ACARA PERTEMUAN DENGAN MASYARAKAT PELAKU USAHA MIKRO, DI MAJENANG, JATENG, 18 SEPT 2008
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA PERTEMUAN DENGAN MASYARAKAT PELAKU USAHA MIKRO
DI MAJENANG, JAWA TENGAH
PADA 18 SEPTEMBER 2008
Bismillahirrahmaanirahiim,Â
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Saudara Gubernur Jawa Tengah, Saudara Bupati Cilacap, Saudara Camat Majenang, Bapak-Ibu hadirin sekalian yang saya cintai.
Marilah pada kesempatan yang baik dan Insya Allah penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara tercinta.
Kita juga bersyukur kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta'aala, bagi yang menjalankan di Bulan Suci Ramadhan ini kita kembali dapat menjalankan ibadah puasa, semoga ibadah kita semua diterima oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Hari ini saya datang dan berkunjung ke kecamatan Majenang beserta para Menteri, Pak Gubernur, Pak Bupati dan pejabat yang lain untuk melihat langsung dinamika kehidupan masyarakat kecamatan Majenang, untuk melihat kemajuan dan perkembangannya, untuk mendengarkan masalah dan tantangannya serta bagaimana pemerintah Kecamatan Majenang dan masyarakat ke depan ingin memajukan kecamatan yang sama-sama kita cintai ini. Saya tahu bahwa Bapak Bupati Cilacap, Bapak Camat Majenang terus berikhtiar, bekerja keras, dengan dukungan masyarakat untuk memajukan daerah ini, saya juga tahu Bapak Gubernur Jawa Tengah, juga berusaha sekuat tenaga, berpikir siang dan malam untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, namun sebagai Kepala Pemerintahan tentu saya juga ingin sekali-kali melihat apa yang dilakukan oleh jajaran pemerintahan daerah di seluruh Indonesia. Meskipun kali ini yang saya lihat di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Mendengarkan laporan kemajuan yang disampaikan oleh Pak Camat tadi, Bapak Heru Susedyono, supaya hafal saya Bapak Heru Susedyono, biasanya nggak pakai –Su ya, Heru Sedyono gitu, Heru Susedyono, biar hafal saya. Laporannya bagus, jelas, gamblang, boleh tepuk tangan untuk beliau. Kalau pemimpin ya, di dalam memimpin entah Kecamatan, Kabupaten, Kota, Provinsi, juga seperti itu, jelas visinya, jelas rencananya, jelas arahannya dan mau turun ke lapangan, insya Allah, daerah itu akan terus maju.
Kalau 24 Kecamatan Pak Bupati, di Cilacap ini semuanya seperti itu, mulai Camat, Kepala Desa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, pengusaha, petani, nelayan, buruh, guru, semua, dengan masyarakat luas kompak, untuk memajukan daerahnya ya, 24-nya seperti itu, Cilacap pasti maju, kalau “Jawa Tengah berapa kabupaten-kota bapakâ€, kalau 35 kabupaten-kota di Jawa Tengah juga seperti Cilacap, seperti ini, Jawa Tengah tentu akan maju. Kalau 33 Provinsi di Indonesia seperti Jawa Tengah, Indonesia akan maju. Jadi semuanya itu penting, tidak ada yang tidak penting, semuanya berperan, meskipun Pak Bibit Waluyo sregep, saya tahu beliau sregep, ubet, inovatif, turun ke lapangan, kalau katakanlah Pak, tetapi kalau para Bupati, Walikotanya tidak se-sregep Gubernurnya, tentu Jawa tengah tidak akan maju sekali, betul? Demikian juga Pak Bupati Cilacap, kalau kecamatan-kecamatan tidak berlomba-lomba untuk memajukan daerahnya, tentu Cilacap juga akan tidak maju pesat.
Ajaran agama Islam mengatakan bahwa kita sebagai umat Hamba Allah, diminta untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, itu firman Allah, bukan berlomba-lomba dalam kejahatan, bukan berlomba-lomba dalam kemalasan, bukan berlomba-lomba dalam memberi mengeluarkan fitnah dan sebagainya. Di bulan Ramadhan kita juga dimintakan untuk berlomba-lomba mendapatkan ampunan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Itulah kehidupan yang baik, nah kembali kepada laporan dari Saudara Camat, Pak Heru tadi, pertama-tama, meskipun pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten-kota, memiliki program-program, memiliki rencana, mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit, katakanlah pemimpin-pemimpinnya juga terus berupaya, tetapi kalau masyarakatnya acuh tak acuh, masyarakatnya hanya menonton, masyarakatnya hanya menggantungkan apa yang dilakukan pemerintah, tentu keberhasilannya hanya separuh, separuh berhasil, separuh tidak, tetapi kalau semua bekerja, berikhtiar, berupaya, maka keberhasilannya penuh. Kita pilih berhasil separuh, atau berhasil penuh? Insya Allah, kalau itu menjadi tekad kita, semangat Bapak dan Ibu, Saudara-saudara sekalian, makin ke depan Majenang akan makin baik.
Pangan sangat penting, kalau Pak Heru tadi mengatakan Alhamdulillah produksi padi surplus hampir 8.000 ton per tahun, coba bikin sasaran, tahun depan kalau bisa menjadi 9.000 atau 10.000. Alangkah bahagianya, surplusnya pun naik, sehingga disamping dikonsumsi, di Kecamatan Majenang ini, bisa dijual, bisa dibantukan kepada Saudara-saudara kita di tempat yang lain. Ini juga berpahala, ini juga ibadah. Caranya, ya semua melakukan upaya meningkatkan produksi dan produktivitas, Pak Bupati, Pak Gubernur, Menteri Pertanian, Menteri PU, saya, tentu memikirkan irigasinya, memikirkan zaman sekarang di dunia ini, pupuk memang sulit, bagaimana kita terus mencari solusi untuk mengatasi pupuk, untuk benih, penyuluhan, melawan hama, research-nya dan sebagainya.
Bapak-Ibu tahu, subsidi bantuan untuk benih dan pupuk pertanian ini, mencapai 35 Trilyun, besar sekali, tetapi dibagi di seluruh Indonesia, maksud saya, kewajiban pemerintah membantu semuanya itu, tapi komunitas petani-lah yang terus dengan gigih meningkatkan produksi dan produktivitasnya, harapan saya bukan hanya padi, tapi juga kedelai juga jagung, dan lain-lainnya. “Kedelai ada nggak Pak disini? Wonten? Kecil?â€. Kemarin saya berhenti di Nganjuk, Jawa Timur, ada namanya Pak Timin, itu berhasil melakukan penelitian dan pengembangan kedelai, yang satu hektar sudah mencapai 2,6 ton, ini tinggi sekali Bapak, kalau bisa berkomunikasi dengan Pak Timin yang ada di Nganjuk, berbagi pengalaman, siapa tahu di sekitar sini meskipun Pak Gubernur ngendiko tadi tidak terlalu luas, tapi kalau produksi dan produktivitasnya tinggi, itu juga sangat membantu.
Ingat, kita ini mengkonsumsi tahu dan tempe, Bapak-Ibu siapa yang tidak dahar tahu dan tempe, kalau tindak ke Istana, kantor saya, tiada hari tanpa tahu dan tempe, tetapi yang bikin sedih, kedelainya masih impor, satu tahun kita perlu kedelai dua juta ton, produksi dalam negeri baru tujuh ratus ribu ton, sepertiga lebih sedikit, monggo, kita tingkatkan produksi kita, nah kalau biasanya satu hektar hanya satu setengah ton kedelai, paling tinggi dua ton nah sekarang sudah diketemukan jenis varietas tertentu dengan cara bercocok tanam tertentu menjadi 2,6 juta ton, saya yakin tahun depan, tahun depannya lagi, lima tahun lagi insya Allah produksi kedelai kita akan meningkat.
Saya garis bawahi, tolong dan Pak Camat dan semua masyarakat Majenang, pertahankan produksi padi yang surplus, segera tingkatkan produksi pangan yang lain agar berswasembada dan akhirnya surplus. Yang kedua, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan koperasi. Bapak-Ibu sekalian, kita semua sering berpidato, sering ngirim sms kepada saya, sering kadang-kadang ya unjuk rasa, yang intinya kita harus mengurangi kemiskinan, setuju 100 persen, kita harus menciptakan lapangan pekerja, setuju 100 persen, kita harus meningkatkan kesejahteraan rakyat, setuju 100 persen, kalau tanya Pak Bibit Waluyo juga begitu, setuju, dan itu yang dikerjakan, Pak Bupati, semua juga begitu. Caranya bagaimana, tidak cukup mengurangi kemiskinan hanya pasang iklan, mengurangi kemiskinan melaksanakan program dan aksi nyata, di seluruh Indonesia, sebagaimana yang dilaksanakan di Cilacap dan di Majenang ini.
Kalau saudara kita tidak nganggur, misalnya, ada yang dikerjakan entah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, makin berkembang, income-nya makin banyak, penghasilannya maksud saya, maka hampir pasti kemiskinan berkurang, pengangguran berkurang, kesejahteraan rakyat meningkat. Tidak akan datang dari langit, negara manapun yang juga mengalami masalah kemiskinan di seluruh dunia ini juga begitu. Amerika Serikat negara yang paling kaya, yang miskin juga jumlahnya tidak kecil, jadi nggak usah kecil hati kalau di negara kita masih ada yang miskin, tetapi yang salah kalau kita menyerah, kita diam saja, tidak berusaha mengurangi kemiskinan itu. Nah usaha mikro dan kecil sebagaimana dilaporkan tadi, salah satu langkah nyata untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kalau ada permasalahan permodalan, lapor Pak Bupati, lapor Pak Gubernur, datang kepada Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, mana priyayinya? Pak Suryadharma Ali ada disini, sekarang ada program Kredit Usaha Rakyat, tanya ke BRI, tanya ke BNI, tanya ke bank-bank yang memberikan pinjaman modal yang lebih mudah persyaratannya dibandingkan tanpa agunan pemerintah, kalau pemasaran ya monggo dicarikan solusinya, dipasarkan dimana, Saya senang sudah ada yang dipasarkan di Australia misalnya, pendek kata pemerintah memberikan dorongan, fasilitas, kemudahan, tetapi selebihnya ya para pengusaha mikro dan kecil itu sendiri yang harus ubet, yang harus terus inovatif, yang harus memikirkan bagaimana meningkatkan produksinya.
Saya minta karena Majenang terkenal. Saya juga sering makan, namanya makanan ringan dari Majenang, terus dipertahankan dan dikembangkan. Kalau ada sesuatu yang ingin dibantukan oleh pemerintah monggo, ada Pak Bupati, langsung komunikasi dengan Menteri terkait apa saja yang bisa kita bantukan untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah ini.
Yang saya garisbawahi yang kedua setelah pangan, usaha makanan dan minuman dalam bentuk usaha mikro dan usaha kecil. Silahkan terus dikembangkan.
Yang ketiga pariwisata, tadi Pak Camat juga ngendiko, daya tariknya menopo, obyek wisata di Majenang apa yang ditawarkan?Wisata alam contohnya menopo? Air terjun. Bapak-Ibu, saya ini sudah keliling Indonesia selama empat tahun, saya juga sering melihat di negara-negara sahabat, banyak sekali penerimaan daerah karena wisata, yang di negara kita biasa, di negara lain itu jadi obyek wisata, asalkan pandai-pandai menarik wisatawan itu, pandai-pandai. Kalau ada obyek misalkan air terjun, apa yang bisa dilihat, disamping air terjunnya, disekelilingnya ada apa, ada mungkin cinderamatanya, ada yang lain-lain sehingga sekali datang, bukan hanya menikmati air terjun itu, tapi juga menikmati yang lain-lain.
Ini memerlukan kreativitas, memerlukan inovasi dari Saudara-saudara agar betul-betul lebih banyak lagi wisatawan yang datang ke Majenang, bukan hanya transit tapi memang bertujuan untuk datang ke sini. Itu masalah mengapa tadi wisatawan. Yang lain-lain saya akan dengar dalam dialog ini, tapi yang jelas sebelum saya persilahkan, monggo, siapapun yang ingin menyampaikan usulan, saran, pendapat, kepada saya, kepada Pak Gubernur, kepada Pak Bupati, agar Majenang makin maju ke depan, yang jelas kita semua ingin membikin negeri ini, Jawa Tengah ini, Cilacap ini, Majenang ini, makin ke depan makin maju. Tentu, semua itu memerlukan perjuangan kerja keras, tidak seperti membalik telapak tangan, sejak mendiang Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gusdur, Ibu Mega, saya dan presiden-presiden nanti, di waktu yang akan datang, tentu semua mengemban amanah, bagaimana memajukan negeri kita, memajukan rakyat kita, oleh karena itu, diperlukan kebersamaan, bersama-sama, tidak boleh ada yang hanya menonton, apalagi mengeluh apalagi menyalahkan, monggo, kita melangkah bersama menuju masa depan yang lebih baik.
Demikian pengantar saya, dan saya persilahkan pak Gubernur untuk memandu, siapa yang ingin menyampaikan usulan, pandangan, saran, kepada saya. Saya persilakan.
Gubernur Jawa Tengah :
Terima kasih Bapak Presiden,
Bismillahirrahmanirahiim
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semuanya,
Yang sangat saya hormati Bapak Presiden beserta Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono,
Bapak-bapak Menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang kami hormati,
Dan saudara-saudaraku masyarakat Majenang yang saya cintai,
Saya terima kasih diberi tugas, mendadak ini sebagai moderator, dapat kami laporkan kepada Bapak, di hadapan Bapak, hadir masyarakat Majenang yang bukan hanya usaha kecil mikro menengah saja, tetapi ada kelompok petani, peternak, pedagang, dan lain-lain, yang memang kesemuanya itu ingin bertatap muka dengan Bapak Presiden.
Pada kesempatan yang baik ini perlu diketahui Saudara-saudara, waktu kita hanya 30 menit, itu tanya dan jawaban Bapak Presiden. Nanti saya bagi, bagi yang berkesempatan tanya, pertanyaannya singkat, tidak usah mubeng-mubeng, langsung kepada permasalahan, biar nanti Bapak Presiden lebih banyak waktunya.
Hadir di depan Bapak kurang lebih 2500 masyarakat Majenang. Saya mulai nanti disebutkan namanya, yang pertama-tama tadi sudah disebutkan pak Camat, usaha kecil mikro menengah, jadi Saya mulai dari sini, berikutnya nanti yang kedua unsur pedagang pasar, yang ketiga unsur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri pedesaan, yang keempat adalah unsur petani, ini kalau waktunya cukup, kalau tidak cukup barangkali dua sudah berhenti lho, waktunya 30 menit, karena beliau akan melanjutkan perjalanan ke Tasik, dan ini poso gitu lho.
Saya mulai dulu yang pertama saya persilahkan perwakilan dari unsur usaha kecil mikro menengah, kami persilahkan sebutkan namanya, monggo.
Ibu Hj. Murti Rahayu :
Bismillahirrahmanirahiim,
Nama, Hj. Murti Rahayu, alamat, jalan Diponegoro nomor 18, Desa Jenang, Kecamatan Majenang, sebagai Ketua APIK, Asosiasi Pengusaha Pengrajin Industri Kecil, tingkat distrik, dan mewakili Kabupaten Cilacap.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Yang terhormat, Bapak Presiden Republik Indonesia, beserta Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono. Dengan ini saya mewakili masyarakat pelaku usaha mikro, yaitu yang dikoordinir oleh APIK, Asosiasi Pengusaha Industri Kecil, APIK sebagai wadah bagi pengrajin, pengusaha kecil, telah memiliki cukup banyak anggota dan APIK sudah memiliki koperasi yang berbadan hukum, berikut adalah bahan-bahan yang dikelola atau diproduksi oleh anggota APIK, kabupaten Cilacap, khususnya Majenang. Ya, ini tadi sudah disampaikan oleh Bapak Camat, yaitu seperti pisang dan sebagainya, tapi ada ini dari ikan tawar Bapak Presiden, yaitu ikan lele dan ikan patin, dibuat abon lele dan abon ikan patin.
Bapak Presiden yang terhormat,
Disini kami mewakili, Bapak Presiden yang terhormat,
Disini kami ingin menyampaikan beberapa permasalahan, permasalahannya yaitu Bapak Presiden, nomor satu masalah permodalan. Mengenai permodalan kami sebagai penguasaha kecil memohon bantuan dan perhatian dari pemerintah dalam memperoleh kredit lunak, Bapak Presiden. Dan karena kami sebagai pengusaha kecil, yaitu cara pemasarannya ke swalayan, ke toko, ke pasar, dengan tempo satu bulan, jadi uang berhenti satu bulan di toko dan di pasar.
Yang kedua Bapak Presiden, yaitu mengenai peralatan, mengenai peralatan selama ini, kami masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana, jadi untuk mempercepat proses produksi, dibutuhkan peralatan yang lebih baik, misalnya, oven, oven pengering, alat vacum pengepres kemasan dan alat pengemasan otomatis.
Yang ketiga yaitu mengenai pemasaran, kami ingin memperluas pemasaran hasil produksi daerah kami secara nasional, mohon dibantu promosi dan dibantu mencapai, mencari pembeli untuk tingkat nasional, karena disini baru ada yang tingkat nasional adalah sale pisang sudah sampai ke Australia.
Demikian yang dapat kami sampaikan kepada Bapak Presiden, mudah-mudahan harapan kami dapat terwujud, apabila dalam menyampaikan ada yang tidak berkenan, kami mohon maaf, dan kami haturkan terima kasih telah diberi kesempatan menyampaikan permasalahan kepada Bapak Presiden, sekian.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Gubernur Jawa tengah :
Wa'alaikumsalam, makasih,
Satu-satu saja nanti dari pada ini, sudah panjang ini, matur nuwun Bapak Presiden, monggo Bapak Presiden berkenan untuk memberikan pendapat.
Presiden RI :
Baik, Ibu, intinya satu bantuan modal, kedua, kalau ada bantuan peralatan, yang ketiga bagaimana menambah pasar, nggih. Kalau pasar itu, memang makin banyak yang tahu produk ini makin banyak yang senang, wah ini enak harganya tidak mahal, hampir pasti akan lebih banyak yang membeli. Itu teori pemasaran, silahkan nanti Pak Bupati apa yang bisa dilakukan. Tapi kalau permodalan, modal itu ada yang pinjaman biasa, ada yang scheme kredit seperti KUR, atau scheme lain, saya minta Menteri Koperasi Usaha Kecil Menengah, bisa menjelaskan apa yang bisa kita bantukan untuk memberikan pinjaman modal lunak tadi, shoft loan tadi. Kemudian kalau peralatan Bapak, apa yang bisa kita bantu, dengan demikian ya meskipun tentu sesuai dengan kemampuan, ya bisa menambah lagi produksi, dari apa namanya, yang dilakukan APIK, betul APIK tadi ya, silakan Pak Menteri.
Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah :
Terima kasih Bapak Presiden, para pengrajin, para pengusaha mikro, yang saya hormati. Ibu Murti Rahayu, saya ingin menjawab pertanyaannya, pertama mengenai modal. Ibu bisa mengakses atau menghubungi pertama Kredit Usaha Rakyat. Kredit Usaha Rakyat itu bank pelaksananya adalah Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Syariah mandiri, BNI, Bank Tabungan Negara, dan Bank Bukopin. Ya bu ya, bunganya maksimum 16 persen, dan maksimum kredit itu 500 juta rupiah, tetapi pemerintah lebih suka yang mikro-mikro, kira-kira di bawah 20 juta rupiah.
Yang kedua, untuk modal, Ibu juga bisa mengajukan ke Kementerian Koperasi, disana ada Badan Layanan Umum, yaitu lembaga pengelolaan dana bergulir, bisa juga mengajukan permodalan ke sana, dalam bentuk kredit, ya bu ya, kredit sekali lagi kredit. Kemudian, yang ketiga mengenai peralatan, insya Allah, nanti akan kita pertimbangkan, setelah kita lihat apakah dana dari Kementerian Koperasi masih ada atau sudah habis pada tahun 2008 ini. Karena sekarang sudah bulan sembilan, program itu sudah berjalan.
Kemudian yang terakhir, mengenai pemasaran, silahkan saja Pak Camat, Pak Bupati, Pak Gubernur, di Jakarta ada Gedung Pemasaran, insya Allah 2008 ini selesai, dan itu bisa dipergunakan oleh seluruh pengusaha mikro kecil dan koperasi di tanah air. Silakan saja apakah per provinsi atau per kabupaten bisa memamerkan produk-produknya, bisa memamerkan budayanya, pakaiannya, makanannya, perkawinan, pakaian-pakaian perkawinan, adat istiadat dan seterusnya itu bisa dilakukan. Demikian Bapak Presiden.
Presiden RI :
Terima kasih Pak Bupati, dan Pak Camat, tolong difasilitasi APIK dengan pengurusnya bisa langsung nanti berkomunikasi dengan kantornya Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Kalau tahun 2008 mungkin sudah teralokasikan anggarannya membantu peralatan, tolong Pak Menteri pertimbangkan untuk bisa membantu tahun 2009. Tentu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki itu. Silahkan, saya tidak ingin berjanji, tapi itu adalah yang bisa dilakukan nanti Pak Gubernur bisa memberitahu Saya, apa tindak lanjutnya setelah silaturahim kita di bulan Ramadhan ini, semoga bawa berkah lah begitu.
Gubernur Jawa Tengah :
Matur nuwun Bapak Presiden, selanjutnya, kedua, yaitu unsur pedagang pasar saya persilakan untuk menyampaikan.
Pedagang Pasar :
Bismillahirrahmanirahiim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kepada yang terhormat Bapak Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Hj. Bambang Yudhoyono, pada Kabinet Indonesia Bersatu, Bapak Gubernur Jawa Tengah, dan Bupati Cilacap yang kami hormati.
Pertama-tama, saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Yang kedua, ucapan terima kasih dari pedagang Pasar Induk Majenang, kepada Bapak Presiden atas kucuran dana, bantuan perkuatan bergulir Kementerian Koperasi dan UKM RI dan Pemerintah Kabupaten Cilacap yang telah begitu memperhatikan sehingga los lahan timur Pasar Induk Majenang, sudah selesai dibangun. Dan kami teringat pada janji Sekjen Menteri Perdagangan dan Deputi Pemasaran Kementerian Koperasi, barang siapa kabupaten bisa menciptakan pasar tradisional modern, maka kabupaten itu akan digontor habis-habisan dana dari pusat di luar dana alokasi umum. Dan Alhamdulillah atas ijin Allah, bersama kita bisa mewujudkan yaitu, kami tanggal 13, 2008 kemarin, diundang oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI, sebagai narasumber percontohan di hadapan 144 Kepala Dinas Dipindagkop pengurus koperasi dan persatuan pedagang se-Indonesia, yaitu unsur pendanaan pembangunan dari sistem sharing, yaitu dari satu, Kementerian Koperasi UKM RI sebesar 1 milyar, yang kedua, dana pendampingan APBD Kabupaten Cilacap, 750 juta, dan dana swadaya pedagang anggota koperasi Pasar Induk Majenang 1,5 Milyar.
Alhamdulillah, itu sudah dilaksanakan, dan percontohan kami di Jakarta itu, satu sistem pembangunan, yang kedua sistem pengelolaan pasar, dan pasar kami, satu-satunya pasar yang memiliki radio, yaitu radio KOPAS FM. Harapan kami, yaitu harapan pedagang semua, yang ingin kami sampaikan kepada Bapak Presiden, harapan dari pada 1.100 pedagang Pasar Induk Majenang, dan masyarakat Majenang pada umumnya yaitu, satu, kami mengharapkan pembangunan terminal di depan Pasar Induk Majenang, yang selama ini masih terbengkalai. Itu adalah harapan dari pada 1.100 pedagang, dan masyarakat Majenang umumnya, yang betul-betul sampai sekarang itu ditunggu-tunggu dan diharapkan.
Jadi intinya, permohonan kami dan permohonan pedagang, dan masyarakat Majenang, yaitu secepatnya pembangunan terminal yang berada di lokasi depan pasar induk Majenang, yang milik pemerintah daerah kabupaten Cilacap, itu betul-betul direalisasikan.
Terima kasih,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden RI :
Terima kasih, sebelum saya menjawab, apa yang bisa dibantukan oleh Pemerintah pusat, saya meminta Bapak Bupati, tolong dijelaskan rencana pembangunan terminal itu, sejauh mana realisasinya, masalah yang dihadapi apa, sehingga bisa kita carikan solusinya. Silakan Pak Bupati.
Bupati Cilacap :
Bapak Presiden Republik Indonesia yang saya hormati, saya langsung menjawab apa yang disampaikan oleh pedagang pasar Majenang. Kenapa terminal belum dibangun dulu. Permasalahannya yang pertama, pasar saya bangkitkan agar pertumbuhan ekonomi tetap lancar, itu yang pertama. Hingga pada akhirnya pengembangan los yang ke belakang, ini pun apa yang tadi disampaikan, barang siapa yang mampu dan bisa membangun pasar tradisionil modern akan digelontor dana dari atas, makanya sekuat tenaga pemerintah daerah dalam hal ini, swadaya masyarakat dalam hal ini, berambisi sekali untuk jadi.
Terus yang berikutnya keinginan terminal, kenapa sampai saat ini, terminal belum di wilayah barat ini, ada 11 Kecamatan, dan 443 Desa, ini setiap tahunnya rawan bencana, kalau hanya untuk kepentingan terminal, untuk yang lainnya tidak bisa tergarap. Maka dalam hal ini, persiapan terminal sementara sudah madadam, hanya tempatnya yang belum ada, gedung-gedungnya yang belum ada, berkisar kurang lebih kalau kemarin dihitung 7,5 Milyar, untuk kepentingan terminal dengan tipe B, permasalahannya ini jalur Bandung-Yogya-Jakarta, Bandung-Jakarta-Yogya, lewat terminal itu semua. Terima kasih.
Presiden RI :
Terima kasih Pak Bupati, jadi kalau kita dengarkan dari beliau, Pak Bupati membikin prioritas, mana dulu, setelah pasar apalagi, kemudian baru terminal mengingat biayanya kan juga mesti dibagi-bagi. Begini saja, ada Pak Gubernur, ada kami yang di pusat. Tolong nanti Pak Bibit nanti dilihat bersama-sama, sharing¬-nya seperti apa, antara kabupaten, antara provinsi dan pusat, itu Sekretaris Kabinet tolong dikomunikasikan ke menteri terkait, apa yang bisa kita bantukan. Tentu saya mendukung yang dilaksanakan Pak Bupati Cilacap, prioritasnya, nah kalau ada kekurangan biaya, coba kita bergotong royong nanti, pusat, provinsi sama kabupaten Cilacap, ya coba nanti kita proses seperti apa, saya nunggu seperti apa solusinya, matur nuwun.
Gubernur Jawa Tengah :
Matur nuwun Bapak Presiden, sebelumnya kemarin saya juga sudah melihat ke sana Pak, memang ini perlu bantuan. Petunjuk Bapak sangat jelas, Saya juga ikut nanti gotong royong, Pak Bupati, dan Bapak Presiden. Mudah-mudahan tidak terlampau lama selesai.
Yang berikutnya jangan lupa, jangan lupa menyebutkan nama, ya, tadi lupa itu. Yang berikutnya dari unsur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Saya persilakan, monggo.
Buryanto :
Nama Buryanto, alamat, Desa Sindangsari, Kecamatan Majenang. Jabatan, di PNPM sebagai Ketua Forum Musyawarah antar Desa PNPM Kecamatan Majenang.
Yang terhormat, Bapak Presiden Republik Indonesia, bahwa PNPM untuk program nasional ini, di Majenang baru pertama kali, yaitu tahun 2008, dengan alokasi dana, jumlah total 1,75 Milyar. Namun pada dasarnya, dana itu dari usulan-usulan 17 Desa yaitu yang pertama, usulan dari kesehatan, Posyandu, 14 usulan, dari SPP Simpan Pinjam yang dikelola oleh perempuan, juga 14 usulan, ada pun usulan fisik, jumlahnya 21. Namun demikian, karena dananya terbatas, maka ada beberapa usulan, khususnya fisik yaitu 4 usulan, yang belum terdanai, maka dengan ini kami mengharap bahwa program PNPM ini sangat bagus sekali, mohon ditindaklanjuti atau berkelanjutan, itu yang pertama.
Yang kedua, bahwa dana tersebut karena kurang, maka untuk program tahun 2009, mohon ditambah.
Yang ketiga, kami merasa bergembira sekali dan berterima kasih, bahwa program PNPM, yaitu dana dari APBN, dalam minggu ini berdasarkan informasi yaitu sudah bisa dicairkan.
Terima kasih,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden RI :
Bapak-Ibu, begini, ini to the point, langsung. PNPM itu singkatan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, program ini dulu sepuluh tahun lebih sudah dilakukan, sekarang makin kita sempurnakan. Artinya, ada sejumlah dana yang dikeluarkan pemerintah, diserahkan ke kecamatan, dengan desa-desa tertentu untuk digunakan, terserah maunya apa, tapi ada pendampingan yang bermakna. Kadang-kadang ada juga yang ikut membantu di luar dana itu, jadilah infrastruktur fisik, maupun infrastruktur sosial, di kecamatan yang bersangkutan. Tahun depan dan seterusnya kita ingin mempertahankan program ini, tetapi tentu harus dibicarakan dengan DPR RI. Pemerintah punya rencana, dibicarakan, kalau klop berlanjut, termasuk jumlahnya berapa rupiahnya, dan sebagainya. Sama dengan Pak Gubernur, ada rencana provinsi Jawa Tengah, menyangkut APBD dibicarakan dengan DPRD, mana yang klop, mana yang disetujui, mana yang di revisi.
Kita ingin melanjutkan, bahkan sesungguhnya kita merencanakan jumlahnya pun antara 2 sampai 3 milyar per kecamatan, supaya lebih besar lagi. Oleh karena itu, doakan supaya pembicaraan dengan DPR nanti mulus, pemerintah juga terus mendapatkan penerimaan negara yang lebih besar, dengan demikian baik untuk saudara-saudara kita di seluruh tanah air. Yang penting Bapak, dana itu digunakan dengan baik, pas sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Begitu, terima kasih.
Gubernur Jawa Tengah :
Matur nuwun Bapak Presiden, kami mohon izin berdiri, karena Pak Menteri tadi berdiri, Pak Bupati berdiri, saya berdiri.
Saudara-saudaraku yang sangat saya cintai, barangkali silaturahmi kita akhiri sampai di sini, karena memang Bapak Presiden waktunya begitu ketat, nanti akan melanjutkan ke Tasik. Untuk itu, bagi Saudara-saudaraku yang belum berkesempatan menyampaikan aspirasi tadi, silakan saja sampaikan kepada Pak Bupati atau saya, nanti saya berdua. Kalau saya kuat, Pak Bupati kuat, insya Allah selesai, kalau nggak kuat, saya matur Pak Presiden. Itu saja ya, nggih. Oleh sebab itu, pada kesempatan yang baik ini, kami akan matur kepada Bapak Presiden, sekali lagi saya matur nuwun atas kunjungan Bapak dan Ibu, ke wilayah provinsi Jawa Tengah, khususnya Majenang dan Cilacap ini. Kami seluruh masyarakat Jawa Tengah menghaturkan sugeng melanjutkan perjalanan safari, sampai di Tasik dan sampai di Jakarta, Bapak-Ibu dalam keadaan sehat wal-afiat, sehingga bisa memimpin kita semuanya, sehingga masyarakat Indonesia menjadi sejahtera dan bahagia.
Kami pun masyarakat Jawa tengah yang bertekad, dibawah Bibit Waluyo dan Hj. Rustiningsih dengan bali deso bangun deso ini, kami mohon doa restu Pak, semoga kami beserta masyarakat Jawa Tengah, bisa melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang semakin sejahtera.
Demikian saja,
Billahittaufiq wal hidaayah,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden RI :
Bapak dan Ibu, kebiasaan, tradisi, untuk membantu bagi saudara-saudara yang memerlukan bantuan itu baik, agama juga menganjurkan demikian. Saya tahu Bapak-Ibu juga sering memberikan bantuan seperti ini, semua. Pesan saya, jangan seperti terjadi lagi, kejadian di Pasuruan, Jawa Timur. Tujuannya baik, beliau ingin memberikan zakat, kepada yang memerlukan, tapi karena tidak tertib, tidak diatur, sangat tragis memilukan, saudara-saudara kita meninggal dunia. Oleh karena itu, silakan yang akan memberikan bantuan-bantuan diatur, dengan baik, ikhlas, memohon ridho Allah, sehingga semua akan mendapatkan rejeki nanti di waktu yang akan datang. Demikian.
Wassalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh.
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI