Etos Kerja Kementerian Sekretariat Negara: Bangun Budaya ASN yang Profesional dan Bermakna
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Bambang Eko Suhariyanto menekankan pentingnya memahami dan menerapkan etos kerja prima bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).
Hal tersebut disampaikan oleh Bambang saat memberikan pembekalan pada program Penguatan Kompetensi Dasar Terpadu (PKDT) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kemensetneg Formasi Tahun Anggaran 2024, di PPKASN Kemensetneg, Jakarta Selatan, Selasa (03/06/2025).
“Tuntutan kerja kita tepat cepat cermat zero mistake. Ini berkali-kali kita akan sampaikan zero mistakes karena jangan sampai kemudian ada kesalahan sekecil apapun karena itu dampaknya luar biasa, baik secara nasional maupun secara internasional,” kata Bambang dihadapan 386 orang CPNS Kemensetneg.
Menurutnya, berada di jantung pemerintahan, maka tempat segala proses kenegaraan dijalankan dengan tanggung jawab, pelayanan prima, dan tidak boleh ada kesalahan. Kemensetneg adalah kementerian strategis yang berperan menyelenggarakan dukungan teknis, administrasi, dan analisis urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara, serta dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
“Sehingga yang dibutuhkan adalah etos kerja bukan asal kerja. Kalau asal kerja yang penting asal masuk kantor, etos kerja bukan sekadar asal kerja sudah memberikan dampak dan manfaat apa untuk tempat kalian berada,” kata Bambang.
Selain itu, imbuhnya, sebagai lembaga yang menjadi penopang utama kerja presiden dan wakil presiden, Kemensetneg menghadapi beban kerja yang tinggi, kompleksitas tugas yang meningkat, dan tuntutan publik yang semakin besar.
“Di era keterbukaan informasi dan media sosial seperti sekarang, kalau benar tidak dipuji, salah sedikit bisa viral dan dicaci,” sambung Bambang.
Untuk itu, Bambang mendorong ASN di lingkungan Kemensetneg untuk meninggalkan pola kerja transaksional yang hanya fokus pada imbalan atau sanksi dan beralih ke budaya kerja transformasional yang menekankan pada makna, tanggung jawab, kolaborasi, dan pertumbuhan pribadi.
Budaya ini juga sejalan dengan nilai-nilai core values ASN BerAKHLAK, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Bambang melanjutkan, ia mengharapkan etos kerja ini juga merespons tantangan zaman, khususnya hadirnya generasi baru ASN dari kalangan Generasi Z yang lahir antara tahun 1997-2000. Generasi ini merupakan digital native, peduli isu sosial dan lingkungan, menghargai keberagaman, butuh umpan balik konstruktif dan mengembangkan diri, serta fleksibilitas dan work-life balance.
“Generasi adaptif seperti Gen Z punya potensi besar menjawab tantangan zaman dengan cara-cara kerja yang inovatif, cepat, dan efisien,” ungkap Bambang.
Bambang juga terus mendorong peningkatan kompetensi ASN dengan transformasi digital, terbuka dengan kolaborasi, debirokratisasi, serta kolaborasi lintas fungsi untuk memastikan pelayanan publik berjalan prima dan berdampak nyata.
Diakhir materinya, Bambang berpesan kepada 386 CPNS Kemensetneg dengan mengutip pesan Presiden Prabowo Subianto.
“Saudara adalah pelayan rakyat. Saudara abdi rakyat, Saudara harus membela kepentingan rakyat, Saudara harus menjaga kepentingan rakyat kita. Saudara harus berjuang untuk perbaikan hidup mereka. Itu adalah tugas kita,” pungkasnya.
Dengan etos kerja yang kuat dan nilai-nilai yang kokoh, Bambang berharap Kemensetneg mampu membentuk ASN yang tidak hanya profesional, tetapi juga menjadi agen perubahan menuju Indonesia Emas 2045. (FID/YLI-Humas Kemensetneg)