Konferensi Pers Presiden RI pada Pertemuan Bilateral dengan PM Singapura, Bogor, 13 Maret 2012
KONFERENSI PERS
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERTEMUAN BILATERAL PRESIDEN RI
DENGAN PERDANA MENTERI REPUBLIK SINGAPURA
TANGGAL 13 MARET 2012
DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT
Â
Â
Bismillaahirrahmaanirraahiim,
Saudara-saudara, para wartawan sekalian, hari ini, sebagaimana Saudara ketahui, kita menyelenggarakan pertemuan bilateral dalam bentuk retreat antara Indonesia dan Singapura. Untuk diketahui, kita punya tradisi dan kegiatan tahunan untuk menyelenggarakan pertemuan bilateral, yaitu antara Indonesia dengan Singapura, Indonesia dengan Malaysia, dan Indonesia dengan Australia, setiap tahun.
Tahun lalu, kita menjadi tuan rumah bilateral antara Indonesia dengan Malaysia, kita laksanakan di NTB, di Lombok. Indonesia dengan Australia, kita laksanakan di Bali. Harusnya, juga tahun lalu, dilaksanakan antara Indonesia dan Singapura, tetapi baru bisa kita laksanakan tahun ini di Bogor. Tahun depan, tentunya, akan berganti, pertemuan bilateral dilaksanakan di Malaysia, di Singapura, dan di Australia.
Pertemuan bilateral seperti itu sangat bermanfaat untuk mengevaluasi atau me-review kerja sama yang tengah berjalan, kembali menemukan persoalan atau isu-isu yang harus diselesaikan, seraya mengarah kepada, apalagi yang bisa dilaksanakan di masa depan.
Pertemuan bilateral Indonesia dengan Singapura hari ini juga memiliki agenda seperti itu. Sebagaimana Saudara ketahui, sebenarnya hubungan bilateral kita berlangsung baik dan terus berkembang. Sebagai contoh, perdagangan, satu tahun terakhir meningkat 33% dan sekarang jumlahnya telah melebihi US$ 40 milyar. Investasi juga memiliki peningkatan yang baik, meskipun antara Indonesia dengan Singapura memiliki keyakinan, kita bisa meningkatkannya lagi di waktu yang akan datang.
Dalam pertemuan tadi, yang intinya pertemuan saya dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong, dan kemudian setelah itu kita jelaskan kepada delegasi, baik delegasi Indonesia maupun Singapura, kita mengevaluasi kerja sama dan kemitraan yang berlangsung saat ini, sekaligus mencari solusi atas masalah-masalah yang masih ada untuk perbaikan dan peningkatan di masa mendatang.
Saudara-saudara,
Dalam pertemuan tadi juga saya jelaskan apa yang tengah dilakukan oleh Indonesia untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 15 tahun mendatang yang tentu saja ini memberi peluang besar bagi kerja sama. Saya sampaikan bahwa pihak Indonesia sendiri, baik itu badan-badan usaha milik negara dan milik daerah, maupun pihak swasta, melakukan kegiatan investasi yang luas di berbagai derah di Indonesia.
Demikian juga, pemerintah, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, mengalokasikan lebih besar lagi biaya untuk pembangunan infrastruktur. Dalam konteks itulah, selalu ada kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara sahabat, dan kepada Singapura sebagai partner kita selama ini, yang memiliki economic relations yang kuat, juga saya sampaikan mari kita bekerja sama dengan cara Singapura bisa ikut mengambil bagian dalam kegiatan investasi di Indonesia.
Saudara-saudara,
Saat ini kita telah membentuk yang disebut working group, kelompok kerja. Kelompok kerja ini telah berlangsung, diawaki oleh para Menteri, dan kemudian, manakala ada persoalan, oleh working group itulah dicarikan solusinya, kemudian dijalankan.
Pertemuan tadi juga mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan dalam enam arena yang ditangani oleh masing-masing working group. Pertama adalah kerja sama di kawasan ekonomi khusus, Batam, Bintan, Karimun. Ini menjadi tulang punggung, sebenarnya, kerja sama bilateral Indonesia-Singapura untuk pengembangan ekonomi di sebuah kawasan.
Kita menyadari, meskipun tetap ada progress yang signifikan di kawasan itu, tetapi ada sejumlah kendala, sejumlah masalah, itulah yang terus dicarikan solusinya, terutama oleh Indonesia, karena BBK (Batam, Bintan, Karimun) terletak di wilayah Indonesia. Kita juga mengajak pihak lain untuk berusaha di kawasan itu serta melaksanakan investasi sesuai dengan apa yang tersedia di kawasan Batam, Bintan, Karimun.
Yang lain adalah masalah investasi. Kita mengundang partner dari Singapura untuk melakukan investasi di luar kawasan ekonomi Batam, Bintan, Karimun. Di bidang agribisinis, kita juga melaksanakan kerja sama. Di beberapa saat yang lalu saya justru menyampaikan kepada pihak pebisnis Indonesia, banyak peluang untuk pertanian ini. Sebagai contoh, Singapura itu memerlukan pasokan buah-buahan dan sayur-sayuran yang jumlahnya amat besar. Ini tentu bagi Indonesia sebuah peluang untuk bisa kita pasarkan di tempat itu. Ketenagakerjaan juga bagian dari kerja sama kita mengingat banyaknya warga negara kita yang bekerja di sana. Kita senang mendengar berita, misalnya, pekerja asing yang ada di Singapura setiap minggunya diberikan satu hari libur. Tentu kita sambut baik sebagaimana perjuangan Indonesia di Malaysia, di mana ada satu juta lebih saudara-saudara kita bekerja di Malaysia, sekarag tiap minggunya pun juga ada satu hari libur, dengan demikian akan terasa lebih manusiawi.
Agenda lain yang kita bicarakan adalah, yang juga ditangani oleh working group, kerja sama di bidang kepariwisataan atau tourism dan sekaligus di bidang transportasi udara, air connectivity. Ada ide yang baik sebenarnya, dan ini sudah kita bicarakan beberapa tahun silam, alangkah bagusnya kalau ada kerja sama antara Singapura dan Indonesia di bidang kepariwisataan yang sekaligus di bidang perhubungan udara, air connectivity. Mengapa?
Saudara ketahui, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Singapura itu setiap tahunnya berjumlah 11 juta, jumlah yang besar. Setelah itu mereka melanjutkan wisatanya ke Kuala Lumpur, ke Tiongkok, ke Thailand dan sebagainya. Sedangkan Indonesia, meskipun telah meningkat secara baik tahun-tahun terakhir ini jumlahnya baru berkisar sekitar tujuh juta orang. Ide ini bagus kalau yang berjkunjung ke Singapura sebagian besar bahkan bisa berkunjung ke Indonesia. Tentunya diperlukan kerja sama, bisa joint promotion, tetapi juga air connectivity.
Bicara air-connectivity ini, tentu persoalannya adalah kita hitung nanti benefit atau manfaat dari datangnya jutaan wisatawan itu dengan kesiapan industri ataupun usaha perhubungan udara di negeri kita ini. Kita berharap tetap ada win-win situation, win-win formula, wisatawan kita bisa naik dengan baik, dan itu juga luar biasa kontribusinya untuk ekonomi.
Tetapi, sekaligus dengan kita siapkan, kita konsolidasikan dan kita pastikan perusahaan-perusahaan perhubungan udara dalam negeri sehingga mereka semuanya siap untuk kerja sama, dengan, tentunya, kerangka atau framework yang bagus. Ini juga kita bahas tadi secara lebih mendalam dan saya sudah menugasi menteri-menteri terkait untuk melanjutkan negosiasinya. Kuncinya adalah mutual benefit untuk wisatawan, dengan kerangka yang baik, harapan kita, itu bisa membawa manfaat yang riil bagi Indonesia.
Saudara-saudara,
Setelah kita menyelesaikan salah satu batas maritim, batas wilayah, Indonesia-Singapura, sekarang tim kita sedang bernegosiasi untuk menuntaskan atau menyelesaikan batas di bagian timur Selat Singapura. Negosiasi sedang berjalan dan saya menyampaikan tadi untuk ditingkatkan intensitasnya. Dengan demikian, dalam waktu yang tidak terlalu lama, itu bisa dirampungkan. Kalau rampung, itu akan baik untuk confidence building measures di antara Indonesia dan Singapura.
Masalah Legal Cooperation juga kami bahas tadi, agar ada kerja sama yang efektif menghadapi trans-national crime, kejahatan trans-nasional, terorisme, kemudian kejahatan-kejahatan yang lain. Kalau kita bisa melaksanakan kegiatan ini dengan baik, maka akan, ya baik bagi Singapura dan bagi Indonesia sendiri.
Ini akan saya angkat tadi agar benar-benar kita serius, sungguh-sungguh, dan tulus di dalam menjalankan kerja sama di bidang kejahatan transnasional, termasuk kerja sama di bidang penegakan hukum.
Ingat, Saudara-saudara, kita ingin, misalnya, mengembalikan aset-aset yang dibawa kabur oleh mereka yang tidak bertanggung jawab di waktu yang lalu. Kita ingin menjalin kerja sama dengan negara manapun di dalam pengembalian aset itu. Itu juga salah satu hal yang penting dan kita dorong agar kerja sama di bidang Mutual Legal Assistance ini bisa berjalan semakin efektif.
People to people contact tetap menjadi agenda kita, di bidang pendidikan, di bidang kepemudaan, olah raga, dan sebagainya.
Saudara-saudara,
Satu hal yang juga kita setujui tadi, kawasan Asia Tenggara, atau kawasan ASEAN, bahkan Asia Tenggara dan Asia Timur, ekonominya tumbuh dengan baik, artinya kita punya peluang besar untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional masing-masing.
Tidakkah sekarang dunia mengalami masalah di bidang perekonomian. Eropa, misalnya, sedikit di Amerika, dan beberapa negara tertentu. Tetapi, ekonomi Asia termasuk ekonomi ASEAN kuat sebenarnya. Nah, kita ingin tidak menyia-nyiakan momentum dan peluang besar ini.
Oleh karena itu, idenya tadi, kita ingin merevitalisasi, menghidupkan kembali dengan new framework of cooperation, kerja sama Singapura, Johor, Riau atau kerja sama Singapura, Malaysia, Indonesia.
Setiap tahun dalam ASEAN Summit, selalu kita bicarakan kerja sama yang disebut kerja sama IMT GT, Indonesia - Malaysia - Thailand, Growth Triangle, kemudian BIMP EAGA, Brunei - Indonesia - Malaysia - the Philippines East Asia Growth. Tetapi, Sijori sudah lama tidak kita bicarakan dan tidak kita update apa yang bisa kita lakukan.
Saya berpendapat, demikian juga Perdana Menteri Lee Hsien Loong tadi, bahwa ekonomi Indonesia tumbuh baik, demikian juga Singapura dan Malaysia. Kita punya potensi untuk bisa disatukan dalam kerangka kerja sama Sijori itu. Ini juga menjadi bagian dari pertemuan kami hari ini.
Tentu saja ada masalah-masalah ASEAN, masalah regional yang kami bicarakan, tetapi yang penting kita kokoh dalam kerja sama regional, utamanya ASEAN ataupun East Asia Summit, tetapi kita juga kokoh dan kuat dalam kerja sama bilateral.
Itulah hal-hal yang ingin saya sampaikan, Saudara-saudara, berkaitan dengan pertemuan bilateral saya dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong hari ini, saya berikan kesempatan jika ada yang ingin menanyakan kepada saya.
Â
Â
Â
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI