Keterangan Pers Presiden usai Kunjungan ke Kediaman Presiden Ketujuh RI Joko Widodo
Di Sumber, Solo, Jawa Tengah
Wartawan
Tadi ngapain aja, Pak, di dalam?
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Saya cerita baru keliling dari luar negeri. Ya, beliau juga mengikuti rupanya. Ya, saya ceritakan terobosan-terobosan yang kita dapat kemarin, terutama dengan Uni Eropa. Sepuluh tahun perundingan, akhirnya tembus. Kemudian, saya ceritakan pertemuan-pertemuan di Brasil, BRICS. Kemudian, juga pembicaraan-pembicaraan di Prancis, di London, saya ketemu dengan beberapa pejabat, dan dengan Presiden Trump.
Ya alhamdulillah, dapat hasil-hasil yang lumayan, yang cukup bagus.
Saya juga mampir di Belarus. Mereka punya potas, mereka butuh karet kita, mereka butuh banyak komoditas kita. Dan ternyata, cokelat, harga cokelat dunia lagi sangat tinggi, dan banyak berharap cokelat dari kita.
Tapi, kita juga harus segera pembibitan baru, peremajaan baru. Ini kita sudah akan lakukan karena ternyata harga cokelat naiknya sangat signifikan di dunia, karena rupanya di Amerika Latin dan di Afrika mungkin ada wabah ya, wabah yang merusak banyak pohon coklat di Amerika Latin dan di Afrika.
Saya kira itu yang saya ceritakan ya.
Wartawan
Respons dari Pak Jokowi bagaimana, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Ya, saya kira, karena beliau juga mengikuti, dan sebagian itu juga beliau yang rintis ya, seperti perundingan dengan Uni Eropa kan sudah berjalan sepuluh tahun. Jadi, beliau ngerti itu alotnya bagaimana.
Tapi ya dengan kita lihat situasi global yang tidak menentu sekarang, baik Uni Eropa dan Indonesia ya berkepentingan untuk selesaikan dalam waktu cepat.
Dan alhamdulillah, dan bagi saya, ini kehormatan bagi Indonesia. Kenapa? Saya diterima di Uni Eropa hari Minggu. Bagi orang Eropa, Barat terutama, tapi Eropa, hari Minggu itu sakral. Itu enggak boleh ada yang kerja, gitu. Tapi, dia mau terima saya, luar biasa.
Saya diterima oleh Presiden European Commission, ya itu eksekutifnya lah, dan European Union Council. Presidennya itu adalah, council ini dewan dari kepala pemerintah, 27 [negara]. Presiden council-nya juga terima saya. Dua-duanya sangat reseptif, sangat mendukung.
Kemudian, Raja Belgia mendengar saya datang, saya diterima beliau hari Minggu juga, sore-sore, di istana beliau di Brussel. Jadi, beliau berada di luar Brussel, beliau pulang untuk nerima saya.
Dan, ya akhirnya demikian ya, bahwa kadang-kadang memang capek, kita banyak keliling ke luar negeri, tapi hal-hal itu kadang-kadang harus ada pendekatan langsung, pendekatan personal, pribadi, antara pemimpin-pemimpin sehingga mereka juga paham. Dan, mereka ada trust, ada kepercayaan. Akhirnya, lancar.
Dan Indonesia, saya meneruskan tradisi Indonesia sebagai negara nonblok, non-align. Kita terkenal bahwa kita tidak mau ikut blok mana pun.
Kita ikut di BRICS dari kepentingan ekonomi kita. Tapi, kita ikut juga, kita daftar di OECD yang itu adalah kumpulan negara-negara maju, yang dipimpin Barat. Kita juga mendaftar di CPTPP, juga dipimpin Jepang dan sebagainya. Kita ikut juga di IPEF (Indo-Pacific Economic Framework), dipimpin juga oleh negara-negara pro-Barat. Jadi, kita benar-benar diterima oleh semua pihak.
Bahwa Indonesia neutral, Indonesia menghormati semua negara, Indonesia ingin bersahabat dengan semua negara, Indonesia tidak mau campur tangan dengan urusan dalam negeri negara mana pun. Itu, dan ini kita diterima ya.
Capeknya diundang-diundang dan diminta, “Tolonglah, Indonesia.” Jangan-jangan, kita juga diharapkan untuk berperan lah dalam beberapa peristiwa.
Saya kira itu ya.