Sambutan Presiden RI pd Peresmian RS Pusat Otak Nasional, di Jakarta. tgl.14 Juli 2014
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERESMIAN RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL
DI JLN. LETJEN M.T. HARYONO KAVING 11, JAKARTA TIMUR
TANGGAL 14 JULI 2014
Â
Â
Â
Â
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Â
Salam sejahtera untuk kita semua,
Â
Bapak-Ibu, Hadirin sekalian yang saya cintai,
Â
Alhamdullilah, hari ini, hari yang istimewa di tengah bulan suci Ramadhan, kita dapat menghadiri satu acara yang penting, yaitu Peresmian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, yang sebenarnya rumah sakit ini sudah mulai beroperasi sejak bulan Maret yang lalu.
Â
Atas nama negara dan pemerintah, dan selaku pribadi, saya mengucapkan selamat disertai ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Menteri Kesehatan, dan semua pihak yang telah berhasil membangun dan menghadirkan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang sudah ditunggu-tunggu sejak beberapa tahun yang lalu.
Â
Saya masih ingat ketika kami melaksanakan diskusi dengan sejumlah Menteri dan sejumlah teman termasuk tim dokter kepresidenan di Bali pada tahun 2007. Yang intinya, ada keperluan kita untuk membangun dan mendirikan yang disebut dengan Neuro Science Centre atau Neuro Hospital untuk melengkapi sejumlah rumah sakit yang sudah lebih dahulu ada. Misalnya kita sudah punya heart centre, sudah punya cancer centre, sudah punya eye centre, alangkah bagusnya kalau kita juga punya rumah sakit yang insya Allah akan segera kita resmikan hari ini.
Â
Allhamdulillah, Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan niat dan cita-cita baik kita, dan akhirnya berdirilah Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang pertama kali di negeri kita ini dan insya Allah akan terus berkembang di tahun-tahun yang akan datang.
Â
Bapak-Ibu, Hadirin yang saya hormati,
Â
Saya ingin mengingatkan sekali lagi bahwa prinsip dan kebijakan dasar yang ditempuh oleh pemerintah di bidang kesehatan adalah kita ingin fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan di Indonesia makin ke depan makin berkualitas, makin mudah, makin terjangkau biayanya, dan bagi golongan tidak mampu kita bikin gratis. Itulah rumusan sederhana dari prinsip dan kebijakan dasar pembangunan sektor kesehatan yang kita anut dan kita jalankan. Dengan prioritas, dan ini telah kita mulai sejak tahun 2005, kita ingin terlebih dahulu meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan di daerah-daerah di seluruh Tanah Air, terutama peningkatan pelayanan kesehatan bagi saudara-saudara kita yang masih tergolong miskin dan tidak mampu. Insya Allah, suatu saat saudara-saudara kita itu akan keluar dari kemiskinan dan memiliki taraf kehidupan yang makin layak.
Â
Sebagai hasil dari jerih payah kita, dari kerja keras kita selama hampir sepuluh tahun ini maka dengan gembira, saya ingin mengabarkan berdasarkan catatan yang ada bahwa rumah sakit telah bertambah 837, yang ini meningkat lebih dari 600%. Puskesmas, puskesmas bertambah 1960, meningkat 600%. Apotek 9056, meningkat 400%. Jumlah dokter kini tercatat 76.523, meningkat 200%. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan bagi semua pihak yang telah bekerja keras untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan di negeri tercinta ini.
Â
Sementara itu, kita bertekad untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, termasuk kemudahan dan keterjangkauan dengan memperkenalkan dan kemudian menjalankan program yang kemudian disebut JAMKESMAS secara nasional, dan JAMKESDA pada tingkat daerah. Dan kemudian, alhamdulillah setelah melalui proses penggodokan dan persiapan yang seksama, cermat, serta dikaitkan dengan kemampuan negara untuk mengalirkan anggaran yang ada, maka pada tahun 2014 ini telah kita jalankan sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk tahun ini saja kita alokasikan hampir 20 triliun rupiah. Untuk peserta PBI berjumlah, berjumlah 86,4 juta orang. Peserta keseluruhan dari Jaminan Kesehatan Nasional menurut catatan-catatan BPJS kesehatan adalah 121 jiwa, dan sebenarnya anggaran yang kita alokasikan tahun ini, Saudara-saudara, itu mengalami kenaikan 200% jika dibandingkan anggaran untuk keperluan yang sama pada tahun 2013 sebesar 8,29 triliun. Inilah jalan yang kita tempuh setiap tahun yang bertujuan, sekali lagi, untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Â
Sementara itu, sebagaimana tadi disampaikan oleh Ibu Menteri Kesehatan, kita mengenali sejumlah realitas sekaligus kecenderungan, realities and trends yang berlangsung di negeri kita dan sesungguhnya ini juga berlangsung di seluruh dunia. Paling tidak menurut catatan saya, ada sekitar tujuh realitas dan tren yang sama-sama kita ketahui. Yang pertama, income perkapita dan daya beli rakyat kita makin meningkat, itu realitas pertama. Yang kedua, jumlah kelas menengah dan consuming class juga terus meningkat, tahun ini saja diperkirakan jumlah consuming class di Indonesia mencapai sekitar 60 juta orang atau seperempat dari penduduk Indonesia. Yang ketiga, realitasnya adalah usia harapan hidup rakyat kita juga meningkat. Yang keempat, gaya hidup penduduk Indonesia berubah. Akibat perubahan gaya hidup itu, maka yang kelima, penyakit tidak menular juga meningkat. Sementara itu yang keenam, penyakit yang menular pun masih ada dan masih kita hadapi, Dan yang ketujuh jangan lupa, kenyataanya karena purchasing power yang makin baik, ingin mendapatkan kualitas pelayanan yang tinggi, tidak sedikit warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri. Inilah tujuh realitas dan tren. Tentu sebagai bangsa yang cerdas dan bertanggung jawab tidak boleh tidak kita lakukan sesuatu. Oleh karena itu, yang kita perlukan adalah solusi dan policy yang tepat.
Â
What we need is solutions and policy yang harus kita jalankan merespons realitas dan kecenderungan baru itu. Oleh karena itu, pada prinsipnya policy yang harus kita anut adalah pertama-tama rumah sakit dan fasilitas kesehatan bagi masyarakat luas tetap ditingkatkan sepanjang masa di seluruh Tanah Air. Sedangkan yang kedua merespons meningkatnya communicator disease sebagaimana yang kita ketahui sekarang ini maka rumah sakit dan fasilitas kesehatan untuk penyakit tidak menular perlu terus dibangun dan ditingkatkan. Apa yang kita lakukan untuk membangun Rumah Sakit Pusat Otak Nasional ini yang akan kita resmikan hari ini adalah salah satu contoh diperlukan infrastruktur, fasilitas, dan expertise untuk menangani gangguan penyakit tidak menular.
Â
Saudara-saudara,
Â
Kita ingin rumah sakit yang secara resmi akan saya resmikan beroperasinya hari ini, betul-betul menjadi rumah sakit yang berkualitas dan harus menjadi tekad dari para professor, para Doktor, para dokter, para tenaga medis untuk membawa institusi ini menjadi world class hospital, insya Allah bisa. Indonesia bisa!
Â
Banyak sekali saudara kita berobat di dalam negeri, ke sana ke mari tidak sembuh. Akhirnya diberi tahu berobatlah ke Singapur, berobatlah ke Australia, berobatlah ke Tiongkok, berobatlah ke Jepang, berobatlah ke Korea, berobatlah ke Amerika, berobatlah ke Jerman misalnya. Ini tidak boleh terjadi lagi, saya mendapatkan cerita yang patut kita syukuri adalah seorang tokoh penting di Asia Tenggara ini sakit. Sakit yang tidak menular tadi. Tidak sembuh di negaranya, pindah ke Singapura dan konon juga tidak sembuh. Kemudian, mencari tahu di mana kira-kira tempat saya bisa berobat? Dirujuklah mengapa tidak ke Indonesia. Datang ke Indonesia, hanya dalam hitungan hari kembali normal. Cerita ini, cerita ini bukan satu-satunya, sudah mulai banyak yang mengatakan di Indonesia juga ada lho, tokoh-tokoh, dokter-dokter yang sering kami jadikan rujukan. Ini yang bicara mereka-mereka yang ada di luar negeri. Oleh karena itu, I'm very optimistic bahwa rumah sakit seperti Rumah Sakit Pusat Otak Nasional ini akan menjadi world class hospital, sangat bisa!
Â
Ini juga mengait ke aspek ekonomi dan bisnis Saudara-saudara. Sebenarnya bagi kalangan swasta, private sectors harus paham, tentang demographic trend yang ada di Indonesia yang disebutkan tadi. Yang artinya, bisnis di bidang kesehatan, pelayanan kesehatan, itu akan mempunyai prospek yang bagus. Karena sekali lagi, makin banyak rakyat kita yang menginginkan pelayanan yang prima, pelayanan kesehatan yang prima, dan oleh karena itu, dari pada jauh-jauh ke luar negeri, devisa tidak masuk, lebih mahal, lebih bagus kalau kita punya sendiri fasilitasnya, tenaga medisnya tentu mereka dengan suka cita berobat di negerinya sendiri.
Â
Oleh karena itu, saya berharap jajaran pemerintah pusat maupun daerah, dan juga swasta untuk menjemput bola. To create opportunities karena prospeknya baik. Dan, dari pada diambil oleh pihak asing, swasta luar negeri, lebih bagus our own government, our own private sectors itu betul-betul tidak menyia-nyiakan peluang ini. Dan, saya senang tadi bahwa baik Ibu Menteri Kesehatan, Profesor Misbah dalam penjelasannya, Pa Musyid tadi juga menyampaikan bahwa di samping medical treatment juga dilekatkan education dan research. Jadi kalau pendidikan dan penelitian ada di tempat ini, maka insya Allah rumah sakit ini akan menjadi selfdeveloping hospital, tidak akan pernah tertinggal dibandingkan rumah sakit-rumah sakit negara lain. Oleh karena itu, semuanya penting sehingga betul-betul menjadi neuro science centre yang ada di negeri kita.
Â
Bapak-Ibu, Hadirin yang saya hormati,
Â
Saya juga ingin mengingatkan, di tengah-tengah hiruk-pikuk kehidupan di negeri kita sekarang ini dalam era globalisasi, di tengah dunia yang terus berubah dan berkembang, jangan kita meninggalkan prinsip dasar pembangunan yang harus people centre. Pembangunan yang kita pilih adalah people centre development. Kalau kita sepakat dengan base basic policy itu, maka human development indeks itu jangan ditinggalkan, kembalilah ke situ. Bagaimana pendapatan atau income orang seorang, bagaimana tingkat kesehatan yang ditandai dengan usia harapan hidup, dan bagaimana tingkat pendidikan yang diukur dari literacy, dari penduduk kita. Tiga itu basic. Tetapi ingat ternyata tidak cukup kita menuju ke human happiness index, not only human development index tetapi juga human happiness index. Menurut saya human happiness index, itu three plus, three-nya apa tadi itu? Pendidikan, kesehatan, dan taraf hidup, income pendapatan. Nah, plus-nya itu adalah akhirnya kita rakyat Indonesia orang seorang, rumah tangga demi rumah tangga menginginkan lingkungan kehidupan yang baik. Sudah pendidikanya oke, kesehatanya oke, pendapatannya makin oke, mereka hidup di tengah lingkungan politik yang teduh, sosial yang rukun dan harmonis, keamanan yang terjaga, dan lingkungan hidup dalam arti environment yang juga memberikan kenyamanan bagi hidup mereka, itulah sebetulnya the ultimate goals dari pembangunan manusia. Mari kita gunakan instead of human development index kita perluas menjadi human happiness index yang sebenarnya juga sudah menjadi arus utama dari kebijakan dan program pembangunan yang kita laksanakan dewasa ini.
Â
Bapak-Ibu, Saudara-Saudara,
Â
Itulah yang kita bangun di negeri kita ini, itulah yang kita tuju untuk Indonesia masa depan. Sepuluh tahun lagi, dua puluh tahun lagi, tiga puluh tahun lagi. Dan, kalau alhamdulillah selama sepuluh tahun ini, kita telah bekerja keras dengan hasil yang nyata, saya yakin presiden kita mendatang beserta pemerintahan yang akan dipimpinnya akan bisa meningkatnya lagi. Mari kita dukung bersama-sama pemimpin dan pemerintahan yang akan datang, agar apa yang sudah kita raih ini dapat dijaga dan bahkan ditingkatkan, dan bahkan beliau-beliau akan bisa menciptakan peluang baru untuk lebih meningkatkan lagi negara kita menuju negara yang makin aman, makin adil, dan makin sejahtera.
Â
Itulah yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi terima kasih, selamat dan terimalah penghargaan saya, it is only the beginning, ini awal yang baik, pekerjaan masih panjang, belum rampung. Marilah kita terus bersemangat untuk membangun negara kita menuju hari esok yang lebih baik.
Â
Dengan pesan, ajakan, dan harapan itu Saudara-saudara, maka dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT, dan dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dengan resmi saya nyatakan digunakan.
Â
Terima kasih,
Â
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI