Perlu Profesionalisme untuk Kelola Merger Bank Syariah Himbara ke Tingkat Global

 
bagikan berita ke :

Kamis, 03 Desember 2020
Di baca 685 kali

Jakarta, wapresri.go.id – Rencana merger tiga bank syariah dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada Februari 2021 melahirkan optimisme berkembangnya ekonomi dan keuangan syariah nasional. Untuk itu, pengelolaan yang profesional sangat diperlukan agar bisa menjadi jangkar ekonomi syariah nasional dan mampu melayani kepentingan transaksi syariah yang besar di tingkat nasional maupun global.

 

“Oleh karena itu, kita harap nanti bank syariah baru yang besar itu, tidak menunggu tetapi juga dia menjemput bola untuk mempercepat proses pengembangannya,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin diwawancarai oleh Usman Kansong pada Program Dialog Spesial Indonesia Bicara, Media Indonesia, melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta, Kamis (03/12/2020).

 

Lebih lanjut Wapres berharap merger bank syariah ini akan membuka peluang Indonesia untuk masuk ke dalam daftar sepuluh besar bank syariah global, berdasarkan modalnya. Modal yang besar ini kelak akan dapat memfasilitasi kepentingan bisnis skala besar dan membawa dampak positif bagi keuangan nasional.

 

“Diharapkan dengan terbentuknya bank syariah besar ini, dia akan memiliki aset lebih dari Rp200 triliun, dan ini kita harapkan nanti bisa menangani proyek-proyek besar, bahkan juga tentu bukan hanya untuk nasional, tapi juga bisa bergerak di tingkat global, karena asetnya cukup besar,” ungkap Wapres.

 

Dari segi persiapan, Wapres menilai, proses merger bank syariah tersebut telah berjalan dengan baik, termasuk dari segi sumber daya manusia (SDM). Terlebih saat ini semakin bertambahnya lulusan program studi ekonomi syariah diharapkan akan semakin memantapkan kualifikasi bankir syariah di Indonesia.

 

“Jadi cukup banyak, karena itu saya optimis bahwa SDM kita sudah cukup tersedia dalam rangka mengembangkan (layanan perbankan syariah). Bahkan banyak sekali sekarang tenaga-tenaga itu tersedia karena semua universitas sekarang membuka (fakultas ekonomi syariah),” ujar Wapres.

 

Wapres juga optimis, merger bank syariah ini akan berkontribusi pada dampak positif yang cukup signifikan. Pertumbuhan ekonomi syariah yang sebelumnya sempat stagnan pada angka 5%, lalu melaju hingga 8,5%, dan diprediksi akan semakin meningkat seiring ekosistem ekonomi syariah yang semakin baik di Indonesia.

 

“Jadi, kalau ini nanti dalam tempo yang dekat ini berkembang, 2021 kita kira kita akan mulai take off (lepas landas) untuk melakukan perkembangan ini. Kita lihat nanti 2024 itu sudah kelihatan hasilnya, optimismenya begitu,” imbuh Wapres.

 

Langkah selanjutnya, tambah Wapres, pemerintah hendak mengembangkan bank wakaf untuk pembiayaan di tingkat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dan koperasi syariah. Oleh karena itu, pemerintah akan mengarahkan APBN termasuk Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) yang berada di bawah Kementerian Koperasi dan UKM, untuk menangani baik koperasi konvensional maupun syariah, serta BMT di pesantren-pesantren.

 

“Kita melihat pesantren itu ada 28 ribu. Sepuluh ribu saja bisa membangun BMT-BMT dan kemudian menggerakan ekonomi masyarakat di sekitarnya, itu akan membuat perkembangan ekonomi syariah menjadi besar,” ungkap Wapres.

 

Mengakhiri sesi wawancara tersebut, Wapres optimis bahwa penggabungan bank syariah ini disertai peran aktif UMKM bisa menjadi andalan bangsa Indonesia di sektor ekonomi dan keuangan syariah di masa mendatang.

 

“Oleh karena itu, kolaborasi ini akan kita bangun dan ekosistem ini akan terus kita kembangkan,” tandas Wapres. (DMA/AF-KIP, Setwapres

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0