Sri Mulyani: Di Asia, Hanya China, India dan Indonesia Yang Alami Pertumbuhan Positif

 
bagikan berita ke :

Kamis, 28 Mei 2009
Di baca 1373 kali

Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali memimpin ratas (rapat terbatas) kabinet di Kantor Presiden, hari Rabu (27/5) siang. Ratas membahas Rencana Kerja Pemerintah dan Pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro yang akan digunakan sebagai landasan untuk menyusun RAPBN 2010. Hadir dalam rapat antara lain Menkeu Plt. Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Menko Polhukkam Widodo AS, Mendagri Mardiyanto, Menkes Siti Fadhillah Soepari, Menhan Juwono Soedarsono serta dua Juru Bicara Presiden, Dino Patti Djalal dan Andi A. Mallarangeng.

Usai rapat Sri Mulyani menjelaskan, tadi dilaporkan perkembangan ekonomi yang paling terkini dari sisi perekonomian global maupun nasional yang akan mempengaruhi indikator ekonomi yang relevan terhadap penyusunan RAPBN 2010. Baik yang berhubungan dengan prospek perekonomian di tahun 2010, trend dari harga-harga komoditas, proyeksi pertumbuhan, harga minyak dan indikator ekonomi seperti inflasi, nilai tukar dan suku bunga.

"Berdasarkan situasi yang dipantau sampai Mei minggu kedua, kami melihat suatu confidence dan trend positif karena proyeksi pemulihan ekonomi muncul secara cukup seragam di semua negara di dunia. Untuk Asia, kwartal satu ada 3 negara yang hanya memiliki positive growth yaitu, China, India dan Indonesia. Sedangkan seperti Malaysia, Singapura dan negara-negara sekitar mengalami negative growth yang sangat dalam, Singapore minus hampir 10% di kwartal pertama. Sementara Indonesia masih di tingkat 4,3% . Ini permulaan yang cukup baik bagi kinerja ekonomi 2009 yang akan menghantar kita terhadap prospek perekonmian 2010," papar Sri Mulyani.

Ditambahkan, rupiah mengalami apresiasi sebesar 0,5 persen. "Neraca perdagangan kwartal satu surplus 1,79 miliar Dolar AS, neraca modal dan keuangan surplus sebesar 1,236 miliar Dolar AS. Total tambahan cadangan devisa 3,295 milyar Dolar AS. Ini menyebabkan rupiah mengalami apresiasi 0,5 persen," paparnya.

Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kwartal satu, pada konsumsi rumah tangga meningkat luar biasa cepat. "Dan ini nampaknya terkait juga dengan pengeluaran pemerintah terutama untuk mendanai Pemilu dan KPU, Bawaslu dan untuk pengamanan selama pemilu itu adalah pengeluaran yang langsung dikeluarkan pada kuartal satu ini, sehingga growth dari konsumsi pemerintah sangat tinggi dibandingkan kuartal I tahun lalu," ujarnya.

"Selain itu, neraca perdagangan untuk kuartal kesatu adalah surplus 1,79 miliar Dolar AS. Sedangkan neraca modal dan keuangan mengalami surplus 2,36 miliar Dolar AS. Ini menyebabkan total surplus dari kedua neraca adalah 1,59 miliar Dolar AS. Total tambahan cadangan devisa karena adanya surplus dua neraca ini adalah 3,95 miliar Dolar AS. Ini yang menyebabkan rupiah kita mengalami apresiasi sekitar 6-5 persen dari awal tahun," ujarnya.

"Total pertumbuhan tahun ini adalah 4,37 persen. Pertanian tumbuh dengan sehat pada angka 4,79 pesen, pertambangan pada 2,16 persen, industri pengolahan hanya tumbuh 1,62 persen, sektor listrik air dan gas tumbuh di atas 11 persen dan sektor konstruksi 6,3 persen. Sektor keuangan alami perlemahan turun 6,2 persen. Jadi dari sisi ini, dengan hasil yang kita lihat dari kuartal satu dan proyeksi sampai akhir tahun, maka untukk 2010 pemerintah memperkirakan kerangka makro yang akan menjadi landasan menyusun APB adalah growthnya antara 5 sampai 6 persen, inflasi antara 4,5 persen sampai 5,5 persen, suku bunga antara 6 persen sampai 7 persen, nilai tukar Dolar antara Rp. 9.500 sampai Rp.10.500, harga minyak antara 45 Dolar AS sampai 60 Dolar ASpada 2010 nanti," paparnya.

"Lifting minyak tidak akan bergerak banyak dari tahun lalu, yaitu antara 950.000 sampai 970.000. Produk domestik bruto kita pada tahun 2010 berkisar antara 5.990 sampai 6.100, jadi kisarannya sekitar Rp 6 ribu triliun. Dengan situasi ini maka APBN 2010 nanti, arah dari kebijakan 2010 sesuai dengan RKP 2010 adalah prioritas pertama mendukung dan meneruskan pemulihan ekonomi," tambahnya.

Untuk belanja negara tahun 2010, pemerintah akan mendesain program-program yang dianggap memiliki fungsi melindungi masyarakat terutama masyarakat miskin. "Oleh karena itu program-program pemerintah yang bersifat memelihara kesejahteraan rakyat apakah itu BOS, Raskin, Jamkesmas, semuanya tetap akan diteruskan bahkan diperluas, ditambah dengan PNPM yang sekarang akan mencakup semua kecamatan di seluruh Indonesia," kata Sri Mulyani. Pemerintah juga akan memfokuskan kepada belanja negara untuk meningkatkan kualitas SDM, tambahnya.

"Hal - hal yang harus dijadikan pegangan dalam menyusun RAPBN 2010 adalah rasio antara anggara untuk gaji karena adanya kenaikan gaji selama 4-5 tahun terakhir. Terutama gaji untuk pendidikan meningkat cukup banyak dan dengan pengeluaran pemerintah untuk yang sifatnya belanja modal dan barang harus dijaga rasionya secara baik," ujarnya.

"Kemudian bagaiman menjaga keseimbangan antara belanja pusat dan transfer ke daerah, sehingga semangat otonomi daerah tetap terjaga. Reformasi birokrasi juga direncanakan dengan baik sehingga kinera bisa meningkat seiring dengan perbaikan di bidang administrasi maupun pembayaran gaji dan upahnya. Karena ini merupakan proses yang kontinyu, saya dan Kepala Bappenas akan ke DPR utk menyampaikan ini pada 1 Juni nanti, dan rapat kerja dengan dewan akan dilakukan pada tanggal 4," jelasnya.




Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/05/27/4339.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0