Percepat Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia, Perlu Strategi yang Agresif

 
bagikan berita ke :

Senin, 26 April 2021
Di baca 426 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menerima audiensi dari jajaran pimpinan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Senin sore (26/04/2021).

 

Dalam audiensi tersebut, Wapres beserta jajaran pimpinan KNEKS mendiskusikan mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang dilaksanakan di Indonesia. Adapun beberapa isu yang menjadi pembahasan diantaranya mengenai Gerakan Nasional Wakaf Uang (GWNU), Kawasan Industri Halal (KIH), potensi ekspor makanan dan minuman halal, pendirian pusat-pusat bisnis syariah di daerah, dan rencana konversi Bank Pembangunan Daerah (BPD) menjadi bank syariah.

 

Wapres pun memandang baik perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang saat ini sedang berjalan. Oleh karena itu, untuk lebih mengakselerasi perkembangan baik ini diperlukan upaya-upaya strategis dan agresif pada implementasinya.

 

“Bagaimana ada gerakan-gerakan yang agresif,” tegas Wapres.

 

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, masih terdapat tantangan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, salah satunya di bidang industri halal dimana masih ditemukannya kendala dalam proses pendataan produk halal. Hal ini terjadi salah satunya karena kendala yang terdapat dalam proses sertifikasi halal serta tantangan dalam mengidentifikasi jenis produk tersebut. Sebab, produk halal bukan hanya makanan dan minuman saja, namun juga termasuk obat, kosmetik, dan fashion. Untuk itu, diperlukan penyempurnaan sistem pendataan agar seluruh produk ekspor Indonesia dapat terkodifikasi dengan baik.

 

“Kodifikasi dan pencatatan ekspor produk halal Indonesia harus tuntas, sehingga Indonesia dapat tercatat sebagai negata pengekspor produk halal terbesar,” ujar Wapres memberikan arahan.

 

Terkait keuangan syariah, Wapres menilai, penggabungan tiga Bank Milik Negara menjadi Bank Syariah Indonesia merupakan langkah yang baik. Oleh karena itu, ke depan Wapres menginginkan perluasan konversi bank syariah ini dapat memasuki ke ranah Bank Pembangunan Daerah (BPD). Sebab, potensi pendapatan bank daerah yang besar merupakan salah satu faktor pendorong tercapainya akselerasi perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

 

“Konversi berbagai BPD terutama yang besar menjadi bank syariah harus dapat diwujudkan. Saya ingin melihat pangsa pasar industri keuangan syariah meningkat dengan pesat,” tutur Wapres.

 

Menutup arahannya, Wapres pun berpesan agar KNEKS dapat memantau dan mendorong percepatan pengoperasian KIH dengan menjadi jembatan antara pelaku-pelaku bisnis syariah dengan KIH.

 

“Pekerjaan besar berikutnya adalah setelah ada kawasan itu, yaitu mengisi kawasan tersebut,” ungkap Wapres.

 

“Saya ingin melihat KIH bertambah banyak dan bisa beroperasi. Bukan hanya ada, tapi juga bisa beroperasi,” pungkasnya.

 

Hadir dalam audiensi diantaranya Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo, Direktur Jasa Keuangan Syariah KNEKS Taufik Hidayat, Direktur Keuangan Sosial Syariah KNEKS Ahmad Juwaini, Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS Putu Rahwidhiyasa, Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar, dan Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat.

 

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, dan Staf Khusus Wapres Bambang Widianto dan Masduki Baidlowi. (NN, BPMI-Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0