penghasilannya. Kita tidak boleh hanya menunggu, para pekerja harus terus-menerus menuntut keadilan. Kita harus arif dan sadar memikirkan taraf hidup mereka. Mari kita carikan solusi terbaik, agar kehidupan para buruh lebih sejahtera, dan kalangan dunia usaha juga dapat terus tumbuh dan berkembang, suatu keadaan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.


Sungguhpun demikian, kepada para pekerja, saya berharap tidak perlu harus melakukan tindakan yang mengganggu kepentingan masyarakat luas. Salurkan aspirasi Saudara-Saudara secara tertib dan damai.


Demikianlah sambutan saya. Sekali lagi saya sampaikan ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2563 kepada umat Konghucu dan masyarakat Tionghoa di seluruh tanah air. Berbahagia dan sejahteralah di Tahun Naga Air ini. Semoga tahun yang baru ini, akan membawa keberkatan dan keberuntungan bagi Saudara-Saudara yang merayakannya.


Sekian, terima kasih.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI