Sambutan Presiden pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025 dan Peluncuran Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC)
Di SD Negeri Cimahpar 5, Kota Bogor, Jawa Barat
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Saudara-saudara sekalian,
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Pratikno yang saya hormati;
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Abdul Mu’ti yang saya hormati;
Kepala Staf Kepresidenan Letnan Jenderal TNI (Purn) AM Putranto;
Sekretaris Kabinet RI Letnan Kolonel Infanteri Teddy Indra Wijaya yang saya hormati;
Wakil Menteri Dalam Negeri Ibu Ribka Haluk yang saya hormati;
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Saudara Angga Raka Prabowo;
Ketua Komisi X DPR RI Saudari Hetifah Sjaifudian;
Wali Kota Bogor yang saya hormati Saudara Dedie Abdu Rachim;
Kepala Sekolah Dasar Negeri 5 Cimahpar Kota Bogor Jawa Barat Saudari Titin Sutini;
Para guru dan tenaga pengajar, anak-anakku para siswa-siswi dari seluruh Indonesia yang hadir langsung maupun melalui video conference;
Saudara-saudara pers media serta seluruh hadirin undangan yang saya hormati, dan saudara-saudaraku yang mengikuti acara ini di mana pun Saudara berada.
Tentunya sebagai insan yang bertakwa, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Mahakuasa, Tuhan Mahabesar yang memiliki sekalian alam, atas segala karunia, atas kesehatan yang masih diberikan kepada kita, sehingga kita dapat berkumpul hari ini untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025 pada tanggal 2 Mei saat ini.
Kita mengerti semuanya bahwa pendidikan adalah jalan yang sangat menentukan bagi suatu kebangkitan, bagi kebangkitan suatu bangsa dan negara. Tidak mungkin kita menjadi negara sejahtera, tidak mungkin kita menjadi negara maju, kalau pendidikan kita tidak baik, pendidikan kita tidak berhasil.
Pemerintah Republik Indonesia secara beruntun dari pemerintah ke pemerintah, dari masa ke masa, selalu menempatkan pendidikan sebagai hal yang paling utama. Seluruh elit bangsa menyadari hal ini dan menggariskan strategi pembangunan bangsa yang sudah baik dan sudah benar.
Dibandingkan beberapa negara lain, negara kita menempatkan pendidikan sebagai yang teratas dalam APBN, dalam anggaran pendapatan dan belanja negara, pendidikan yang paling pertama. Kalau tidak salah APBN sekarang ini mungkin yang tertinggi selama sejarah republik, di atas mungkin 22 persen. Kita bandingkan dengan negara lain, negara India yang utama nomor satu adalah pertahanan, memang mereka mengalami kemungkinan-kemungkinan ancaman terhadap pertahanan mereka.
Kita bersyukur bahwa cukup lama berkat kepemimpinan presiden-presiden kita terdahulu, bangsa kita relatif mengalami berapa puluh tahun masa relatif damai. Memang ada berbagai krisis, berbagai gerakan separatis, tapi secara garis besar bangsa kita tidak mengalami perang besar mungkin sudah 60 tahun lebih. Kita bandingkan dengan negara Eropa, tempat lahirnya demokrasi, perang besar sekarang. Di Timur Tengah hampir tidak pernah berhenti perang, di Palestina, di Gaza, di Suriah, di Lebanon, di Irak, di Yaman, di Libia, di Sudan, sebut saja, Eritrea, Somalia, Chad, Mali, perang, perang, perang, perang. Kita harus bersyukur.
Untuk itulah masa sekarang karunia besar dari yang Mahakuasa, masa damai, masa damai, keadaan damai, bukan buah yang jatuh dari pohon. Masa damai bukan sesuatu yang jatuh dari langit. Masa damai adalah upaya, upaya pemimpin, upaya pemerintah untuk menjaga keselamatan rakyatnya.
Dan dalam masa damai ini, marilah kita semua unsur bangsa, marilah kita gunakan kesempatan ini untuk membangun negeri dengan kecerdasan, dengan kearifan, dengan hati yang bersih, dengan kejujuran, sehingga kita bisa membangun masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita.
Pendidikan lah yang menentukan apakah negara ini mau jadi negara miskin atau negara ini mau jadi negara yang baik untuk rakyatnya. Pendidikan yang menentukan. Pendidikan sudah dapat alokasi yang besar, tapi marilah kita waspada, mari kita jujur kepada diri kita sendiri, tidak kita mencari kesalahan siapapun. Mari kita jujur kepada diri kita sendiri, mari kita bertanya apakah anggaran pendidikan yang begitu besar sudah bertahun-tahun sampai atau tidak kepada alamat yang harusnya ditujukan.
Kita masih melihat tadi dan kita tahu begitu banyak sekolah-sekolah yang rusak, padahal kalau kita buka-bukaan anggarannya ada. Bagaimana bisa satu sekolah toiletnya hanya satu, WC-nya satu bagaimana bisa. Ini saya ingatkan tanggung jawab dari pemerintah daerah, tanggung jawab dari wali kota, bupati, gubernur bersama-sama.
Saya memang menetapkan anggaran, saya kira kalau dicek cukup besar untuk perbaikan sekolah-sekolah. Tapi tidak cukup, berapa Rp16 triliun ya? Rp16 triliun, hampir Rp17 triliun. Tapi cukup hal ini untuk mungkin hanya 11 ribu sekolah ya, 11 ribu sekolah kira-kira. Ini tidak cukup, sekolah seluruh Indonesia adalah 330 ribu sekolah, benar ya Pak Menteri? Yang sekolah negeri dari 330 ribu, [ada] 200 ribu sekian. Jadi kalau kita perbaiki 11 ribu, mungkin perlu 30 tahun sampai sekolah ini semua bisa diperbaiki.
Dan kita tidak boleh menyerah. Tidak boleh kita 30 tahun memperbaiki sekolah-sekolah itu. Karena itulah saya bertekad melakukan penghematan terus-menerus, kita harus memperbaiki sebanyak-banyak sekolah seluruh Indonesia dalam waktu secepat-cepatnya. Inilah yang saya sedang pikirkan terus bersama menteri-menteri saya. Terus-menerus saya memikirkan bagaimana kita cari uang, bagaimana kita mengelola kekayaan kita. Karena terus terang saja, berkali-kali saya sampaikan, kekayaan bangsa Indonesia masih terlalu banyak yang bocor dan tidak sampai ke rakyat.
Terus-menerus saya imbau jajaran pemerintah, para pejabat, para birokrat, saya imbau terus berbuat lah yang terbaik untuk rakyat. Para pejabat, para birokrat, diangkat, dibiayai oleh negara, digaji oleh negara, hendaknya anggaran untuk rakyat, anggaran untuk pelayanan rakyat, hendaknya jangan diselewengkan, jangan dikorupsi dengan segala akal.
Saudara-saudara sekalian,
begitu banyak kebijakan kita yang akan kita lakukan untuk memperbaiki keadaan kesejahteraan rakyat kita dan ASN kita dan guru-guru kita, pejabat-pejabat kita semuanya. Saya sedang merencanakan juga bagaimana menaikkan gaji para hakim kita, agar hakim kita nanti tidak bisa disogok, tidak bisa dibeli, sehingga hukum dilaksanakan dan ditegakkan dengan baik.
Saudara-saudara sekalian,
kalau kita melaksanakan pengelolaan manajemen yang baik, manajemen yang akal sehat bahwa setiap dana akan dikelola dan digunakan sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat. Saya berpikir kita bisa mempercepat perbaikan sendi-sendi kehidupan bangsa antara lain memperbaiki semua sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Ini sasaran kita.
Saya menggunakan istilah hasil terbaik cepat. Kita harus berkumpul, otak-otak terbaik bangsa berkumpul untuk melihat cara-cara, solusi yang terbaik cepat. Bukan terbaik tapi penyelesaiannya 30 tahun, bukan terbaik tapi kita tidak tahu kapan selesainya. Terbaik, cepat. Ini kewajiban, ini tuntutan zaman. Bangsa-bangsa lain sedang berlari menuju kemajuan, kita tidak boleh ketinggalan. Kita negara yang besar, negara yang kaya, tidak pantas kekayaan kita tidak kita jaga. Kita menjadi bangsa yang bodoh kalau kita tidak bisa menjaga kekayaan kita. Dengan kekayaan yang kita jaga, dengan keberanian kita untuk menguasai kekayaan kita sendiri, kita akan punya sumber daya, kita akan punya dana untuk memberi pendidikan yang terbaik untuk seluruh rakyat kita. Ini tujuan kita, ini tujuan pemerintah yang saya pimpin, ini perjuangan saya dan pemerintah saya.
Karena itu terima kasih undangan hari ini. Kita luncurkan, tapi kita akan luncurkan ini hanya sebagai awalan, ada langkah-langkah yang kita lakukan, perbaikan sarana semua sekolah kita harapkan. Mungkin sekarang baru bisa 11 ribu sekolah, tapi begitu kita bisa dapat penghematan, begitu dapat dana lebih, terus akan kita tambah perbaikan-perbaikan itu.
Selanjutnya, saya ingin ada digitalisasi sekolah-sekolah. Kita akan taruh layar-layar televisi di tiap sekolah kita. Di situ kita bisa memberi pelajaran-pelajaran yang terbaik dan ini bisa bermanfaat untuk sekolah-sekolah apalagi di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah terluar, ataupun di daerah-daerah kota dan sebagainya yang mengalami kesulitan mendapat bahan atau mendapat guru yang ahli di bidang-bidang tertentu.
Nanti kita akan kumpulkan beberapa ratus guru terbaik, kita pusatkan di sebuah studio dan dia akan mengajar ke seluruh sekolah di seluruh Indonesia. Ini membantu sekolah-sekolah, membantu guru-guru di semua sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Saudara-saudara,
kita akan mulai saya kira dalam waktu yang tidak terlalu lama. Saya berharap dalam dua bulan sudah mulai sekolah-sekolah pertama menerima layar-layar televisi tersebut. Kita berharap, sasaran saya adalah dalam satu tahun, pertengahan 2026 semua sekolah di Indonesia bisa mendapat layar televisi tersebut. Mudah-mudahan ini bisa tercapai.
Saya kira begitu banyak kebijakan yang kita berikan, tunjangan kerja untuk dosen, ada 31 ribu dosen. Kemudian bantuan pendidikan untuk guru-guru yang belum memiliki diploma/strata (strata 1 atau diploma 4) inipun kita bantu. Pokoknya kita ingin pendidikan kita semakin baik.
Saya berterima kasih makan bergizi [gratis] sudah terus diselenggarakan. Kalau tidak salah hari ini sudah mencapai lebih dari 3 juta penerima manfaat dan dilaporkan kepada saya mungkin bulan depan akan sampai 4 juta dan seterusnya. Sasaran kita November 2025 ini akan mencapai seluruh 82,9 [juta] penerima manfaat, anak-anak dan ibu-ibu hamil akan menerima makan bergizi tiap hari.
Saudara-saudara sekalian,
ini juga akan mendorong roda ekonomi, karena dana yang beredar di desa-desa, kecamatan, dan kabupaten akan naik 4-5 kali lipat, peningkatan 400 persen, 500 persen mungkin belum pernah terjadi di negara manapun dalam waktu-waktu belakangan ini. Ini adalah hal yang penuh dengan cita-cita. Ini membutuhkan tekad, membutuhkan keberanian, membutuhkan semangat, dan itu akan kita lakukan.
Kita akan buktikan ke dunia bahwa kita mampu melaksanakan hal-hal yang besar, hal-hal yang mendasar, hal-hal yang strategis, hal-hal yang bisa mengubah nasib suatu bangsa. Kita tidak mau melaksanakan hal-hal yang biasa. Kita tidak mau meneruskan business as usual. Kita tidak mau melaksanakan dengan semangat kumaha engke, semangat kita harus engke kumaha. Hilangkan itu semangat kumaha engke wae, kumaha juragan wae. Kita harus bekerja keras, cepat, dan Saudara-saudara, kita mampu. Kita akan buktikan bahwa kita mampu. Banyak negara sekarang datang ke kita mau belajar dari kita.
Saudara-saudara,
bertahun-tahun kita selalu impor beras, bertahun-tahun kita selalu impor jagung. Alhamdulillah tahun ini produksi kita melimpah, produksi kita jagung dan beras melimpah. Bahkan Menteri Pertanian dan banyak pejabat datang ke saya "Pak, kita bingung, Pak, enggak ada gudangnya." Akhirnya saya bikin program kilat membuat gudang darurat, gudang improvisasi.
Kita akan bangun 25 ribu gudang improvisasi yang akan dibuat dari bahan-bahan yang lumayan bisa bertahan 5-10 tahun, sambil nanti gudang yang benar akan kita bangun di tiap desa. Dalam 3-4 bulan lagi kita akan mulai membangun gudang-gudang koperasi di 80 ribu desa. Nanti tidak ada lagi panen yang tidak bisa disimpan dan dirawat. Tiap desa akan punya pendingin (cold storage). Panen nanti buah dan sayur akan bisa disimpan, tidak akan puso, tidak akan rusak karena terlambat dikirim ke pasar.
Tiap koperasi desa akan memiliki truk minimal 80 ribu truk, sehingga begitu panen bisa dikirim ke penggiling padi, bisa dikirim ke Bulog, bisa dikirim ke pasar, dan dari kota bisa membawa bahan-bahan yang diperlukan oleh rakyat di desa-desa.
Saudara-saudara sekalian,
kita akan buat gerakan besar untuk mengubah, untuk memperbaiki ekonomi Indonesia, untuk memperbaiki ekonomi rakyat untuk memberi hasil terbaik cepat.
Saudara-saudara sekalian,
saya kira itu yang ingin saya sampaikan. Terima kasih keluarga besar pendidikan, terima kasih para guru seluruh Indonesia. Sungguh-sungguh para guru ini adalah memang pahlawan yang sering tanpa tanda jasa.
Saudara-saudara sekalian,
untuk itu, sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan marilah kita bersatu, marilah kita kerja sama, marilah kita rukun. Bangsa yang besar adalah bangsa yang rukun. Guru, petani, buruh, nelayan, pegawai negeri, pengusaha, profesor, tentara, polisi, bea cukai, semuanya kerja sama, semuanya bekerja untuk masa depan kita, semuanya bekerja untuk anak-anak dan cucu-cucu kita. Itu negara kita akan bangkit dan harus bangkit dan akan bangkit.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih para guru, selamat berjuang dan saya akan monitor terus masalah pendidikan ini. Saya kira kalau ditanya setiap undangan ke sekolah, setiap undangan ke kampus, setiap undangan ke lembaga pendidikan, setiap undangan yang berurusan dengan pendidikan itu saya prioritaskan. Dan rapat-rapat saya selalu memikirkan bagaimana mencari uang untuk memperbaiki pendidikan kita.
Sekali lagi, terima kasih. Selamat bekerja dan optimis kita akan menjadi negara yang hebat.
Terima kasih.
Selesai.