PERINGATAN HARI LAHIR NABI KHONGCU (SHENGREN KONG ZI) KE- 2559, DI CIBINONG, 12 OKTOBER 2008

 
bagikan berita ke :

Minggu, 12 Oktober 2008
Di baca 2527 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PERINGATAN HARI LAHIR NABI KHONGCU (SHENGREN KONG ZI) KE- 2559
DI STADION SEPAKBOLA PERSIKABO, CIBINONG, JAWA BARAT
PADA TANGGAL 12 OKTOBER 2008

 


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Yang saya hormati Saudara Menteri Agama dan Menteri Sekretaris Negara, Saudara Wakil Gubernur Jawa Barat, Ketua DPRD Jawa Barat, dan para pimpinan dan pejabat yang bertugas di Jawa Barat,

 

Yang saya hormati Ketua Umum Matakin, Saudara Budi Santoso Tanu Wibowo, para pengurus Matakin, para pemuka agama Khonghucu,

 

Saudara-saudara umat Khonghucu yang saya cintai,

 

Salam sejahtera dan salam dalam kebajikan,

 

Marilah pada kesempatan yang membahagiakan ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan ibadah, karya, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga patut bersyukur karena pada hari ini, di tempat ini dapat bersama-sama menghadiri perayaan Hari Lahir Nabi Khongcu ke-2559. Semoga perayaan ini membawa kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi semua umat Khonghucu dimanapun berada. Saya juga berharap dan menjadi harapan kita semua agar dengan semangat perayaan Hari Lahir Nabi Khongcu ke-2559 ini, ke depan umat Khonghucu dapat menjalani kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang Saudara cita-citakan secara bersama.

 

Tadi kita mendengar sambutan Wakil Gubernur Jawa Barat, Saudara Yusuf M. Effendi, Saudara mengenal sebagai Dede Yusuf, beliau mengatakan bahwa Jawa Barat dan tentunya di seluruh Indonesia mesti diciptakan dan dipelihara suasana kehidupan yang harmonis, penuh dengan kerukunan, saling hormat menghormati, penuh dengan toleransi, saling sayang menyayangi. Itulah ciri-ciri masyarakat yang baik. Masyarakat seperti itulah yang terus hendak kita tumbuhkan di negeri tercinta ini. Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, apapun identitasnya, apapun agama, etnis, suku, golongan, daerah, dan perbedaan yang lain, jangan menghalang-halangi upaya kita untuk sungguh membangun kehidupan yang rukun, penuh persaudaraan, harmonis, dan saling memberikan kasih sayang.

 

Saudara-saudara,

 

Ketua Umum Matakin telah menyampaikan sambutan dan pidatonya yang menurut saya menyangkut hal-hal yang sangat mendasar. Pertama, Saudara Budi Santoso Tanu Wibowo mengatakan bahwa tema peringatan Hari Lahir Nabi Khongcu ini adalah “Membenarkan Nama-nama”, sudah dijelaskan apa artinya tadi. Harus ada keselarasan antara nama dan makna, antara jabatan dan tanggung jawab. Ini berlaku di arena manapun, lingkungan keluarga, lingkungan perkantoran, lingkungan RT, RW, Kelurahan, Desa, masyarakat, bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus penuh dengan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, jangan hanya menonjolkan haknya, melupakan kewajibannya.

 

Mari kita tegakkan kedua-duanya, kehidupan akan terasa indah karena kalau kita sadar akan dua-duanya, kita punya hak tetapi juga memiliki kewajiban, insya Allah kita tidak mengganggu hak orang lain. Kita akan berbagi, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, sayang menyayangi, bantu-membantu. Itulah hakikat kehidupan yang mulia, itulah ajaran yang hakiki dari agama.

 

Saudara-saudara,

 

Pandangan yang mendasar saat ini, sebagai Kepala Negara, saya mengajak marilah kita aplikasikan, kita jalankan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pas, tidak kurang dan tidak lebih atas hak, tanggung jawab, dan kewajibannya.

 

Saudara-saudara,

 

Saat ini negara kita berada dalam masa perubahan besar, yang sering disebut dengan masa transformasi, masa reformasi. Sepuluh tahun ini, setelah kita mengalami krisis memang banyak sekali terjadinya perubahan yang dramatis. Setelah kita tenang seperti sekarang ini, ke depan, mari kita lihat kembali bagaimana kerangka bernegara kita ini, apakah perubahan-perubahan dan penataan kembali kehidupan kita sebagai bangsa sudah tepat semuanya. Yang baik kita pertahankan, yang kurang baik mari kita bikin baik bersama-sama. Itulah hakekat reformasi, kesinambungan dan perubahan.

 

Saya ingin, ke depan, antara lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, antara negara dengan masyarakat, semua berada dalam keserasian, tidak ada yang lebih, tidak ada yang kurang, pas. Begitu apa yang disampaikan oleh Ketua Umum Matakin tadi. Saya mendukung, mari kita jalankan bersama-sama dan hakekatnya inilah asas proporsionalitas. Negara manapun di dunia ini yang melakukan perubahan besar, mereka pandai menjaga keseimbangan, balance, bahasa kita keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Mereka yang berhasil, bangsa yang melakukan perubahan membabi buta, asal berubah, apalagi dengan cara-cara yang revolusioner, tidak peduli perubahannya banyak, tidak peduli, tidak baik bagi kehidupan bangsa itu di masa depan, tidak akan berhasil. Mari kita menjadi bangsa yang berhasil di dalam melakukan perubahan ke arah masa depan yang lebih baik.

 

Saudara-saudara, khususnya umat Khonghucu yang saya cintai,

 

Yang kedua, Saudara Ketua Umum Matakin mengangkat tadi persoalan yang berkaitan dengan rasa keadilan dan kebijakan yang bersifat non diskriminatif. Saya ulangi sekali lagi bahwa kebijakan yang adil dan tidak diskriminatif adalah pilihan kita, pilihan bangsa ini, mari terus kita jalankan. Saya senang, alhamdulillah pelaksanaannya berjalan makin baik. Memang saya akui 1, 2 daerah, 1, 2 komunitas masih ada hambatan-hambatan. Mari kita selesaikan semua hambatan itu dengan sebaik-baiknya. Saya menyerukan, saya menginstruksikan kepada seluruh jajaran pemerintah, pejabat-pejabat yang harus menegakkan segalanya secara adil dan tidak diskriminatif, jalankan kewajiban itu sebaik-baiknya.

 

Saya ingin semua pemimpin dan pejabat yang ada di negeri ini taat pada Undang-Undang Dasar, taat pada Undang-Undang, adil, tidak diskriminatif, dan sama-sama bertanggung jawab. Pemimpin, Saudara-saudara, apapun jabatannya harus membuktikan satunya kata dalam perbuatan. Do what we say and say what we do, katakan apa yang telah anda lakukan, lakukan apa yang telah anda katakan. Empat tahun yang lalu, pada tanggal 1 Juni 2004, di Jakarta, saya belum menjadi Presiden. Saya menyampaikan pidato, antara lain bahwa pembangunan yang kita lakukan ini adalah untuk menuju Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dan yang sejahtera, yang sering saya sebut dengan 3 pilar kehidupan bangsa: peace, justice and democracy, and prosperity, keamanan dan perdamaian, keadilan dan demokrasi, dan kesejahteraan.

 

Dalam pidato saya pada 1 Juni 2004 itu, secara eksplisit saya katakan bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis maka keadilan sosial harus kita wujudkan. Persamaan kesempatan tanpa diskriminasi termasuk terhadap kaum perempuan harus kita perkuat. Kepedulian kepada kelompok miskin dan lemah harus kita perkuat, hukum harus kita tegakkan, korupsi, kolusi, nepotisme, dan kronisme harus kita berantas, demokrasi harus kita kembangkan, Hak-hak Asasi Manusia harus kita hormati, peran masyarakat sipil harus kita dorong, dan kebebasan pers harus kita jaga. Semua itu kita lakukan dalam kerangka sistem bukan maunya sendiri-sendiri, dalam kerangka konstitusi dan Undang-Undang, bukan dengan aturan yang lain, dan dalam lingkungan politik yang stabil supaya tidak menimbulkan kegaduhan dan keonaran, saya sampaikan 4 tahun yang lalu.

 

Pada tanggal 9 September 2004, juga 4 tahun yang lalu sebelum saya menjadi Presiden di Jakarta, saya menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia Untuk Semua. Salah satu butir penting dalam pidato itu adalah diskriminasi no, kesetiakawanan sosial yes. Ada kalimat yang saya kutip apa adanya sebagaimana yang saya ucapkan waktu itu tentang penghentian diskriminasi. Saya katakan wawasan kebangsaan kita mengharuskan hadirnya keberagaman, mengharuskan hadirnya pluralitas dan kebhinekaan. Wawasan ini mengharuskan bahwa setiap orang dan setiap kelompok masyarakat harus memiliki hak dan kewajiban yang sama. Setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama secara hukum, tidak boleh lagi ada perlakuan diskriminasi, diskriminatif dalam kehidupan kita sebagai bangsa. Oleh karenanya, karena belum menjadi Presiden waktu itu, dalam proses kompetisi, di tahap awal Pemerintahan saya nanti saya pastikan dilakukan evaluasi dan penghentian setiap aturan dan praktek kehidupan yang diskriminatif, baik yang terjadi di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Kita harus bersama-sama menjalankan gerakan diskriminasi no.

 

Empat tahun yang lalu dan sekarang, kita semua, kami semua, ingin mewujudkan semuanya itu secara sungguh-sungguh. Kemajuan telah tercapai, masih ada pekerjaan rumah, mari kita selesaikan secara bersama-sama.

 

Saudara-saudara umat Khonghucu yang saya cintai,

 

Mengakhiri sambutan ini saya ingin menyampaikan bahwa sekarang ini sedang terjadi krisis keuangan dan resesi ekonomi dunia yang mau tidak mau, langsung tidak langsung, tentu akan berdampak pada perekonomian nasional. Saya mengulangi seruan dan ajakan saya sekali lagi. Marilah menghadapi krisis keuangan dan resesi ekonomi global ini, kita tetap tenang, tidak panik, terus berpikir rasional supaya terbuka jalan dan solusi. Pemerintah, Bank Indonesia, dan semua pihak-pihak terkait terus berusaha untuk mengatasi agar dampaknya dapat kita minimalkan. Pemerintah juga terus bekerja sama dengan dunia usaha untuk bersama-sama mengelola permasalahan ini. Prioritas dan langkah-langkah penting yang dilakukan Pemerintah adalah yang penting rakyat mesti kita lindungi, anggaran dalam APBN dan APBD mesti dijalankan dengan baik agar program tetap berjalan, tidak terganggu, dan kepentingan rakyat sekali lagi dipenuhi, pendidikan, kesehatan, program pengurangan kemiskinan, usaha mikro, kecil, dan menengah, dan sebagainya. Itu yang paling penting.

 

Saya meminta jajaran Pemerintah termasuk Gubernur, Bupati, Walikota, di seluruh Indonesia untuk betul-betul memastikan bahwa program-program pembangunan dengan anggarannya yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat dapat berjalan dengan baik.

 

Yang kedua, sektor riil, karena akan ada dampaknya mesti terus kita jaga dengan sebaik-baiknya, sekuat tenaga, agar kegiatan itu tetap berjalan, meskipun tentu ada pengaruhnya. Dan perihal pasar modal yang bikin gonjang-ganjing, itu memang aliran dari persoalan di Amerika Serikat dan negara-negara maju yang lain. Terus terang, kita ini sedang giat-giatnya membangun, suasana dalam keadaan yang baik, ekonomi sedang tumbuh, sektor riil makin bergerak, tiba-tiba datang tsunami keuangan seperti ini. Oleh karena itu, Indonesia akan terus aktif meskipun tidak semua faktor dalam jangkauan kita untuk bersama-sama masyarakat dunia menstabilkan gonjang-ganjing keuangan dunia ini.

 

Melalui forum ini saya mengucapkan terima kasih pada dunia usaha yang hari-hari terakhir ini, satu minggu, dua minggu terakhir ini, bersama-sama saya gigih untuk mengatasi karena semuanya itu untuk kepentingan rakyat. Saya mengingatkan jangan sampai ada di antara kita, dalam suasana seperti ini, ingin mencari keuntungan sendiri dan akhirnya mengganggu perekonomian kita karena orang seperti itu, mudah-mudahan tidak ada tapi saya ingatkan sejak dini, akan mengkhianati rakyat, akan membikin susahnya ekonomi di negara ini.

 

Itulah Saudara-saudara, dan yang terakhir, bertepatan dengan perayaan Hari Lahir Nabi Khongcu ini saya mendoakan kepada seluruh umat Khonghucu agar dalam mengarungi kehidupan di masa depan, kehidupan Saudara makin tentram, makin sejahtera, dan makin maju. Matakin dan umat Khonghucu teruslah menjadi bagian dari solusi, menjadi bagian dari perkembangan ke arah yang lebih baik di negeri ini, bukan menjadi bagian dari masalah. Teruskan apa yang telah dilakukan selama ini, saya melihat banyak sekali yang positif, yang akhirnya betul-betul menjadi bagian dari solusi dan teruslah berjiwa terang, jangan berjiwa gelap, teruslah berpikir positif, jangan berpikir negatif dan teruslah bersikap optimis, jangan bersikap pesimis karena dengan jiwa yang terang, dengan pikiran yang positif dan dengan sikap yang optimis, Saudara-saudara akan makin maju ke depan dan insya Allah seluruh bangsa Indonesia yang kita cintai juga akan bisa mengarungi kehidupan menuju masa depan yang lebih baik.

 

Sekian, sekali lagi selamat. Terima kasih.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI