Sambutan Presiden RI pd Groundbreaking Tol Trans Sumatera Ruas Bakauheni-, Lampung, tgl 30 Apr 2015

 
bagikan berita ke :

Kamis, 30 April 2015
Di baca 1107 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

GROUNDBREAKING JALAN TOL TRANS-SUMATERA

RUAS BAKAUHENI-TERBANGGI BESAR

DI SABAH BALAU, LAMPUNG

TANGGAL 30 APRIL 2015

 

 

 

Presiden:

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semuanya, Tabik Pun?

Tamu Undangan:

Ya, pun.

 

Presiden:

Benar nggak tadi?

 

Tamu Undangan:

Benar.

 

Presiden:

Jangan-jangan saya, saya takut kalau salah. Yang saya hormati, Pimpinan dan Anggota DPR RI, Para Menteri, Gubernur Lampung, Kapolda, Pangdam, seluruh Bupati dan Walikota, seluruh Komisaris dan Direksi BUMN,

 

Hadirin dan Undangan yang berbahagia,

 

Akhir bulan November tahun yang lalu, 25 November, saya menyeberang dari Merak ke Bakauheni. Saya berbicara dengan Menteri BUMN, dengan Menteri PU, dengan Pak Gubernur Lampung. Saya sampaikan saat itu target pembangunan Tol Trans-Sumatera maksimal enam bulan setelah 25 November harus bisa kita mulai. Saya sampaikan saat itu, saya beri target enam bulan. Kemudian menteri-menteri dan Gubernur, saya nggak tau sudah berapa puluh kali rapat dengan Direksi BUMN. Rapat, rapat, rapat terus saya dilapori perkembangannya seperti apa. Akhirnya proses pembebasan lahan bisa dilakukan dan Alhamdulillah pada pagi hari ini Groundbreaking Tol Trans-Sumatera bisa kita mulai. Dan tol ini tidak seperti tol-tol yang lain, karena lebarnya kira-kira 120 meter, lebarnya. Di tengah ada jalan tol dan tol dua. Kemudian di sebelah kanannya nanti untuk listrik tegangan tinggi transmisi grid ada di sebelah. Kemudian di sebelahnya lagi, ada untuk jalur kereta api. Bisa jalur kereta api barang, bisa jalur kereta api untuk kereta api cepat maupun kereta api biasa.

 

Lahan-lahan ini sudah kita siapkan. Kenapa seperti itu? Melihat dari kejadian-kejadian sebelumnya, selalu yang menjadi penghambat adalah pembebasan lahan, di mana-mana. Di Jawa Tengah berhenti, karena juga pembebasan lahan. Di Jawa Barat juga berhenti, karena pembebasan lahan tol. Oleh sebab itu, di pulau Sumatera karena belum padat, ini harus segera dimulai pembebasan lahannya. Dan sekali lagi, saya ingin memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Gubernur Lampung beserta seluruh jajaran dan rakyat di Lampung yang dengan kecepatan luar biasa setiap section dari ruas jalan tol ini bisa dibebaskan terus, terus, terus, maju terus, yang akan diteruskan Palembang, naik, naik, naik, sampai ke Banda Aceh, sepanjang kurang lebih 2048 km.

 

Targetnya sekarang dari Lampung menuju ke Palembang. Saya berikan target 3 tahun harus selesai, Insya Allah harus selesai. Tahun depan mulai lagi yang naik ke atas lagi. Dari Palembang, naik lagi-naik lagi sampai ke Aceh. Memang kerja ini adalah kerja yang sangat ambisius. Karena kita memang, semua pekerjaan yang kita lakukan saya berikan target, baik kepada menteri maupun kepada direksi BUMN. Dan, selalu saya sampaikan kalau ada masalah, segera sampaikan kepada saya. Saya akan melihat lapangan mana yang perlu dijewer, ya dijewer; perlu diinjek, diinjek; perlu dipotong, dipotong. Ya kalau perlu, ini untuk kebaikan negara, ini untuk rakyat. Jangan sampai untuk kepentingan jutaan rakyat hanya bisa gagal gara-gara satu, dua, tiga, empat, lima, atau seratus orang, nggak. Kita harus berani seperti itu, kalau kita mau cepat.

 

Saya selalu sampaikan juga kepada rakyat, ini ada solusi sudah diberikan tapi, kalau tidak mau, saya pasti langsung, kita akan terusin dengan cara-cara yang tegas. Tidak, kalau nunggu-nunggu dan takut seperti itu, nggak akan rampung-rampung pembangunan ini. Nggak akan rampung-rampung. Kepentingan yang lebih besar harus dimenangkan. Iya, ada jalan tol sudah bertahun-tahun berhenti gara-gara 100 orang, 150 orang, nggak bisa. Saya berikan contoh. Jalan JORR W2 di Jakarta sebelah selatan. 15 tahun yang lalu dimulai, berhenti. Setelah tujuh tahun berhenti, delapan tahun baru bisa dimulai. Betapa kita rugi delapan tahun gara-gara 143 penduduk yang tidak mau pindah. Hanya tinggal 1,5 km sambungan itu, berhenti delapan tahun. Saya ketemu 4 kali, saya ajak makan. Saya kan biasanya baik-baik, saya ajak makan, saya ajak makan lagi, saya ajak makan lagi. Terakhir ini solusinya, mau atau tidak? Kalau mau ya Alhamdulillah silakan diambil, kalau tidak ya besok tetep saya gusur. Udah pilihannya hanya itu aja. Delapan tahun.

 

Kemacetan yang luar biasa di Jakarta hanya berhenti gara-gara 143. Akhirnya sudah rampung semuanya Alhamdulillah. Bayar, bayar, bayar, rampung. Dikerjakan hanya dalam waktu 4 bulan, 4,5 bulan, langsung sambung sudah. Coba nunggu delapan tahun. Ini yang kita tidak mau di tol Trans-Sumatera kejadian-kejadian seperti itu terjadi. Tidak, kepentingan lebih besar  harus dimainkan daripada kepentingan segelintir orang. Dan, baik menteri, gubernur, BUMN, direksi, semuanya harus berani. Kalau untuk kepentingan-kepentingan rakyat, jangan takut. Saya akan back up hal-hal yang seperti itu.

 

Dan yang kedua, nanti saya juga sudah beri target akhir bulan Mei kita juga akan groundbreaking dermaga baru di Bakauheni. Ini harus sambung. Kalo tolnya jadi, di sana belum besar dan bagus, ya sama saja. Ini adalah kerja terintegrasi, terpadu, pelabuhannya rampung, di Meraknya rampung, Bakauheni rampung, tolnya selesai. Ini baru namanya bekerja terintegrasi, bukan sepotong-sepotong, bukan parsial. Dan target-target itu sudah saya berikan kepada menteri, direksi BUMN, agar ini bisa diselesaikan secepat-cepatnya.

 

Ada yang bertanya "Pak, terus anggarannya dari mana?" "Duitnya dari mana?" Duitnya cari, dong. Cari duitnya. Kalo gak ketemu, ngomong saya, saya bagian nyarikan. Tapi cari dulu, BUMN saya kira bisa entah jual bond, terserah, saya nggak ada urusan dengan hal seperti itu. Tapi kalau mentok betul, ngomong bu Menteri. Mentok lagi, baru ke saya, bagian saya yang nyarikan anggaran dana, uangnya, dari mana? Nggak usah ditanyakan.

Kalau ini nanti jadi, ini rakyat juga harus tahu. Kalau tol ini jadi, pelabuhan, dermaga jadi, tol jadi, sampai ke atas, ke Aceh, apa yang akan terjadi? Akan terjadi kecepatan transportasi yang luar biasa. Sekarang dari Lampung ke Palembang berapa jam Pak, kira-kira? 8 jam? 10? 8-10 jam. Itu artinya apa? Biaya transportasi mahal, mahal sekali. Biaya transportasi di negara kita itu masih tiga kali lipat dibandingkan Singapura dan Malaysia, tiga kali lipat. Kalau tol ini jadi, 8-10 jam bisa kira-kira 2,5 sampai 3 jam sudah sampai di Palembang, dari Lampung-Palembang. Apa artinya? Artinya biaya transportasi akan jatuh lebih murah, bisa sepertiganya atau minimal separonya. Artinya apa lagi? Kalau biaya transportasi lebih murah, nanti harga barang juga akan jatuh lebih murah, larinya akan ke situ. Harga-harga barang kita ini mahal karena biaya transportasi kita terlalu mahal.

 

Nah, kenapa kita fokus kepada pembangunan infrastruktur karena larinya nanti ke rakyatnya, ke rakyat akan seperti itu. Transportasi lebih cepat, biaya lebih murah, kemudian harga barang menjadi jatuh lebih murah. Tapi ini memang tidak dalam jangka pendek, ini masih pahit terus kita. Tapi suatu saat, tiga tahun selesai, empat tahun selesai nanti akan kelihatan. Harga-harga akan langsung jauh lebih murah dari sekarang.

 

Itu saya kira yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, kepada seluruh rakyat di Provinsi Lampung, Bapak Gubernur terima kasih atas kerja keras semuanya, terutama dalam pembebasan lahan, dan kita harapkan tiga tahun ke depan, Lampung-Palembang tolnya sudah kelihatan. Dan Insya Allah nanti juga tol-tolnya sudah mulai kelihatan, juga akan dimulai lagi pembangunan jalur kereta apinya. Sudah, bangun bareng-bareng sekalian biar cepet. Dan, kita harapkan sekali lagi nanti akhirnya jatuhnya adalah transportasi yang murah dan harga barang-barang yang murah. Akhir kata, dengan mengucap Bismillaahirrahmaanirrahiim, Groundbreaking Jalan Tol Trans-Sumatera Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, saya nyatakan resmi dimulai.

 

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI