Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pembukaan Temu Nasional BEM Nusantara, di Jayapura, 22-11-2010

 
bagikan berita ke :

Senin, 22 November 2010
Di baca 851 kali

 

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PERESMIAN PEMBUKAAN TEMU NASIONAL

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA NUSANTARA

DAN PERESMIAN LIMA PERGURUAN TINGGI

DI WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI PERGURUAN TINGGI NEGERI

JAYAPURA, PAPUA, TANGGAL 22 NOVEMBER 2010

 

 

 

Yang saya hormati, Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu,

Saudara Gubernur Papua dan Para Pejabat Negara yang bertugas di Papua, baik dari unsur eksekutif, legislatif, dan yudikatif maupun TNI dan Polri,

Yang saya hormati, Saudara Rektor Universitas Cenderawasih, Prof. Dr. Kambuaya beserta segenap Civitas Academica Universitas Cenderawasih,

Yang saya hormati, Para Pimpinan Perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga Pendidikan yang ikut hadir dalam acara yang penting ini,

Yang saya cintai dan saya banggakan, Para Pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa, dan termasuk Mahasiswa Universitas Cenderawasih, serta Hadirin sekalian yang saya hormati,

Syalom,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Assalamualaikum Wr. Wb.,

 

Sebelum saya menyampaikan sambutan pada acara yang sangat penting ini, perlu saya sampaikan bahwa sesungguhnya selama saya memimpin negara, dan pemerintahan ini, beberapa kali saya bertemu dengan pimpinan mahasiswa, beberapa kali di seluruh wilayah Indonesia, baik formal maupun tidak formal. Oleh karena itu, sama dengan yang disampaikan oleh Mendiknas tadi: selalu bermanfaat, selalu berguna bertemu dengan mahasiswa, mendengarkan pikiran dan aspirasinya, mendengarkan kritik-kritiknya, yang semua itu disampaikan dengan niat yang baik demi kemajuan bangsa dan negara tercinta. Oleh karena itu, saya sudah berpesan kepada Mendiknas, saya menawarkan kepada Dewan Pimpinan BEM Se-Nusantara untuk setiap bulan bisa bertemu dengan seorang menteri secara berganti-ganti. Silakan, misalnya bulan ini bertemu dengan Menteri Pertanian. Bulan depan, bertemu dengan Menteri Hukum dan HAM. Bulan depan, bertemu dengan Menteri Perindustrian. Bulan depan, bertemu dengan Menteri Kesehatan, dan sebagainya. Silakan lakukan dialog dan komunikasi yang cerdas, sesuai dengan intelektualitas dan kekuatan mahasiswa sebagai unsur pembaharu bagi kehidupan bangsa.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Kunjungan saya ke Papua ini adalah kunjungan yang ke sekian kalinya. Meskipun belum seluruh kabupaten saya datangi, paling tidak saya sudah datang ke Sorong, ke Manokwari, ke Nabire, ke Wasior, ke Biak, ke Wamena atau Mimika, Merauke, dan Jayapura. Meskipun permasalahan yang dihadapi oleh Saudara-saudara di tanah Papua kompleks, banyak yang mendasar, tetapi setiap saya datang di tempat ini, selalu ada kemajuan. Ini membangun optimisme; suatu saat, apabila tanah Papua dibangun dengan sungguh-sungguh, dibangun dengan hati, dengan ketulusan dan kerja keras, maka tanah Papua akan makin berkembang, menjadi tanah yang lebih sejahtera, lebih adil, dan lebih maju.

 

Kunjungan saya kali ini ada tiga agenda. Pertama, tadi malam saya hadir dalam sebuah acara yang penting, yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah, baik Provinsi Papua maupun Papua Barat, yang itu untuk meningkatkan efektifitas pembangunan, juga meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset di Papua dan Papua Barat ini. Hadir di situ Pimpinan KPK, Pimpinan BPKP, Pimpinan LKPP, kemudian menteri-menteri terkait, para gubernur, para bupati, dan para wali kota. Saya senang. Mudah-mudahan ini juga lembaran baru bagi Papua, di mana sumber daya, termasuk anggaran, yang akan digunakan untuk membangun Papua ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan juga dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya pula.

 

Tadi malam, saya mendengar penjelasan dari Pak Barnabas Suebu, Gubernur Papua, Pak Bram, Gubernur Papua Barat, tentang apa yang telah dicapai, tantangannya juga apa, dan langkah ke depan seperti apa. Saya dukung penuh untuk terus membangun, meningkatkan kesejahteraan, ekonomi, dan semua aspek dalam kehidupan masyarakat di Papua dan Papua Barat ini.

 

Agenda yang kedua, insya Allah akan saya lakukan, meresmikan lima perguruan tinggi negeri yang tadi disampaikan oleh Mendiknas. Dan yang ketiga, yang penting, yang Saudara Thomas Warijo mengatakan tadi adalah sambutan saya, pidato saya, boleh dikatakan kuliah umum saya ke hadapan yang sangat saya cintai para pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Nusantara.

 

Hadirin yang saya cintai,

 

Tadi malam, waktu saya bertemu dengan para gubernur, para bupati, dan para wali kota, kita gunakan untuk membahas isu-isu pembangunan di Papua ini. Ingat, sejak tahun 2005 kita telah mengubah paradigma pembangunan dan paradigma pengelolaan masalah di Papua. Yang tadinya menggunakan security approach, telah kita ubah dan kita ganti menjadi prosperity approach, dalam arti yang lebih kita kemukakan adalah peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, dengan pula menegakkan keadilan tanpa melupakan tugas untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan tegaknya hukum.

 

Sejak tahun 2007, telah kita keluarkan Inpres, new policy on Papua. Ada lima sasaran. Satu, terus mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan. Dua, terus meningkatkan pendidikan. ketiga, terus meningkatkan kesehatan, termasuk memerangi penyakit menular. Yang keempat, terus membangun infrastruktur dasar. Yang kelima, program affirmative actions, memberikan ruang dan peluang kepada putra-putri Papua untuk lebih mengatur, mengelola, dan memimpin tanah Papua untuk menuju masa depan yang kita cita-citakan bersama. Kebijakan itu masih berlaku, dan saya minta ditingkatkan, dikoreksi, dan diperbaiki agar hasilnya lebih baik lagi, sejalan dengan peningkatan anggaran untuk Papua, baik itu Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Dana Otonomi Khusus, dan sejumlah dana yang diperlukan.

 

Masih berbicara pembangunan ke depan. Lima tahun, sepuluh tahun mendatang, kita perlu mempercepat pembangunan ekonomi di Papua ini untuk kesejahteraan rakyat. Saya telah menginstruksikan kepada Gubernur Papua untuk merencanakan, dan beliau sedang menyusun master plan-nya, membangun economic zones dan industrial clusters di tiga tempat: di Merauke, di Mimika, dan di kawasan Mamberamo. Kemudian untuk Papua Barat juga demikian: membangun economic zones untuk kedelai, untuk ternak sapi, dan juga untuk semen, baik itu di Kabupaten Manokwari, Kabupaten Fakfak, dan Kabupaten Sorong, dengan harapan, Saudara-saudara, di samping lima kebijakan tadi terus kita jalankan, ditambah lagi dengan pembangunan ekonomi, saya yakin, semua yakin, masa depan tanah Papua akan lebih baik dari sekarang ini, dan mencerminkan masa depan negeri kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama.

 

Saudara-saudara,

 

Topik yang kedua adalah perihal peresmian lima perguruan tinggi. Ini kita lakukan untuk meningkatkan pendidikan di tanah air. Meningkatkan pendidikan bukan sekedar kita sudah mencapai 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, bukan hanya itu. Tetapi lebih dari itu, kita pendidikan di seluruh Indonesia makin berkualitas, makin bermutu, makin merata, accessible, dan juga makin terjangkau. Yang miskin dibantu, yang sangat miskin digratiskan. Itu tujuan kita. Oleh karena itu, Mendiknas dan semua yang mengelola pendidikan, para rektor, meningkatkan mutu pendidikan adalah never ending goal. Laksanakan terus-menerus sehingga makin baik, makin baik, makin baik mutu pendidikan di negeri ini.

 

Saudara-saudara,

 

Minggu lalu, saya bersama delegasi satu hari menghadiri G20 Summit di Seoul, di Korea, dan satu hari menghadiri APEC Summit di Yokohama, Jepang. Yang ingin saya ceritakan adalah Korea Selatan dulunya negara berkembang. 50 tahun setelah itu berubah, sekarang menjadi negara maju dan juga yang dialami emerging economy. Mengapa? Jawabannya, Saudara buka literatur manapun juga, referensi manapun juga, maka Korea Selatan bisa menjadi negara maju karena pendidikannya maju: education, human capital, daya saing, competitiveness.

 

Tidak salah kalau kita terus meningkatkan pendidikan kita, dan kita telah menetapkan strategi ganda, dual strategies, untuk pendidikan kita. Yang pertama, pendidikan harus berlaku untuk semua, semua jenjang pendidikan. Oleh karena itu, doktrin kita: yang tidak mampu kita bantu. Tidak boleh di negeri ini ada anak yang tidak bisa bersekolah. Strategi yang kedua, kita perlu membentuk, membangun mengembangkan pendidikan sebagai pusat-pusat keunggulan, dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan daya inovasi, termasuk menuju ke world-class university. Kedua tujuan inilah yang harus kita capai.

 

Kepada kelima Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri yang akan saya resmikan, hadir semua dalam kesempatan ini? Baik, pertama, Rektor Universitas Musamus Merauke, Rektor Universitas Bangka Belitung, Rektor Universitas Borneo Tarakan, Rektor Politeknik Negeri Bangka Belitung, dan Rektor Politeknik Negeri Batam, saya ucapkan selamat. Jalankan misi dengan sebaik-baiknya, didik, kembangkan, dan hasilkan para mahasiswa yang siap untuk bekerja sesuai dengan pilihannya masing-masing.

 

Saudara-saudara,

 

Akhirnya puncaknya adalah sambutan saya kepada Temu Nasional BEM Se-Nusantara. Kepada calon-calon pengganti saya, calon-calon pengganti menteri, calon-calon pengganti gubernur, saya ucapkan selamat melaksanakan Temu Nasional. Jadikan wahana ini untuk saling berinteraksi, saling berbagi dalam arti sharing, baik sharing pemikiran maupun komitmen antar pemimpin masa depan. You are all future leaders. Oleh karena itu, persiapkan diri Saudara mulai sekarang.

 

Saudara,

 

Ini bukan lip service, lihat saja nanti, 20 tahun dari sekarang, 30 tahun dari sekarang, barangkali generasi saya sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, Saudara-saudaralah yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa di seluruh tanah air ini. Oleh karena itu, bagus kalau sering bertemu, bagus kalau aktif di dalam berbagai bidang, apapun profesi yang akan Saudara pilih kelak; apakah identitasnya: agamanya, sukunya, etnisnya, daerahnya, semua satu, bangsa Indonesia, yang punya kesempatan yang sama untuk memimpin di masa depan. Dan jangan lupa, permasalahan yang dihadapi oleh negara kita ini kompleks, tidak semudah yang dilihat dari luar, sebagaimana pula yang dihadapi oleh negara-negara bekembang yang lain.

 

Dengan para mahasiswa, para pimpinan BEM sering berinteraksi, membahas itu semua, saya yakin, dari kompleksitas permasalahan itu, Saudara akan bisa menemukan solusi, bisa ikut berkontribusi dalam memecahkan masalah, menjawab tantangan, dan kemudian meningkatkan pembangunan di negeri kita ini. Oleh karena itu, secara singkat saya ingin menyampaikan tema dari pidato atau kuliah umum saya, yaitu sama dengan yang Saudara rumuskan sebagai tema temu nasional ini, "Menuju Indonesia yang Sejahtera di Abad 21," abad para mahasiswa sekalian. Tapi ingat, pidato saya ini bukan cerita tentang RPJP, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; bukan tentang RPJMN, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; bukan pula tentang elaborasi strategi, kebijakan, dan aksi pemerintah; bukan di sini tempatnya. Saya juga tidak hendak mengupas masalah-masalah  aktual. Banyak sekali masalah yang kita hadapi di tingkat nasional maupun tingkat daerah, juga bukan forum ini, meskipun barangkali satu-dua hal akan tetap saya singgung dalam pidato saya ini.

 

Tetapi justru saya ingin tidak menyia-nyiakan kesempatan sejarah pada Temu Nasional BEM Se-Nusantara di Kampus Universitas Cenderawasih, di tanah Papua yang kita cintai bersama ini. Saya ingin mengajak Para Mahasiswa melihat Indonesia di waktu yang lebih jauh, 20-30 tahun mendatang ketika sekali lagi Para Mahasiswa akan menerima kepemimpinan di negeri tercinta ini.

 

Indonesia sekarang ini bukan hanya melaksanakan reformasi, bukan hanya. Tetapi kita sesungguhnya melakukan transformasi, great transformation, sebagaimana yang dialami dan dilakukan oleh negara-negara yang sudah lebih maju dibandingkan negara kita, baik itu bangsa-bangsa Eropa, bangsa Amerika, Jepang maupun new developed countries, contohnya Korea Selatan tadi. Oleh karena itu, meskipun secara ringkas, saya ingin menyampaikan beberapa butir penting, major points, sebagai berikut.

 

Pertama, mengapa kita harus tetap optimis, meskipun kita tahu permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa kita kompleks. Yang kedua, apa kekuatan kita dan apa yang telah kita capai hingga hari ini sejak negara dipimpin oleh Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri, dan kemudian sekarang saya mengemban amanah; apa saja yang telah dicapai. Berikutnya lagi, apa kelemahan kita sebagai bangsa; apa pula tantangan yang kita hadapi masa kini dan masa depan. Lantas setelah kita tahu, kita ini ingin menuju ke mana, masa depan seperti apa yang hendak kita wujudkan. Yang kelima, tentunya bagaimanapun kita tidak bisa diam, mengharapkan jatuhnya anugerah dari langit, tetapi sebuah bangsa, negara harus menjalankan tugas dan kewajibannya. Kita bicara agenda, bicara strategi, bicara aksi. Dan yang terakhir, harapan saya untuk Saudara semuanya, para mahasiswa, agar semuanya sukses di dalam bukan hanya mengikuti pendidikan tapi dalam menempuh karier di masa depan.

 

Para Mahasiswa yang saya cintai,

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Mengapa kita harus optimis? Orang bijak mengatakan, "Jika engkau merasa pesimis, sesungguhnya engkau sudah kalah sekarang." "Orang yang pesimis," kata sang bijak, "melihat segala sesuatu sebagai masalah. Tapi orang yang optimis akan melihat setiap masalah selalu ada solusinya." Selanjutnya juga dikatakan oleh sang bijak, "Kalau engkau selalu berpikir negatif dan bersikap pesimis, kau tidak akan menjadi siapa-siapa dan tidak akan ke mana-mana." Oleh karena itu, mari kita camkan semuanya ini, bukan hanya untuk mahasiswa; untuk saya, untuk para menteri, untuk para gubernur, para bupati, wali kota, semua. Oleh karena itulah, saya mengawali pidato ini dengan mengapa kita harus optimis dan jangan pesimis.

 

Pertama-tama, mengapa kita harus optimis? Negara kita adalah negara yang besar. Sejarah, karakter bangsa pejuang ada pada kita. Luas tanah air kita, posisi geografis, semua sudah tahu. Penduduk kita, demografi kita kuat dan banyak yang berusia produktif. Potensi sumber daya alam kita banyak yang belum kita kelola dengan baik, termasuk hasil pembangunan. Itu adalah initial capital, modal dasar.

 

Berikutnya lagi, mengapa kita harus optimis? Potensi ekonomi nasional masih dapat kita kembangkan, baik itu pertanian, industri maupun jasa; baik itu ekonomi domestik maupun ekonomi internasional.

 

Yang ketiga, Asia telah bangkit. Para Mahasiswa tentu mengikuti krisis yang baru terjadi, krisis sepuluh tahun yang lalu. Asia sekarang tumbuh menjadi kawasan pertumbuhan dunia. Kalau Asia bangkit, Indonesia berada di Asia dan ekonomi Indonesia sejak kemerdekaan sudah terintegrasi dengan ekonomi Asia, maka kita bisa menggunakan momentum pertumbuhan Asia ini.

 

Yang keempat, mengapa optimis? Dalam krisis global 2008-2009, tahun yang lalu, ekonomi kita selamat. Krisis sepuluh tahun yang lalu, ekonomi kita tidak selamat; alhamdulillah, berkat kerja keras kita semua. Artinya apa? Kalau ini kita jaga, maka ekonomi kita lebih berketahanan.

 

Dan yang terakhir, lima tahun terakhir ini kita punya ekonomi, GDP, income per capita, indikator lain tumbuh, sehingga kita masuk G20 meskipun saya tahu sekali lagi saya harus jujur di negeri kita pun masih banyak masalah. Apalagi kalau masalah itu bisa kita atasi, tentu akan lebih baik lagi.

 

Itu adalah analisis ilmiah, scientific analysis, why kita harus tetap optimis, meskipun kita menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan. Dari situ, para mahasiswa yang saya cintai, mari kita identifikasi apa kekuatan kita dan nanti apa kelemahan kita. Bangsa yang mengetahui kekuatan dan kelemahannya bangsa yang punya peluang untuk maju. Saya ulangi lagi kekuatan kita, tadi sudah saya sebutkan: sumber daya alam, sumber daya manusia, potensi pasar dalam negeri, domestic market. Demokrasi kita alhamdulillah makin mekar, makin berkembang. Kemudian, perbaikan dan peningkatan bertahap semua cabang kehidupan tahun demi tahun telah menunjukkan hasil. Bagaimanapun, kalau Saudara jujur melihat angka, maka kemiskinan, pengangguran telah turun secara bertahap, meskipun kita masih belum puas. Pendidikan, kesehatan juga telah naik, meskipun harus kita naikkan lagi, termasuk quality of life of the people. Dan juga mengapa kita menganggap sebagai opportunity, kita telah menjalin kerja sama dan kemitraan, baik regional dan global yang makin fair. Kita punya pengalaman di masa lalu, kerja sama kurang menguntungkan kita. Kita sepakat untuk mengubah kerja sama internasional yang benar-benar menguntungkan bangsa kita.

 

Itu kekuatan, itu capaian. Tetapi kita punya kelemahan, kita masih punya kekurangan, kita masih punya masalah. Apa itu? Pertama, stabilitas politik dan kematangan demokrasi belum pada tingkat yang kita tuju. Kepastian dan penegakan hukum belum seperti yang kita harapkan. Sekali-kali, keamanan dan ketertiban publik masih terganggu. Good governance, birokrasi yang responsif belum sepenuhnya dapat kita wujudkan. Negara kita masih mengalami kekurangan infrastruktur. Masih ada bottlenecking, iklim investasi yang belum baik, dan secara jujur harus saya akui, kita masih punya tantangan untuk terus menurunkan kemiskinan, terus menurunkan pengangguran, terus meningkatkan income, dan terus mengurangi kesenjangan.

 

Saya sudah menyampaikan kekuatan dan kelemahan kita. Dari situ, mari kita melihat ke depan. Apakah yang kita tuju? Saya kira adalah menjadi tekad kita: di abad 21 ini Indonesia bisa menjadi negara maju, developed nation. Tahun 2030, 20 years from now, kita ingin Indonesia bisa menjadi emerging economy, emerging country, dan bisa lebih cepat. Kita juga ingin hasil jerih payah reformasi, termasuk sumbangan perjuangan mahasiswa sepuluh tahun yang lalu, Indonesia harus tetap menjadi negara yang demokratis. Nanti berekonomi maju, berkeadilan sosial, peduli pada lingkungan, dan tidak tercabut dari jati diri dan nilai-nilai kebangsaan kita. That's our dream, that's our ideal.

 

Saudara-saudara,

 

Seringkali kita tidak bisa melihat bagaimana dunia melihat kita, dunia melihat Indonesia. Tolong dibaca berbagai media, cetak maupun elektronik. Umumnya terbelah dua: "Indonesia masih ada masalah: 1-2-3-4." Yang lainnya, "Indonesia punya potensi yang baik: A-B-C-D-E-F." Mari kita dengarkan bersama-sama dengan jujur. Kritik, kekurangan kita perbaiki. Tapi prediksi yang baik challenge bagi kita untuk mewujudkannya.

 

Saya ingin mengutip contoh saja, lembaga-lembaga internasional yang mengeluarkan prediksi dan analisis tentang kita, dilaksanakan sejak tahun 2005. nanti pada saat dialog mahasiswa dengan para menteri, saya akan mintakan menteri untuk memberikan hasil analisis itu, antara lain dari UBS, dari National Intelligence Council, dari Morgan Stanley, dari HSBC, dari PricewaterhouseCoopers, dari Goldman Sachs, dan lembaga-lembaga internasional yang lain. Prediksinya apa? Prediksi apakah menjadi kenyataan, it depends to us, tergantung kita, apakah betul kita sampai di situ.

 

Sekarang sudah mulai disebut oleh Morgan Stanley: kalau dulu hanya BRIC (Brazil, Rusia, India, China) yang dianggap emerging economies, dia mengatakan, sebentar lagi akan menjadi BRICI (Brazil, Rusia, India, China, Indonesia). Ada namanya E7, Emerging 7. Di samping empat tadi, ada Indonesia, Meksiko, Turki. Apapun formatnya, Indonesia dimasukkan sebagai calon emergingeconomy.

 

GDP kita, Gross Domestic Product, sekarang nomor 16-17. Oleh karena itulah kita masuk G20. UBS meramalkan, memprediksikan, tahun 2025, masa Saudara-saudara, bisa menjadi nomor 7. Tahun 2050, bisa menjadi nomor 5.

 

Saudara-saudara,

 

Itu semua adalah prediksi yang dikembangkan secara scientific. Apakah terwujud atau tidak, maka saya harus mengatakan dan tolong dicatat, dari bumi Cenderawasih ini, bahwa prediksi itu, masa depan yang indah itu tidak datang dari langit, tidak akan ada resep ajaib, tidak akan ada jalan pintas, no, tidak ada, sehingga kuncinya adalah kebersamaan dari Sabang sampai Merauke, semua menjadi Indonesia Incorporated. Yang kedua, kerja keras, kerja keras, kerja keras, hard work. Dan yang ketiga, inovasi sebagai bangsa. Saya menitip kepada perguruan tinggi, kembangkan entrepeneurship dan daya inovasi.

 

Faktor penting yang lain adalah negara-negara yang maju itu memang kondisi dalam negerinya stabil dan kondusif bagi sebuah pembangunan, contoh Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, Brazil, dulu Jepang, dan negara naju lainnya, termasuk tetangga kita, Malaysia dan Singapura. Tapi begini, jangan cemas hati, jangan kecil hati. Meskipun politik di negeri kita masih sangat dinamis, up and down, meskipun ketertiban publik sekali-kali juga masih ada gangguan di sana-sini, tapi tidak usah cemas. Itu akan selalu ada. Mengapa? Demokrasi kita tengah berkembang, tengah mekar, akan selalu kita hadapi.

 

Saya sebagai presiden sudah siap, menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar, kita kelola dengan baik, harus kita hadapi, kita kelola dengan baik, tapi pesan saya kepada rakyat Indonesia, meskipun ada deru dinamika, hingar-bingar politik, sosial, dan keteriban publik, jangan pernah berhenti bangsa kita untuk membangun, untuk bersatu, dan bekerja keras. Itu saja. Kalau terus dijalankan, boleh politiknya kadang-kadang ramai, begitu panas, gaduh, tapi sebagai bangsa, sang kapal besar akan tetap berlayar menuju pantai tujuan. Itulah yang mesti saya sampaikan, menyangkut keadaan di negeri kita ini; yang secara politik, sering penuh dengan dinamika dan riak-riak.

 

Saudara-saudara,

 

Dua agenda terakhir dari pidato saya adalah saya mengatakan tadi, masa depan yang indah itu not to be taken for granted, tidak datang dari langit, dari shortcut, tetapi harus kita perjuangkan. Memperjuangkannya bagaimana? Ya semua bangsa, negara, termasuk daerah-daerah terus menjalankan kegiatannya untuk membangun, membangun ekonomi untuk kesejahteraan. Itu yang pertama. Itu yang saya sampaikan dalam pidato di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 16 Agustus tahun ini. Yang kedua, demokrasi ini pilihan kita, penghormatan pada hak asasi manusia pilihan kita. Jangan sampai mundur. Harus terus kita dorong, makin matang, dan makin bermartabat. Dan yang ketiga, pembangunan ini bukan hanya untuk yang kaya, bahkan bukan hanya untuk sekelompok golongan saja. Pembangunan untuk semua, dengan menegakkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kalau saya ditanya, nanti kuliah umum yang akan datang, tidak mungkin saya jelaskan di sini, cari waktu yang lain.

 

Kira-kira kalau Indonesia pada era Saudara-saudara nanti saya barangkali sudah tidak melihat, atau kalau masih hidup sudah tua, saya ingin Indonesia itu nanti menganut yang disebut eco social market democracy. Eco berarti melestarikan lingkungan, green development. Social market paduan kaidah-kaidah market yang baik, diwadahi peran pemerintah, diwadahi keadilan sosial ditegakkan, dan demokrasi yang membedakan kita dengan negara yang tidak demokratis.

 

Itulah yang kita jalankan dengan segala dinamika, varian, dan elaborasinya. Dan akhirnya, Adik-adik Mahasiswa, apa harapan saya sebagai seorang kakak, sebagai seorang senior? Pertama, bersiaplah secara mental, secara pengetahuan, dan perkaya pengalaman dari sekarang ke depan untuk menerima estafet kepemimpinan di segala lini di negeri ini.

 

Pesan yang kedua, Saudara ingin menjadi apa, ingin mengabdi di mana, itu pilihan Saudara sendiri. Pilihlah. Yang penting be somebody and do something, be somebody and do something. Jangan seperti tadi: tidak jadi apa-apa dan tidak ke mana-mana karena pesimis, negatif, putus asa, lemah. Once again, be somebody and do something.

 

Yang ketiga, sebagai kakak, sebagai orang tua, sebagai seseorang yang nanti saya juga akan kembali ke masyarakat, maka pesan saya adalah, harapan saya, generasi para mahasiswa sekarang ini mesti lebih baik dari generasi-generasi sebelumnya. Dan saya yakin dengan ridho Allah SWT, Saudara bisa menjadi lapis generasi bangsa yang lebih baik dari generasi-generasi sebelumnya.

 

Akhirnya, Saudara-saudara, dengan pesan, harapan, dan ajakan itu, dengan terlebih dahulu memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa dan serta mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan lima perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Musamus Merauke, Universitas Bangka Belitung, Universitas Borneo Tarakan, Politeknik Negeri Bangka Belitung, dan Politeknik Negeri Batam, dan Temu Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Nusantara dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian.

 

Assalamualaikum Wr. Wb.,

Syalom.                                    Â