Hadapi Tantangan Bermasyarakat yang Kompleks, FKDMI Perlu Cetak Dai-dai Profesional

 
bagikan berita ke :

Kamis, 05 November 2020
Di baca 871 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Sebagai negara yang majemuk, Indonesia memiliki keragaman dinamika dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk menjaga keharmonisan dalam dinamika tersebut, diperlukan sosok yang dapat dipercaya dalam mengajak masyarakat menjalankan kehidupan yang rukun serta mengajarkan kebaikan, salah satunya melalui sosok dai. Oleh karena itu, sebagai wadah berkumpulnya dai muda seluruh Indonesia, Forum Komunikasi Dai Muda Indonesia (FKDMI) diharapkan dapat berperan aktif dalam mencetak para dai yang memiliki kompetensi menghadapi tantangan di masyarakat.

 

“Saya berharap FKDMI ini bisa mencetak dai-dai yang memiliki kompetensi yang cukup dalam menghadapi masyarakat yang kompleks dan majemuk, penuh tantangan. Maka diperlukan dai-dai yang memiliki kompetensi yang cukup, profesional, ini kita benar-benar harus mencetak dai-dai yang profesional,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika menerima FKDMI secara virtual di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Kamis (5/11/2020).

 

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, untuk mencetak dai yang profesional dapat dilakukan dengan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan lokakarya. Selain itu, dapat dilakukan juga melalui penyiapan metode dakwah yang sesuai dengan situasi masyarakat dan penggunaan narasi-narasi positif.

 

“Kalau dakwahnya itu tidak dikemas sedemikian rupa, apalagi dengan menggunakan narasi-narasi yang menimbulkan konflik, yang merusak tatanan kerukunan ini bisa menimbulkan dampak bukan positif, tapi negatif. Oleh karena itu narasi-narasi dakwah kita itu harus dalam rangka menjaga [dan] menghormati,” tuturnya.

 

Wapres pun mengingatkan bahwa narasi positif ini penting disampaikan ketika berdakwah untuk menjaga keharmonisan masyarakat dan membangun muslim Indonesia yang kaffah (seutuhnya) dan selaras dengan nilai-nilai kebangsaan.

 

“Kita harus membangun umat ini supaya umat itu menjadi Musliman Indonesian, Saya menyebutnya muslim kaffah, artinya Islam itu utuh. Terdiri dari ibadahnya dan akhlaknya, karena kita di Indonesia ini terikat oleh kesepakatan di dalam membangun kenegaraan ini. Kesepakatan kita itu yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), itu kesepakatan nasional,” terang Wapres.

 

Di sisi lain, Wapres juga berharap agar FKDMI dapat ikut berperan membangun masyarakat muslim Indonesia yang produktif. Untuk itu, diperlukan inisiatif FKDMI agar dakwah yang disampaikan dapat menyentuh seluruh sektor kehidupan.

 

“Kita jangan sampai membiarkan umat Islam ini tidak berbuat sesuatu, tidak produktif. Oleh karena itu harus ada inisiatif-inisiatif. Maka dakwah itu selain kita itu menyampaikan verbal, atau melalui tulisan, tapi melalui inisiatif-inisiatif yang positif di bidang ekonomi misalnya, di bidang- bidang lain banyak sekali,” imbaunya.

 

Menutup pertemuan, Wapres berpesan agar FKDMI juga turut mengimplementasikan penyiaran dakwah secara digital. Sebab, metode ini dinilai efektif untuk menjangkau masyarakat di berbagai daerah tanpa harus bertatap muka dan dapat diakses setiap waktu, khususnya di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dimana pertemuan tatap muka belum menjadi pilihan terbaik untuk dilakukan.

 

“Kalau dulu kan harus bertatap muka sekarang kan tidak perlu, kita bisa audiensi biasa seperti ini, dakwah juga dengan digital itu jangkauannya lebih luas dan kemudian orang kalau mendengarkan tidak waktu tertentu, kapan saja bisa, dimana saja bisa, jadi lebih fleksibel,” pungkas Wapres.

 

Sebelumnya Ketua Umum Pimpinan Pusat FKDMI, M. Nur Huda menyampaikan apresiasinya terhadap sikap tegas pemerintah dalam menanggapi isu-isu terkini, serta inisiasi Wapres dalam membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) tingkat nasional.

 

“Secara khusus, kami dari dai muda Indonesia juga mengapresiasi kepada Bapak Wakil Presiden yang baru-baru ini juga menginisiasi adanya FKUB tingkat nasional yang dalam dua hari terakhir ini telah melakukan pertemuan di tingkat nasional. Tentu FKUB yang sebelumnya sudah terbentuk di tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Atas inisiasi Bapak Wakil Presiden ini akan dimasifkan di tingkat pusat. Tentunya bisa memberikan warna tersendiri bagi keberagaman yang ada di Indonesia,” ucapnya.

 

Hadir bersama M. Nur Huda, Sekretaris Jenderal FKDMI Nur Rahmat Farhan, Wakil Sekretaris Jenderal FKDMI Ahmad Afifudin, Ketua Bidang Organisasi Ahmad Andi dan Bendahara Umum FKDMI H. Anam Anshori. Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar dan Staf Khusus Wakil Presiden Bambang Widianto. (SM/NN/SK-KIP, Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0