Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Kementerian Sekretariat Negara (PPKASN Kemensetneg) menyelenggarakan Setneg Library Festival (SLF 2024) yang mengusung tema "Funtastic Library Transformation", yang diselenggarakan dari tanggal 9 s.d. 13 September 2024.
Dilaksanakan secara hybrid dari Ruang Sinergi, Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta, SLF 2024 diawali dengan kegiatan Bincang Buku berjudul "Overthinking is my hobby, and I hate it", karya Penulis Alvi Syahrin, Senin (9/9).
Membuka acara, Kepala PPKASN Kemensetneg, Sri Prastiwi Utami mengatakan bahwa SLF 2024 merupakan kegiatan tahunan Perpustakaan Kemensetneg yang bertujuan meningkatkan minat baca serta mempromosikan perpustakaan sebagai tempat berinteraksi antarkomunitas sosial.
"Perpustakaan memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi informasi di era digital dan perpustakaan perlu berinovasi agar relevan dan mampu memberikan layanan berkualitas kepada pengguna," ujar Prastiwi, sapaan akrabnya.
Prastiwi juga menjelaskan bahwa saat ini Perpustakaan Kemensetneg menyediakan koleksi digital dengan sebutan “Titik Baca” untuk meningkatkan minat para pemustaka. “Titik Baca akan ada di enam lokasi, yaitu Kemensetneg Sayap Barat, Kemensetneg Sayap Timur, Sekretariat Wakil Presiden, di dua Badan Layanan Umum milik Kemensetneg yaitu PPKGBK dan PPKK. Kami juga masih menunggu koleksi tambahan e-book dari Gramedia,” pungkas Prastiwi.
Bincang Buku dipandu oleh Atiatul Huda, Kepala Bagian Dukungan Adiministrasi, Sekretariat Wakil Presiden, yang diawali perkenalan dengan penulis, Alvi Syahrin. Alvi mengaku bahwa dirinya sudah lama ingin menjadi Penulis, namun Indonesia merupakan negara yang minat bacanya rendah.
“Minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, hanya 0,00001% dan menjadi penulis sukses di Indonesia sangat menantang karena produk yang dihasilkan bukan sesuatu yang dicari orang, tapi saya nggak mau nyerah dan semakin mau membuat buku yang menarik bagi orang yang tidak suka membaca menjadi suka membaca,” ungkap Alvi.
Alvi mengungkapkan pula bahwa buku “Ovethinking is my hobby, and I hate it” membahas tentang bagaimana mengatasi overthinking dan ketakutan-ketakutan yang menyertainya. “Segmentasi buku ini untuk remaja dan dewasa muda, namun overthinking ini bisa terjadi kepada siapa saja tanpa memandang usia. Dapat terlihat di daftar isi buku ini ada bab Bagaimana jika aku tak berbakat?, dan Bagaimana jika aku gagal lagi?, dan overthinking ini juga bisa terjadi di pertemanan serta percintaan,” ungkap Alvi.
Selain itu, buku ini pun menjelaskan tentabg strategi mengatasi overthinking jika terjadi kepada pembaca karena menurut Alvi, overthinking dapat menjadi monster yang manipulatif. “Overthinking ini juga dapat menyebabkan kecemasan dan melumpuhkan tindakan. Oleh karena itu, overthinking dapat melumpuhkan dan menghambat produktivitas sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menghasilkan karya-karya yang produktif serta dapat membuat seseorang hanya ingin berbaring dan tidak melakukan apa-apa,” kata Alvi.
Di dalam buku overthinking yang sudah terjual 10.000 eksemplar ini, Alvi menerangkan bahwa overthinking merupakan hal wajar namun jangan sampai membuat seseorang menjadi rapuh karena manusia perlu merasakan rapuh untuk bisa menghargai kekuatan.
“Kedewasaan bukan berarti tidak merasa ragu tetapi mengumpulkan berbagai perasaan sedih, lelah, senang, dan merasa bersyukur karenanya kita perlu merasakan rapuh untuk bisa menghargai kekuatan,” ujar Alvi.
“Overthinking dapat dialami oleh siapa saja, termasuk remaja dan dewasa muda, membaca dan menulis dapat membantu mengalihkan pikiran dari overthinking. Solusi utama untuk mengatasi overthinking adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, berprasangka baik kepada Allah SWT kelak akan dicatat sesuai prasangka kita. Hindari overthinking dan berprasangka buruk, buku ini berisi strategi untuk membantu kita berprasangka baik,” tutup Alvi.
Bincang buku ini menjadi pembahasan menarik dengan banyaknya pertanyaan dari peserta yang mengikuti baik secara daring maupun luring. Penyerahan cendera mata juga diserikan dari Kepala PPKASN kepada penulis yang dilanjutkan dengan sesi foto bersama. (ART/YLI- Humas Kemensetneg)