Sambutan Presiden RI pd Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1435, di Bogor, tgl. 28 Mei 2014
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERINGATAN ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW TAHUN 1435 H/2014 M
DI ISTANA BOGOR
TANGGAL 28 MEI 2014
Â
Â
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Hadirin dan hadirat sekalianyang saya hormati,
Saudara-saudara Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air yang saya cintai,
Â
Mengawali sambutan ini, saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, pada malam yang khidmat ini kita dapat kembali menghadiri peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Tahun 1435 Hijriyah di Istana Bogor.
Shalawat dan salam, semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikut Rasulullah dan InsyaAllah termasuk kita semua hingga akhir zaman.
Â
Hadirin yang saya muliakan,
Setelah kita mendengar dan menyimak dengan seksama uraian hikmah Isra Mi'raj yang disampaikan tadi oleh Prof. Dr. Ir. Hery Harjono, kita dapat memetik pelajaran dan hikmah dari peristiwa yang sangat bersejarah dan yang sarat makna serta nilai-nilai illahiah dan ilmiah.
Dengan mengangkat tema: "Isra Mi'raj dalam Perspektif Sains dan Teknologi" kita mendapat pencerahan, pencerdasan,  dan pemahaman makna peristiwa Isra Mi'raj dari perspektif ilmiah. Pemahaman peristiwa IsraMi'raj memang terus berkembang seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, yang ditandai oleh temuan-temuan baru yang makin sejalan dengan apa yang tertuang dalam Al-Qur'an. Hikmah yang makin menegaskan bahwa Al Qur'an berisi tuntunan ajaran agama yang bersifat rasional. Ajaran yang mengajak umatnya untuk mengedepankan akal dan kecerdasan berpikir secara seimbang, dengan penerapan nilai-nilai universal ajaran illahi.
Sejak berabad-abad silam, penelitian dan pengkajian peristiwa Isra Mi'raj telah dilakukan oleh para ilmuwan dan agamawan. Mereka terus melakukan riset mendalam, baik dalam perspektif keagamaan maupun sains dan teknologi. Isra Mi'raj merupakan peristiwa besar yang terus mendorong ke arah pemahaman ciptaan Allah secara lebih akurat dari waktu ke waktu, dari zaman ke zaman.
Â
Saudara-saudara,
Hikmah peringatan Isra Mi'raj, disamping memperteguh keimanan dan ketakwaan umat Islam, juga membangkitkan semangat keilmuan dan pengetahuan umat dalam menguak misteri dan potensi alam semesta, ciptaan Allah SWT. Keberimbangan antara kedalaman iman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menghadirkan harapan terus berkembangnya kehidupan dunia yang maju dan bermartabat. Keseimbangan yang memberi harapan bagi terwujudnya kehidupan yang sejahtera dan berkeadilan, dalam cahaya kebesaran dan rahmat Allah SWT.
Dalam kaitan itulah, peringatan Isra Mi'raj yang kita selenggarakan setiap tanggal 27 Rajab, selain untuk menyemarakkan syi'ar Islam, juga untuk memperkokoh keyakinan iman kita kepada Allah SWT. Dalam peringatan ini, kita mengingat kembali perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di kota Mekkah ke Masjidil Aqso di Palestina, lalu naik ke derajat yang paling tinggi di Sidratul Muntaha. Perjalanan yang harus diyakini dengan keyakinan iman, serta didekati dengan pendekatan illahiah dan ilmiah.
Isra Mi'raj memberi pelajaran yang mendalam kepada kita, bahwa Allah SWT akan senantiasa hadir menyemangati siapapun yang sungguh-sungguh berjuang di jalan-Nya,dengan ketulusan dan kesabaran. Allah SWT meng-Isra-Mi'raj-kan Nabi Muhammad SAW disaat beliau dalam kegundahan karena mengalami ujian berat, Â dengan wafatnya Siti Khadijah, isteri beliau, dan Abu Thalib, paman beliau, yang gigih menjadi pendamping dan pelindung setianya dalam perjuangan mengemban tugas kerasulannya, khususnya dalam menghadapi kerasnya tantangan dari kaum kafir quraisy. Dengan demikian, Â Isra Mi'raj memberi pelajaran penting bahwa Allah SWT akan senantiasa hadir memperteguh keyakinan dan semangat juang bagi siapapun, yang bekerja keras dan berjuang di jalan Allah SWT.
Â
Hadirin dan Hadirat sekalian yang saya muliakan,
Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW tahun ini, kita peringati di saat bangsa kita menghadapi peristiwa penting, yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Sebelumnya, alhamdulillah kita sudah berhasil melaksanakan Pemilu Legislatif, yang telah menghasilkan calon-calon anggota legislatif pilihan rakyat, baik para anggota DPR-RI, DPD-RI, maupun DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Insya Allah pada bulan Juli  mendatang, kita akan memilih presiden dan wakil presiden untuk masa bakti tahun 2014 hingga 2019. Kita semua memahami, bahwa memilih pemimpin adalah sebuah amanah dalam mewujudkan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara, menuju masa depan yang lebih baik.
Sering saya kemukakan, bahwa demokrasi yang hendak kita bangun adalah demokrasi yang menjunjung tinggi amanah dan akhlaqul karimah. Demokrasi yang membawa manfaat, demokrasi yang santun, demokrasi yang tertib, dan demokrasi yang mencerdaskan. Apa yang akan dilakukan oleh bangsa ini dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden mendatangkan menjadi bagian penting dalam pematangan dan peningkatan kualitas demokrasi kita. Cara-cara berkampanye yang tidak baik, tidak tertib, dan menabrak etika dan batas-batas kepatutan mesti dapat dicegah, karena tidak sejalan dengan kehendak kita untuk menghadirkan politik dan demokrasi yang makin maju dan berkeadaban.
Â
Saudara-saudara,
Presiden dan wakil presiden akan terus berganti setiap lima tahun, akan tetapi kesinambungan upaya untuk membangun dan memajukan bangsa ini, tidak boleh terhenti. Pemimpin akan terus datang dan pergi, leaders come and go. Tetapi negara dan pemerintahan akan tetap ada, dan harus terus dipimpin dalam melanjutkan agenda-agenda pembangunan dalam sebuah kesinambungan.
Â
Bagi presiden dan wakil presiden yang terpilih dalam Pilpres 2014 yang akan datang, tentulah wajib mengayomi, memajukan, dan mensejahterakan kehidupan seluruh rakyatnya, tidak terkecuali, termasuk kepada mereka yang tidak mendukung atau memilihnya. Pemimpin harus menyayangi dan bersikap adil kepada rakyatnya, siapapun dia. Itulah etika politik yang perlu dijunjung tinggi demi kebaikan bangsa dan negara ke depan.
Oleh karena itu, dalam pemilihan presiden dan wakil presiden yang sudah mulai dirasakan kompetisinya saat ini, tentu tidak boleh diwarnai oleh saling fitnah, saling merusak, dan saling menghancurkan.
Ajaran agama mana pun pasti melarang umatnya untuk mengeluarkan fitnah dan caci maki. Tidak sedikit firman Allah dan hadis Rasulullah yang berkaitan dengan larangan terhadap tindakan yang tidak terpuji ini. Kita juga sering mendengar kata-kata "fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan". Karena itulah, dalam proses pemilihan presiden dan wakil presiden yang kita jalani bersama dalam bulan-bulan mendatang, mari kita jauhi situasi yang penuh dengan fitnah-memfitnah. Berkompetisi tentu tidak harus diwarnai oleh caci maki. Mari kita kedepankan etika dan moral bangsa kita yang luhur dan mulia.
Bertautan dengan topik yang tengah saya sampaikan ini, di malam yang penuh makna dan tuntunan illahi ini, marilah kita simak firman Allah yang tertera dalam Al-Qur'an Surat 49, Al Hujurat ayat 6, yang artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan atau kecerobohan, yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu". Ini menandakan betapa Islam sangat membenci fitnah dan sekaligus para juru fitnah.
Sementara itu, Allah juga tidak menyukai kaum yang suka dan mudah memperolok-olok kaum yang lain. Surat 49, Al Hujurat ayat 11 mengatakan, saya baca terjemahannya "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain, karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk atau fasik setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Saya ingin melengkapi kedua ayat dalam Surat Al Hujurat tadi dengan ayat yang lain, tentang tidak baiknya orang mudah berprasangka, "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang".  Al Qur'an Surat 49, Al Hujurat ayat 12.
Kesemua firman yang terkandung dalam Surat Al Hujurat tersebut tampak relevan dengan situasi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat saat ini, terutama ketika rakyat Indonesia tengah menghadapi pemilihan presiden beberapa minggu mendatang.
Islam mengajarkan kepada kita untuk berhubungan dengan baik antarsesama umat manusia.  Hablumminannas harus kita tunjukkan dalam kehidupan sosial, kehidupan politik, serta kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita harus senantiasa menjalin silaturahim, baik antara pemimpin, masyarakat, dan segenap komponen bangsa dalam suasana  yang teduh dan penuh kedamaian. Islam juga mengajarkan hubungan baik dengan Allah SWT. "Hablumminallah" sesungguhnya dapat kita tunjukkan melalui tanggung jawab kita sebagai pemimpin, tidak hanya kepada rakyat, tetapi juga juga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ke depan, Saudara-saudara, dengan selesainya keseluruhan proses pemilu ini, kita semua harus dapat bersatu kembali untuk melanjutkan pembangunan bangsa. Mari kita mulai menghapus jarak yang terjadi selama berkompetisi. Tak baik kita memelihara dendam dan permusuhan dengan sesama. Tak bijak kita mewariskan dendam dan permusuhan itu kepada generasi-generasimendatang. Mari kita bangun kembali harmoni dan kebersamaan di antara segenap warga bangsa, kebersamaan yang dibangun atas dasar persaudaraan, solidaritas, serta ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah. Mari kita buktikan, bahwa demokrasi kita, demokrasi bangsa Indonesia, adalah demokrasi yang makin matang,  dan demokrasi yang penuh keadaban.
Oleh karena itu pula, siapapun nantinya yang akan terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, marilah kita dukung dan kita doakan, semoga beliau dapat mengemban amanat dan tugas yang tidak ringan itu dengan sebaik-baiknya, dalam rahmat dan ridha Allah SWT.
Â
Saudara-saudara Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh Tanah Air,
Hadirin dan Hadirat yang saya muliakan,
Â
Mengakhiri sambutan ini, saya mengajak kepada umat Islam di seluruh Tanah Air untuk senantiasa memperteguh keyakinan dan semangat kita untuk melanjutkan pembangunan bangsa dan negara ke arah yang lebih maju. Mari kita bangun negeri kita dengan kebersihan jiwa dan kesucian nurani, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW agar bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.
Sesungguhnya masa depan bangsa dan negara kita berada di tangan kita semua. Mari kita berupaya dan bekerja keras untuk mewujudkan Indonesia yang makin maju, makin adil, dan makin sejahtera. Ingatlah, Tuhan tidak akan mengubah nasib dan masa depan bangsa kita, bangsa Indonesia yang besar ini, kecuali kita sendiri yang mengubahnya, tentu dengan izin dan pertolongan Allah SWT.
Sekalilagi,marikita bangun tatanan masyarakat berilmu sebagai ciri dari bangsa yang berdaya saing tinggi yang mampu membawa kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan menuju masyarakat Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur.
Semoga Allah SWT mengabulkan niat baik dan cita-cita mulia ini, dengan  bimbingan, petunjuk dan perlindungan-Nya kepada kita sekalian, dalam membangun hari esok yang lebih cerah dan gemilang.
Â
Terima kasih,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
KementerianSekretariat Negara RI