Sambutan Presiden RI pada Peresmian Groundbreaking Kawasan Wisata Mandalika, Lombok, 21 Oktober 2011

 
bagikan berita ke :

Jumat, 21 Oktober 2011
Di baca 960 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA PERESMIAN GROUNDBREAKING

KAWASAN PARIWISATA MANDALIKA

DI LOMBOK TENGAH, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT,
TANGGAL 21 OKTOBER 2011

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillahirabbil alamin,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu ke 2, yang saya hormati para anggota DPR RI dan DPD RI, yang saya cintai saudara Gubernur Nusa Tenggara Barat bersama jajaran Pimpinan Daerah baik dari unsur Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif maupun jajaran TNI dan Polri, yang saya hormati para pimpinan dunia usaha baik dari BUMN maupun swasta, yang saya cintai dan saya muliakan para Tuan Guru, para pemuka agama, para pemuka adat dan para tokoh masyarakat, hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Baru saja kita mendengarkan sambutan Gubernur Nusa Tenggara Barat, sambutan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan penandatanganan sejumlah naskah Memorandum of Understanding sebagai tekad dan perjanjian untuk bersama-sama membangun kawasan Pariwisata Mandalika Lombok ini. Marilah kita berdoa pada Allah SWT, semoga niat baik, cita-cita, dan rencana yang telah kita dengar semuanya tadi mendatangkan rida Allah dan membawa manfaat bagi saudara-saudara kita yang ada di Lombok ini, di Nusa Tenggara Barat, dan tentunya bagi seluruh rakyat Indonesia. Manusia punya rencana tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa. Allah SWT-lah yang menentuka. Oleh karena itu, marilah kita berdoa memohon pertolongan dan semoga semua niat baik kita mendapatkan rahmat dan rida-Nya .

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Di belakang kita, di belakang saya, di hadapan hadirin sekalian, terbentang dengan indah keindahan alam di kawasan Mandalika ini. Tidak semua Provinsi di Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua, dari Sulawesi Utara hingga ke Nusa Tenggara Barat ini yang memiliki kekhasan, dan keunggulan keindahan alam seperti ini. Oleh karena itu, anugerah Allah SWT ini janganlah disia-siakan. Seraya kita syukuri, marilah kita kembangkan untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat kita.

 

Oleh karena itu, tepatlah jika Nusa Tenggara Barat pada umumnya, dan Lombok pada khususnya, di samping menjadi lumbung padi nasional salah satu andalan produksi beras kita, kiranya potensi yang begini besar dapat kita kembangkan bersama-sama agar di masa depan, jangka menengah dan jangka panjang, bisa sungguh meningkatkan kesejahteraan rakyat kita, utamanya saudara-saudara kita yang ada di Lombok ini.

 

Hadirin sekalian,

 

Mengapa sektor pariwisata semakin penting dewasa ini? Mengapa kita berharap banyak dari pengembangan disektor pariwisata di negeri kita? Pertama, kecenderungan pada tingkat dunia sektor pariwisata ini tumbuh dengan pesat, pertama karena pendapatan orang-seorang di banyak negara di seluruh dunia, itu meningkat yang disebut golongan menengah atau middle class di hampir semua negara juga tumbuh dengan pesat. Mereka menyenangi berpergian, berwisata dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu negara ke negara yang lain.

 

Oleh karena itu, akan merugi kita manakala negeri ini memiliki potensi yang besar di sektor kepariwisataan tetapi tidak kita kembangkan. Sementara jutaan, puluhan juta, bahkan ratusan juta wisatawan di seluruh dunia yang ingin berlibur, ingin berwisata di tempat-tempat yang baik. Marilah kita tangkap tren atau kecenderungan dunia seperti itu.

 

Yang kedua, mengapa sektor pariwisa mesti kita kembangkan dengan baik. Negeri kita sangat tidak kalah dengan negara-negara lain di bidang pariwisata ini, cuma belum semuanya kita kembangkan dengan baik. Berarti masih ada potensi, masih ada peluang, masih ada ruang untuk sama-sama kita kembangkan. Dan masih sekitar mengapa sektor pariwisata ini penting, dalam perkembangannya, sumber penerimaan negara dari sisi ekonomi yang dulu kebanyakan dari pertanian atau agriculture, industri, termasuk manufaktur dan jasa-jasa yang lain, sekarang justru sektor pariwisata sumber penerimaan negara yang sangat menjanjikan. Oleh karena itu, bangsa ini akan merugi, sekali lagi, kita punya potensi yang besar di bidang pariwisata, sementara penerimaan negara, income kita, dari sektor pariwisata masih belum mencapai sasaran yang kita harapakan. Itulah mengapa kita ingin betul tahun-tahun mendatang, 5-10-15 tahun lagi, sektor pariwisata menjadi sektor andalan dan unggulan di negeri tercinta ini.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Apa kuncinya, apa resepnya sebuah tempat atau kawasan pariwisata tumbuh dengan baik? Banyak sekali persyaratannya, tetapi saya simpulkan ada dua. Pertama, kalau kita ingin membangun kawasan Mandalika ini menjadi kawasan pariwisata unggulan, maka harus bisa dibuktikan bahwa kalau dibandingkan dengan negara lain; Singapura, Malaysia, Tiongkok, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika Latin, negara manapun kita tidak kalah apakah fasilitasnya, apakah keramahtamahan penduduk lokalnya, apakah apa yang bisa ditampilkan dan sebagainya, sama minimal. Ditambah ada kekhasan, uniqueness, ada keunggulan. Mencari alam seperti ini tidak selalu mudah, jadi mereka akan senang datang ke tempat ini. Bukan hanya sekali, berkali-kali dan sekali berkunjung bukan satu hari, berhari-hari manakala dia rasakan sama. "Kok, kalau saya berlibur di California, saya berlibur di Mesir, saya berlibur di Kuala Lumpur dengan yang ada di tempat ini, plus di negara-negara itu tidak ketemu keindahan, panorama, dan alam seperti di Mandalika ini." Hanya dengan dua kunci keberhasilan itulah kawasan ini akan tumbuh berkembang.

 

Saudara-saudara,

 

Yang memiliki uang itu mereka, kaum wisatawan dalam negeri dan luar negeri. Tidak bisa kita paksa, tidak bisa dengan Keputusan Presiden datanglah ke kawasan Mandalika. Mereka bebas memilih, bebas memilih di Indonesia ini, bebas memilih di dunia ini, mari kita bikin mereka memilih kawasan Mandalika dengan daya tarik yang sama-sama bisa kita kembangkan.

 

Saudara-saudara,

 

Kemarin sore, saya dengan beberapa Menteri, dengan Pak Gubernur dan teman-teman yang lain, setelah menikmati keindahan di tempat ini kita melihat Tanjung An yang ternyata juga tidak kalah indahnya dan saya dilapori oleh Pak Gubernur sepanjang kawasan Mandalika ini banyak sekali tempat-tempat indah seperti tempat ini maupun Tanjung Aan. Kami memang terkesima dan terpesona dengan panorama dan keindahan alam itu. Saya ingin banyak bangsa di dunia, saudara-saudara kita di Provinsi yang lain, juga sama-sama terpesona dan terkesima. Oleh karena itu, keindahan alam ini yang tentu anugerah Allah SWT, mari kita desain dengan baik, kita tata dengan baik, dan kita kembangkan dengan baik. Saya sudah menerima tadi desain atau cetak biru dari pengembangan kawasan Pariwisata Mandalika Lombok. Saya lihat sepintas tadi bagus, yang penting semua itu bisa diwujudkan dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan.

 

Membangun kawasan yang menjadi impian kita bukan tanpa biaya. APBN kita tidak memungkinkan, apalagi APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. Oleh karena itu, kita mengundang dunia usaha, mengundang investor, sebagaimana tadi, yang menanda tangani nota kesepahaman atau MoU, bayangkan untuk mengembangkan wisata ini diperlukan biaya Rp 27 Triliun. Membayangkannya saja tidak bisa tidur kita. RP 27 Triliun, setara dengan US$ 3 Miliar. Besar sekali. Kalau tahu biayanya besar, modalnya besar, tapi kalau telah terwujud nanti membawa manfaat bagi rakyat kita, bagi kita semua, mari kita bekerja sama secara serius agar semua investasi itu berjalan dengan baik.

 

Pertama-tama dari investor sendiri, Menteri Hatta telah mengingatkan jangan hari ini tanda tangan MOU kemudian good bye. Itu sama dengan menyandera. Yang lain tidak bisa mengerjakan, sementara yang sudah menanda tangani MOU tidak kunjung melaksanakan apa yang telah dijanjikan itu. Negara kita banyak yang tersandera seperti itu, entah 15 tahun yang lalu, 10 tahun yang lalu mendapatkan konsesi untuk melakukan usaha di Indonesia ini. Mereka lalai, tidak dikerjakan. Merugi, rakyat tidak dapat apa-apa, sementara, orang yang ingin mengerjakan tidak bisa karena alasan hukum dan lain-lain.

 

Inilah yang harus kita kita bersihkan di negeri kita ini. Jangan serakah mendapatkan ijin dimana-mana tapi tidak konsekuen dan tidak dilaksanakan, saya yakin melihat semangat yang menanda tangani MOU tadi beliau-beliau bersama Pemerintah Daerah, bersama PT. DC akan mewujudkannya dengan baik. Yang lain daerah harus juga mempersiapkan. Banyak rencana yang bagus macet, karena di daerah juga macam-macam. Saya ingin daerah sendiri tahu, biayanya besar, tidak bisa sendiri. Oleh karena itu, daerah juga harus menciptakan Perda yang baik, iklim yang baik, kesediaan untuk bekerja sama yang baik, karena kalau ini berkembang untuk daerah itu, untuk masyarakat di daerah itu, saya melihat di beberapa daerah di negeri kita ini yang sudah direncanakan macet, ada permintaan yang berlebih-lebihan sehingga terkunci semuanya.

 

Saya sudah berbicara dengan Tuan Guru, dengan Pak Gubernur kemarin, besar harapan saya apa yang menjadi niat daerah itu bisa disatukan dengan baik. Memang PT. DC itu adalah BUMN yang sudah lama mengelola urusan tourism atau pariwisata namanya Bali Tourism Development Corporation. Tetapi khusus untuk proyek kawasan pariwisata Mandalika Lombok ini, saya menganjurkan bikinlah namanya, misalnya bukan nama BUMN-nya, nama proyeknya Bali-Lombok Tourism Development Project. Kalau itu namanya begitu tidak menimbulkan kesalahpahaman "Wong di Lombok kok yang membangun Bali." Jadikan Bali-Lombok Tourism Development Project. Tetapi tetap BUMN-nya yang itu. Saya kira Meneg BUMN sudah dengar di situ, tolong dilaksanakan dengan baik nanti. Dan insya Allah ini akan bagus karena semuanya justru bersatu dalam misi, bersatu untuk  sebesar-besar kemakmuran rakyat di tempat ini.

 

Saudara-saudara,

 

Saya tidak akan berpanjang lebar. Saya ingin menyampaikan beberapa pesan khusus. Yang pertama, rencana yang begitu baik tadi, desain yang begitu indah tadi, jangan mengabaikan keramahan dan kelestarian lingkungan. Justru eco-tourisms, kepariwisatan yang tetap berdimensi lingkungan itu menjadi sangat penting. Keindahan alam ini sendiri sudah menjadi modal utama. Bikin segala sesuatunya, tetapi tetap ramah lingkungan. Lingkungan kita tetap indah dan lestari.

 

Yang kedua, hormati nilai-nilai lokal. Masyarakat di tempat ini amat religius. Sebagian besar adalah saudara-saudara kita kaum muslimin dan muslimat. Hormati nilai-nilai agama, hormati adat istiadat setempat. Dengan demikian dengan pengaturan yang baik, sedemikian rupa maka pariwisata berkembang, ekonomi berkembang, penghasilan rakyat meningkat, tetapi nilai-nilai agama, nilai-nilai adat lokal tetap dijujung tinggi. Itu Allah akan memberikan rahmat-Nya kalau kita tidak melupakan nilai-nilai agama dan nilai-nilai adat yang harus kita junjung tinggi.

 

Pesan khusus yang lain libatkan penduduk lokal. Jangan sampai lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, lima belas tahun lagi kawasan berkembang dengan baik, penduduk di sekitar sini tidak mendapatkan kesejahteraan yang patut. Sejak awal rencanakan, saya senang tadi ada MoU untuk memberikan ketrampilan, pengetahuan, pendidikan bagi penduduk lokal untuk pada saatnya siap menjadi bagian dari pengembangan kawasan ini. Kalau perlu, meskipun sudah ada sekolah tinggi pariwisata, bikin juga SMK kejuruan khusus, khusus pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan demikian, siapapun yang akan bekerja disini nanti, mereka yang terampil, yang memiliki mentalitas untuk bergerak di kepariwisataan dan ekonomi kreatif, mengembangkan produk lokal, dan sebagainya. Dengan demikian, kita ingin penduduk lokal menjadi bagian, tapi pastikan saudara-saudara kita yang ada ditempat ini dididik dengan baik, dilatih dengan baik, dibekali dengan baik, akhirnya memajukan semua tujuan kawasan wisata ini. Itu pesan khusus, juga pesan khusus saya yang juga penting untuk saya sampaikan.

 

Kemudian saya punya kata-kata dari dulu, jadikan kawasan ini tetap kawasan yang berseri. Berseri ini bersih, wisatawan dari negara manapun tidak senang yang kotor-kotor. Kemarin saya memberikan koreksi, saya jalan dari bandar udara Internasional Lombok sampai tempat ini, di kiri-kanan jalan masih ada sampah-sampah. Padahal kita akan kelewatan tamu negara, Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Mohammad Najib. Saya ingatkan, coba dibikin bersih, ternyata bisa bersih. Saya ingin bukan hanya pada saat Presiden datang, atau tamu negara datang. Selamanya bikin bersih, tidak boleh ada plastik bertebangan kesana kemari. Tanam, masukkan, kemudian pisahkan, bersih. Orang kalau bersih lahir, bersih batin. Lihat kawasan ini bersih, tidak ingin korupsi, tidak ingin macam-macam, tidak ingin melaksanakan kejahatan, bikin bersih.

 

Yang kedua, berseri, sehat, jangan sampai ada tempat-tempat yang memungkinkan wabah penyakit bisa berkembang dan berjangkit. Bikin sehat, baik tempat-tempat yang ada genangan air. Yang penting, di samping bersih, juga sehat, R-nya adalah rapi, yang rapi, yang manis. R satunya lagi ramah. Jangan sampai kita mengundang wisatawan untuk kesini, kita sendiri tidak siap untuk menjamu mereka dengan keramahtamahan, berseri. Double R.

 

I yang terakhir Indah. Kita sudah punya keindahan alam, dijaga dengan baik. Kalau kita semua, utamanya saudara-saudara yang akan tinggal dan mengelola kawasan wisata Mandalika ini menjaga yang saya sebut dengan Mandalika Berseri tadi. Bersih, sehat, rapi, ramah, lingkungannya indah, insya Allah apa yang kita dambakan akan mendapatkan rida Allah, dan kita akan mengembangkan kawasan ini untuk manfaat bagi rakyat kita semua.

 

Itulah pesan dan harapan saya, Saudara-saudara. Dan dengan itu semua, dengan terlebih dahulu memohon rida Allah SWT, dan dengan mengucapkan Bismillahirahmannirahim, hari ini kita mulai pembangunan kawasan pariwisata Mandalika Lombok. Sekian. 

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI