Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011

 
bagikan berita ke :

Kamis, 30 Juni 2011
Di baca 802 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA PERINGATAN ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

TANGGAL 30 JUNI 2011

DI ISTANA NEGARA, JAKARTA

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Yang saya hormati, Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Herawati Boediono,

Yang saya hormati, para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara,

Yang saya hormati, para Menteri dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,

Yang Mulia para Duta Besar negara-negara sahabat, dan para pimpinan organisasi-organisasi internasional,

Yang saya hormati, Professor Akhmaloka, Rektor Institut Teknologi Bandung,

Yang saya cintai dan saya muliakan, para ulama dan para cendekiawan,

 

Hadirin dan hadirat yang saya muliakan,

Kaum muslimin dan muslimat di seluruh tanah air yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Mengawali sambutan ini, saya mengajak hadirin dan hadirat sekalian, untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan Insya Allah kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara yang kita cintai, bahkan untuk kebaikan umat manusia sedunia.

 

Shalawat dan salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, serta para pengikut beliau, dan insya Allah termasuk kita semua hingga akhir zaman.

 

Kita juga bersyukur pada malam yang khidmat ini, kita dapat kembali menghadiri peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Kita berkumpul di tempat ini untuk memperingati salah satu peristiwa bersejarah dan monumental dalam peri kehidupan dan kenabian Rasulullah SAW. Semoga peringatan Isra' Mi'raj tahun ini, dapat mempertebal keyakinan kita kepada Allah SWT, serta kebenaran risalah kenabian Nabi Muhammad SAW. Semoga pula, kita dapat terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

 

Hadirin dan hadirat yang saya muliakan,

 

Setelah tadi kita menyimak dengan seksama, uraian hikmah Isra' Mi'raj yang disampaikan dengan jelas dan ilmiah, yang memadukan pendekatan keilmuan dan keimanan, oleh Saudara Prof. DR. Akhmaloka, Rektor Institut Teknologi Bandung, kita dapat mengambil hikmah dan memetik pelajaran dari peristiwa yang bersejarah itu. Kita semakin meyakini kebenaran Al Qur'an, yang menggambarkan kisah Rasulullah SAW menunaikan perjalanan malam dari Masjidil Haram di kota Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina, lalu naik ke Sidratil Muntaha, hanya dalam waktu satu malam.

 

Jika tidak didekati dengan pendekatan imaniah, dan ilmiah, maka peristiwa itu tentu seakan-akan sebuah peristiwa khayalan yang direkayasa, dan tidak masuk akal. Namun, sebagai orang yang beriman, yang memahami adanya mukjizat dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW, yang menjunjung tinggi kebenaran ilmu pengetahuan, kita dapat menerima dengan penuh kesadaran, makna yang terkandung dari peristiwa itu. Apalagi, melalui ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dengan mudah dapat menjelaskan peristiwa itu, tanpa kebimbangan dan keraguan di dalamnya. Saat ini, kita dapat menyaksikan pesawat terbang yang kecepatannya melebihi dua kali kecepatan suara. Kita juga dapat mengirim surat elektronik sampai ke ujung dunia hanya dalam hitungan detik. Semuanya itu menunjukkan sesuatu hal yang kelihatannya mustahil, menjadi kenyataan yang tidak terbantahkan.

 

Saudara-saudara,

 

Dalam ajaran Islam, Allah SWT memerintahkan umatnya untuk senantiasa berpikir dan menggunakan akalnya. Bahkan, Allah SWT meninggikan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan. Sejarah juga mencatat, para ilmuwan muslim berhasil mengembangkan ilmu dan teknologi, yang bermanfaat bagi umat manusia sejak berabad-abad silam. Bukankah ilmu kedokteran, ilmu falaq atau astronomi, ilmu aljabar atau matematika, dan ilmu hayat atau biologi, dikembangkan oleh para ilmuwan muslim yang saleh?

 

Sejarah juga membuktikan, di saat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat di masa lalu, di saat itu, dunia Islam mencapai puncak kejayaannya, yang dikenal dengan "The Golden Age of Islamic History." Dalam perkembangannya kemudian, ajaran Islam telah berhasil mendorong hadirnya peradaban Islam, yang luhur dan agung, the great Islamic civilization. Peradaban Islam telah menjadi inspirasi bagi peradaban-peradaban lain yang berkembang saat itu. Peradaban Islam juga telah berhasil mewariskan sistem dan tata nilai kemanusiaan yang diteladani oleh umat dan bangsa lain di muka bumi ini. Peradaban Islam telah menjadi bagian dari peradaban umat manusia, yang terus tumbuh dan berkembang.

 

Hadirin dan hadirat yang saya hormati,

 

Saat ini dan ke depan, kita memiliki tugas sejarah untuk membangkitkan kembali peradaban Islam yang agung. Sebagai sebuah bangsa, dengan jumlah penganut Islam terbesar di dunia, kita harus mampu memberikan sumbangan bagi kemanusiaan dan peradaban. Kita harus menjadi pelopor dalam pembangunan kesetaraan, kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan. Kita harus memiliki keunggulan dalam peningkatan daya saing dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita dapat berada di garda terdepan jika mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan. Jika kita hanya memiliki keunggulan iman dan takwa, tetapi tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kita akan selalu tergantung pada bangsa-bangsa lain, terbelenggu dan terpinggirkan dalam percaturan global, hari demi hari, kita akan mendapatkan masalah baru tanpa kemampuan untuk memecahkannya.

 

Sebaliknya, jika kita hanya unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi kering dari iman dan takwa, kering rohani, kita akan menjadi bangsa yang arogan, tersesat, dan tidak tentram. Barangkali, kita hanya mengejar kesenangan duniawi, hidup hedonistik, penuh dengan kerakusan yang merusak alam semesta ciptaan Tuhan. Di sinilah pentingnya mengembangkan kesadaran wahyu memandu ilmu.

 

Melalui peradaban Islam yang sejati, insya Allah kita dapat menciptakan harmoni antar peradaban, harmony among civilizations. Bukannya menimbulkan benturan antar peradaban, clash of civilizations. Harmoni yang bersumber dari ajaran Islam yang luhur dan agung, ajaran yang mengedepankan nilai-nilai kasih sayang, perdamaian, dan pendekatan yang penuh keadaban, serta kehidupan bermasyarakat yang membawa berkah dan rahmat.

 

Hadirin dan hadirat yang saya muliakan,

 

Mengakhiri sambutan ini, saya mengajak hadirin dan hadirat sekalian, kaum muslimin dan muslimat di seluruh tanah air, untuk mengembangkan masyarakat muslim yang berilmu dan berwawasan luas, berakhlak mulia, tolerance, dan berperadaban tinggi. Mari kita ciptakan tatanan masyarakat yang beriman, berilmu, dan rasional, sebagai ciri dari bangsa yang religius dan berdaya saing tinggi. Mari kita mantapkan penyelarasan antara pemahaman wahyu yang penuh hikmah dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang penuh manfaat. Mari kita kedepankan pikiran yang terang, cara pandang yang positif, sikap yang penuh optimisme, dan pola hidup bermasyarakat yang tolerance. Mari kita cegah dan hindari bentuk radikalisme dan anarkisme. Mari kita budayakan sikap dan perilaku hidup yang penuh keikhlasan, kejujuran, peduli lingkungan, dan rasa tanggung jawab, utamanya terhadap masa depan generasi yang akan datang.

 

Kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat di seluruh tanah air, pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak Saudara-saudara, untuk terus menyuburkan nilai-nilai keteladanan yang berbasis pada pemaknaan wahyu illahi yang penuh hikmah. Berikan pencerahan kepada segenap warga bangsa, bahwa memberikan yang terbaik bagi pembangunan, bagi umat, dan bagi bangsa kita ke depan adalah wujud dari ibadah kepada Allah SWT.

 

Melalui momentum peringatan Isra' Mi'raj tahun ini, sekali lagi, mari kita tingkatkan kesadaran mengenai pentingnya wahyu memandu ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan, petunjuk, dan perlindungannya kepada kita semua dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dalam menanamkan sikap hidup luhur untuk kemaslahatan umat, rakyat, bangsa, dan negara yang kita cintai. Terima kasih.


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI