Sambutan Presiden RI pd Groundbreaking Jembatan Layang Hamadi-Holtekam, Papua, tgl 9 Mei 2015
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
GROUNDBREAKING JEMBATAN LAYANG HAMADI-HOLTEKAM
DI JAYAPURA, PAPUA
TANGGAL 9 MEI 2015
Saya sampaikan bahwa anggaran di Kementerian PU dan Perumahan total yang diberikan kepada Provinsi Papua sebesar 6 triliun, semuanya 6 triliun, untuk jalan dan jembatan 4,7 triliun, untuk pengairan, irigasi 600 milyar, untuk sanitasi dan air minum 400 milyar, untuk perumahan 300 milyar.
Â
Kemudian mengenai jembatan Holtekam total biaya yang diperlukan 1,5 milyar e... 1,5 triliun maaf, 1,5 triliun, dari pemerintah pusat akan diberikan 900 milyar jadi pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan kota Jayapura 600 milyar. Ini sebuah jumlah yang tidak sedikit 6 triliun oleh sebab itu kita harapkan nanti juga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi, pada pergerakan ekonomi yang ada di seluruh Papua.
Â
Kemudian juga saya sampaikan mengenai trans-Papua yang panjangnya 3.985 akan kita tangani tempat-tempat yang belum tertembuskan dan kita harapkan target, tadi saya sampaikan Pak Dirjen, Pak Menteri PU maksimal 2019 harus semuanya tersambung, kerja siang malam karena memang banyak yang belum tembus, belum tersambungkan. Inilah saya kira kerja-kerja yang akan kita lakukan untuk Papua khusus dari Kementerian PU, dan Perumahan. Ini belum termasuk tadi yang untuk PON kemudian yang berkaitan dengan pasar, dan yang lain-lainnya tadi ini masalah ke-PU-an saja.
Â
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan.
Â
Wartawan:
(Inaudible)
Â
Presiden:
Hm...ya, tadi kan sudah saya sampaikan target 2019 yang lewat trans-Papua semuanya sudah 100% tertangani, udah.
Wartawan:
(Inaudible)
Â
Presiden:
Hm... sudah, sudah, sudah, sudah akan saya sampaikan lagi 2019 semuanya akan tembus, sudah, udah, insya Allah akan tembus. Hm... jadi tadi sudah disampaikan Pak Menteri PU, Pak Dirjen di sebelah mana yang perlu perhatian, sebelah mana yang masih ada masalah, tapi memang masih banyak. Oleh sebab itu, kita minta sampai 2019 jangan lebih. Ada lagi.
Â
Wartawan:
(Inaudible)
Â
Presiden:
Nanti sore.
Â
Wartawan:
(Inaudible)
Â
Presiden:
Hm... nanti sore. Ini urusan ke-PU-an. Apalagi?
Â
Wartawan:
Kejaksaan tadi Pak.
Â
Presiden:
Apanya? O... nah yang jalan, nanti, besok pulang saya panggil rampung udah, itu kan hanya untuk barang bukti, udah, pulang langsung selesaikan, selesai itu, itu masalah kecil tapi udah lima tahun nggak dirampungkan ya nggak rampung.
Â
Wartawan:
Kereta Api di sini Pak?
Â
Presiden:
Kereta Api ini masih proses FS, kita harapkan nanti bulan Agustus-September FS-nya selesai, kalau bisa setelah itu lapangannya dicek, juga tahun ini kita harapkan juga bisa dimulai, dah? Apalagi yang mengenai infrastruktur, jangan masalah reshuffle.
Â
Wartawan:
Tol laut Pak.
Â
Presiden:
Tol laut nanti bulan Juli e... bulan Agustus-September, terutama yang di, akan dimulai yang besar nanti di Sorong itu 7.000 hektar yang untuk pelabuhan central, power plant, pelabuhan dan kawasan industri tapi masih, kalau nggak Agustus-an-September ini dalam, tapi udah dalam perencanaan.
Â
Wartawan:
Fasilitasnya Pak untuk tol laut?
Â
Presiden:
Apanya?
Â
Wartawan:
Tol laut.
Â
Presiden:
Nanti dilihat
Â
Wartawan:
Pak kalau infrastruktur pembangunan (Inaudible)
Â
Presiden:
Tadi kan sudah saya sampaikan infrastruktur itu jalan, jembatan, perumahan, kemudian irigasi, kemudian sanitasi, kemudian infrastruktur untuk perdagangan, pasar, jadi teruuus semuanya.
Â
Wartawan:
Bapak tadi bicara juga untuk melihat ke (Inaudible)?
Â
Presiden:
Apanya?
Â
Wartawan:
Ingin ke (Inaudible)
Â
Presiden:
Ya minim, minim 3 bulan, 4 bulan
Â
Wartawan:
(Inaudible)
Â
Presiden:
3 bulan, 4 bulan.
Â
Wartawan:
Itu terjadwal Pak ya?
Â
Presiden:
Hm...
Â
Wartawan;
Terjadwal Pak ya 3, 4 bulan Pak ya?
Â
Presiden:
Terjadwal gimana?
Â
Wartawan:
(Inaudible)
Â
Presiden:
Ya ke sini kalau memang ada yang perlu diselesaikan ya selesaikan, ke sini. Ya saya kan sudah janji.
Â
Wartawan:
(Inaudible)
Â
Presiden:
Sebentar, saya udah janji apa? Setahun berapa kali ke sini?
Â
Wartawan:
Tiga kali.
Â
Presiden:
Ya sudah, itu nanti dilihat. Ya, apalagi? Sudah? Makasih.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI