Dukung Indonesia Maju, Kemensetneg Goes to Campus Gelorakan Beragam Inovasi

 
bagikan berita ke :

Kamis, 12 Maret 2020
Di baca 3026 kali

Visi Presiden “SDM Unggul, Indonesia Maju” telah menjadi pedoman bagi pemerintah dalam melakukan serangkaian kebijakan dan program kerja bagi masyarakat. Di samping itu, visi tersebut diharapkan dapat meningkatkan optimisme masyarakat dalam menyongsong Indonesia maju serta menggugah semangat generasi muda untuk terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas sebagai bentuk aktualisasi diri menyongsong Indonesia Maju.

 

Selaras dengan visi Presiden tersebut, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) berkolaborasi dengan Universitas Dian Nuswantoro menyelenggarakan Setneg Mantul Goes to Campus, dengan tema “Semangat Indonesia Maju, Spirit of Millennials”. Setneg Mantul kali ini digelar pada tanggal 11 Maret 2020 bertempat di Ruang Aula Lantai III Universitas Dian Nuswantoro. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari 63 perguruan tinggi di Jawa tengah. Kegiatan bertujuan untuk membangkitkan semangat para kaum muda (milenial) untuk selalu dapat berinovasi dan mengembangkan diri guna beradaptasi dalam meningkatkan daya saing menghadapi era digital.

Saat membuka acara, Prof. Dr. Dadan Wildan, M.Hum. selaku Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Kemensetneg mengapresiasi kegiatan Setneg Mantul Goes to Campus sebagai sebuah upaya untuk mengglorifikasi semangat dan optimisme dalam menyongsong era disrupsi seperti saat ini. Dadan menyebutkan melalui acara tersebut, pemerintah dapat menyampaikan kepada masyarakat tentang adanya pesan perubahan yang senantiasa digaungkan oleh pemerintah.

 

“Pesan utama komunikasi pemerintah saat ini adalah menyampaikan adanya perubahan budaya kerja yang lebih melayani, transparan, dan akuntabel melalui inovasi-inovasi yang telah dibangun melalui digitalisasi, debirokratisasi, deregulasi, dan lain sebagainya. Harapannya, kegiatan ini dapat membangun ekosistem inovasi di medan pengabdian kita masing-masing, membuka pintu untuk adik-adik mahasiswa dan lembaga pendidikan agar dapat terus berkolaborasi dalam mempersiapkan SDM Unggul untuk menggapai Indonesia Maju,” ungkap Dadan Wildan dalam sambutannya.

 

Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M. Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro menyampaikan bahwa pesan yang dibawa oleh pemerintah melalui kegiatan Setneg Mantul Goes to Campus sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Universitas Dian Nuswantoro.

 

“Inovasi juga menjadi nadi bagi Universitas Dian Nuswantoro dalam menghadapi era digital. Udinus sebagai sebuah institusi merasa prihatin dengan kurangnya generasi muda yang tidak lagi mencintai gamelan. Mereka berpikir bahwa gamelan berat, gamelan mahal, dan gamelan kurang modern. Untuk itu, kami di Udinus menciptakan E-Gamelan sehingga generasi muda tetap bisa mencintai budaya Indonesia dengan mudah dan murah,” pungkas Edi dalam pidatonya.

 

Setneg Mantul Goes to Campus kali ini menghadirkan dua narasumber untuk memberikan penjelasan mengenai inovasi dan semangat indonesia maju pada generasi muda, yaitu Eddy Cahyono Sugiarto, S.Sos., M.Si., selaku Asisten Deputi Hubungan Masyarakat Kemensetneg, Yane Widayanti, S.H., L.L.M., Kepala Bidang Data, Evaluasi, dan Pelaporan Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat Kemensetneg, dan Ardhanti Nurwidya, S.H., L.L.M., Senior Manager Public Policy & Government Relations Gojek Indonesia.

 

Sebagai pembicara pertama, Eddy Cahyono Sugiarto memaparkan  beragam inovasi yang telah dikembangkan oleh Kemensetneg dan mengungkapkan bahwa banyak prediksi dari akademisi baik dalam dan luar negeri bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara maju dunia di masa depan. Pendapat ini semakin relevan ditengah fakta bahwa Indonesia memasuki era bonus demografi pada tahun 2020-2035. Pada rentang waktu ini, Indonesia diisi dengan generasi muda dengan usia produktif.

 

“Visi Presiden untuk Indonesia Maju dengan mengedepankan lima pilar penting, yakni infrastruktur, pembangunan SDM unggul, investasi, reformasi birokrasi, dan penggunaan APBN. Dengan bonus demografi yang tengah dihadapi bangsa Indonesia, harus dijadikan momentum untuk mentransformasi SDM yang ada menjadi milenial produktif dengan kreativitas dan gagasan untuk membangun Indonesia,” ujar Eddy dalam paparannya.

 

Eddy juga menegaskan pentingnya peran serta generasi muda sebagai digital native untuk senantiasa melawan kabar bohong (hoaks) yang tersebar di media sosia. Dengan harapan, ruang publik dapat diisi dengan komunikasi yang produktif untuk mendukung Indonesia Maju dan merawat kebinekaan dengan mengedepankan toleransi dan persatuan kesatuan bangsa.

 

“Generasi muda Indonesia harus mampu menjadi garda terdepan dalam memberantas hoaks. Saring sebelum sharing, cek fakta, selalu menebarkan optimisme dalam bermedia sosial. Jangan sampai hoaks menghancurkan kreativitas dan inovasi generasi milenial Indonesia saat ini dan kontra produktif dengan upaya pemerintahan dan masyarakat menuju Indonesia Maju,” kata Eddy dalam memberikan sinyal positif pada kaum milenial yang hadir pada Setneg Mantul Goes to Campus tersebut.

 

Dalam acara ini, turut diperkenalkan kepada para peserta kegiatan layanan Pengaduan Masyarakat kepada Presiden yang disampaikan oleh Yane Widayanti, S.H., L.L.M., Kepala Bidang Data, Evaluasi, dan Pelaporan Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat Kemensetneg. Yane menjelaskan bahwa kaum milenial juga bisa punya andil dalam memberikan pengaduan masyarakat kepada Presiden untuk menjamin sistem pemerintahan yang adil dan bersih.

 

“Generasi muda bukan hanya jadi penonton saja, lho. Generasi muda juga bisa melaporkan berbagai kejadian melalui kanal-kanal pengaduan masyarakat kepada Presiden yang ada di Kemensetneg,” ungkap Yane memberikan inspirasi baru kepada para peserta.

 

Sebagai narasumber terakhir, hadir Ardhanti Nurwidya yang memaparkan bagaimana inovasi dapat menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat dalam waktu yang sama. “Gojek berdiri sebagai sebuah platform yang membantu masyarakat untuk menemukan ojek pada tahun 2011. Namun, pada saat itu, masih ada kendala dari segi waktu dan kecepatan. Dengan inovasi yang terus menerus, Gojek kini menjadi salah satu perusahaan decacorn di Indonesia yang menawarkan beragam fitur dalam satu platform.”

 

Ardhanti menambahkan bahwa inovasi sejatinya harus mengedepankan dampak sosial (social impact) kepada masyarakat. Ketika masyarakat terbantu dengan inovasi yang kita kembangkan, di saat itulah inovasi yang kita kembangkan memiliki arti lebih dari sekedar penggunaan teknologi.

 

“Sasaran dari setiap inovasi yang dilakukan oleh Gojek adalah social impact di masyarakat. Perkembangan Gojek dari awal hingga seperti saat ini tidak bisa dilepaskan dari dampak sosial yang ditimbulkan ketika masyarakat merasa terbantu dengan adanya platform ini. Di titik itulah, ada langkah konkrit Gojek untuk membuktikan bahwa anak bangsa selalu bisa berkarya,” ungkap Ardhanti. Di akhir materi, Ardhanti turut mengajak kaum milenial untuk mengabdikan diri pada inovasi-inovasi yang membantu Indonesia menjadi negara maju.

Setneg Goes to Campus kali ini juga menjadi media bagi Kemensetneg untuk memperkenalkan kepada para akademisi yang menjadi peserta mengenai cuci tangan yang benar. Langkah ini menjadi kontribusi Kemensetneg dalam mengurangi angka penyebaran virus corona (Covid-19) yang sedang menjadi pandemi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan dan WHO, cuci tangan merupakan cara paling ampuh untuk menangkal diri dari virus corona (Covid-19).

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi. Para delegasi perguruan tinggi antusias mengikuti sesi ini. Hal ini terlihat dari jumlah penanya yang memberikan pertanyaan kepada narasumber. Kegiatan ini diakhiri dengan kegiatan foto bersama antara narasumber dan seluruh peserta. (OTH-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0